0.2

16K 901 5
                                    

"Ky... Rifky" panggil Farel sambil menggoyang tubuhnya pelan. Tak ada sahutan, malah dengkuran kecil yang terdengar menandakan ia masih pulas tertidur.

"Rifky... Ky bangun Ky, udah pulang" panggilnya lagi, namun tetap Rifky tak kunjung bangun dari tidurnya. Bahkan sudah ditepuk pipinya berulang ulang cowok manis itu belum juga membuka mata.

Farel pun menatapnya. Bulu mata lentik, pipi chubby dengan bibirnya yang kecil membuat Rifky lebih menggemaskan dari biasanya dan ingin sekali Farel menerkam cowok itu.

"Eghhhhh.." Rifky mulai menggeliat, mengganti posisi lalu melanjutkan tidur tanpa mau bangun.

"Dasar kebo..." gumam Farel gemas. Karna tak ingin menunggu waktu lama karna membangunkan Rifky, akhirnya Farel mulai mengangkat tubuh cowok itu dan membawanya ke mobil.

"Lho? Den, itu den Rifky kenapa?" tanya Pak Agus, satpam yang hari ini sedang bertugas.

"Tidur Pak, oh ya saya nitip motornya Rifky ya" ucap Farel yang diangguki oleh Pak Agus.

"Siap den"

Farel membuka pintu mobilnya, menaruh tubuh kecil Rifky lalu memasangkan seat belt dengan hati hati agar si manis tidak terbangun.

Setalah itu Farel pun masuk ke dalam mobil dan menjalankannya menuju apartemennya.










Cklek!

Farel membuka pintu apartemennya dengan menggendong Rifky dan juga tasnya di pundak kanan.

Ia merebahkan badan Rifky di atas kasurnya. Lalu mengatur nafasnya yang ga karuan, ngegendong dari lantai 1 ke lantai 15 tuh ga gampang coy walau make lift!

"Eghhhhh..."

Rifky menggeliat, ngucek ngucek matanya dan kemudian membuka matanya perlahan.

"Rel? Gua dimana?" tanya Rifky setengah sadar, dia celingukan karna dia yakin itu bukan kamar tidurnya.

"Di apartemen gua"

Rifky perlahan duduk. "Kok bisa?"

"Tadi lu tidur, ga bangun bangun yaudah gua bawa kesini" jawab Farel.

"Kenapa ga bawa pulang aja?"

Farel menghela nafas. "Kalo lu cewek juga udah gua bawa ke rumah lu"

Rifky terdiam.

"Yaudah gih, sana buruan mandi. Ntar pake baju gua dulu" perintah Farel yang kemudian keluar dari kamar.










Rifky udah selesai mandi, juga udah ganti baju pake bajunya Farel yang sebenernya kegedean di dia dan bikin dia kayak anak TK. Tapi gapapa daripada harus pake seragam.

Dia keluar kamar, nyamperin Farel yang lagi masak sesuatu di dapur.

"Rel.."

Farel menoleh, menatap Rifky yang tampak lebih... (menggemaskan?) memakai kaus hitamnya yang kebesaran.

"Lucu" gumam Farel pelan namun terdengar samar samar oleh Rifky.

"Ha? Lu ngomong apa?"

Farel menggeleng cepat. "Bukan apa apa, yaudah nih makan"

Farel menuangkan mi goreng ke dalam piring lalu memberikannya ke Rifky. Dia juga menuangkan untuknya.

"Maap cuma ada mie, belom belanja soalnya" ucap Farel.

Rifky mengangguk. "Gapapa, maap ngerepotin lu terus"

"Baru nyadar? aw!"

"Ngeselin banget si lu!!" ucap Rifky sambil mencubit kencang perut Farel hingga sang empu meringis.

"Bercanda Ky..."

Mereka pun makan dengan khidmat walau ada beberapa ocehan Rifky yang dijawab oleh Farel dan berakhir dicubit Rifky juga.


Saat ini mereka sedang menikmati sepoinya angin di balkon kamar. Farel juga sudah mandi dan berganti memakai kaos yang sama dengan Rifky.

"Dingin banget si disini... Lo sering apa Rel kayak gini??" tanya Rifky sambil menggosokkan kedua tangannya.

"Ga sering si, kalo lagi suntuk aja"

Rifky menatap Farel. Menatap wajah cowok itu, yang sepertinya menyimpan banyak kesedihan. Tangannya mungil nya pun menyentuh punggung Farel lalu mengelusnya pelan.

"Kalo ada masalah, lu cerita ke gua ya Rel. Jangan dipendem, ntar sakit" ucap Rifky sambil tersenyum, apalagi saat Farel menatapnya juga.

Anehnya, Farel yang awalnya tak apa apa tiba tiba matanya meneteskan air mata. Walau lampu balkon tak dinyalakan namun Rifky dapat menyadari semua itu, menyadari bahwa Farel sedang menangis.

"Gua ada disini ama lu, lu ga sendirian Rel... Gua bakal selalu nemenin lu" ucap Rifky lagi, membuat air mata Farel tak kunjung berhenti mengalir.

Farel buru buru menghapusnya, tak ingin terlihat lemah dihadapan Rifky.

"Lucu deh orang kayak lu, nangis nangis aja kali gabakal gua ketawain kok"

"Siapa yang nangis?" jawab Farel sambil membuang mukanya.

Rifky tertawa kecil. Dasar gengsian!! Udah kepergok masih aja gamau ngaku!!

"Masuk, anginnya makin dingin. Ntar sakit"  ucap Farel yang kemudian masuk kedalam meninggalkan Rifky yang masih berdiri di balkon.

"Dasar gengsian!!! Nangis aja pake malu!!"  teriak Rifky yang disambut kekehannya dan langsung mengikuti Farel ke dalam.


Farifky [[BoyxBoy]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang