Rifky masih ada di apartemen Farel. Tadi dia ijin bentar buat beli oralit di apotek bawah.
"Nih minum" ucap Rifky kepada Farel yang baru keluar dari kamar mandi.
"Itu apa?"
"Oralit, minum biar lu ga dehidrasi"
Farel menatap gelas berisi oralit yang Rifky bilang. "Ga enak ah, gabisa dituker sama kopi?"
"Melucu ya kamu bangsat"
"Ck! Mulutnya mau dicipok? Yaudah sini, makasih" Farel langsung menenggak cairan itu sampai habis lalu duduk disamping Rifky lagi.
"Capek yya?"
"Banget, dari berbentuk, cair ampe gaada yang dikeluarin tetap aja ga ilang sakitnya shh..." ucap Farel, ia mengelus perutnya yang masih sedikit mules itu.
"Sorry..."
Farel tersenyum. "Gapapa kan gua bilang, jangan minta maaf mulu bukan lebaran soalnya"
"Apaan si lu, gua serius nih"
"Gua juga serius, lebaran masih taun depan" jawab Farel dengan tawa singkat.
"Peluk^" Rifky merentangkan tangannya lalu memeluk badan bongsor Farel.
"Gua mau nanya" ucap Farel diposisi yang sama.
Rifky melepas pelukannya. "Nanya apa?"
"Anak baru yang ngasih lu bekel itu cewek?"
"Ya iyalah, masa iya cowok"
Mulut Farel membulat. "Lu suka ama dia?"
"Suka. Suka banget malah udah cantik, putih, beuhhhh idaman banget ga si? Kayaknya gua bakal macarin dia deh, berhubung dia juga kayaknya suka sama gua"
Ucap Rifky yang membuat Farel menatapnya tajam. "Haha, engga napa bercanda Rel.... Ga suka gua, risih ngejar gua mulu soalnya"
"Oh ya?"
Rifky mengangguk. "Kayak pick me girl gitu lah, hiiihhh... Ilfeel gua yang ada"
"Kalo lu sampe suka? Bisa aja kan" tanya Farel lagi.
Rifky ketawa lepas. Muka Farel tuh kalo cemburu keliatan banget, makanya Rifky suka ngetawain dia kalo detik detik mulai cemburu.
"Engga Farel Angkasaaa... Kan gua cuma suka ama lu doang" Rifky kembali memeluk tubuh Farel, lalu menyembunyikan kepalanya di leher cowok itu.
"Yakin?"
Rifky mengangguk. Cowok itu pun mengecup singkat bibir Farel, membuat cowok itu terdiam. "Udah puas sama jawabannya?"
"Belom"
Seringai tajam pun terukir dibibirnya. Ia langsung menarik wajah Rifky lalu melumat bibir manisnya lembut. Hanya lumatan kecil tak ada nafsu untuk kali ini karn tiba tiba perutnya kembali bergemuruh.
"Akh... Shit!" dengan buru buru ia kembali berlari menuju kamar mandi meninggalkan Rifky sendirian yang tengah menertawai dirinya.
"Haha.. rasain sakit perut lagi kan? Main asal nyipok nyipok aja si...."
'kan sakit perut juga gara gara elu Ky..' - Mimin
'eh iya ya? Shutt! Jangan diingetin lagi napa Min!' - Rifky
Rifky and the geng berjalan mengendap endap di koridor sekolah. Mereka berniat buat bolos dari pelajaran karna Rifky yang ngajakin.
'lah kok gua?!' - rifky
"Eh Ky, tapi lu bener kan gabakal ada si Farel?" bisik Ilham. Dia ga mau ketauan sama si ketos itu dan dibawa ke ruang OSIS. Bosen.
"Engga, dia tuh lagi diare gabakal masuk sekolah" jawab Rifky sekenanya.
"Diare? Kok lu tau dia lagi diare?" Rifky menoleh mendengar pertanyaan Revan.
"Iya, kok lu tau dia lagi sakit? Lu deket sama dia?"
Kini keempat temannya menatap bingung kearahnya yang membuatnya mati kutu."Ummmm.. iya kemaren gua... Gua denger aja dari cewek cewek fansnya dia, tau lah fans nya dia sebanyak apa, iya gitu..." sebenarnya Rifky tampak ragu akan jawabannya. Tapi untunglah teman temannya rada oon jadi gampang buat dibegoin.
"Ouhhhh, bagus deh kalo gitu... Eh pak Agung anjir!" mereka segera bersembunyi saat melihat si guru Agama itu berjalan searah dengan mereka.
"hufttt.. untung aja tu guru ga liat kita, bisa berabe entar" ucap Fakhri lega, mereka pun perlahan keluar dari tempat persembunyiannya dengan mulut yang masih mengucap kata syukur.
"Hooh.. mungkin Allah masih memberikan kita kesempatan untuk-"
"Mau kemana kalian?"
Suara berat itu sontak membuat langkah mereka berhenti. Dengan perasaan campur aduk mereka menoleh ke belakang dengan hati hati.
Itu Farel.
"Ehhh Rel, lo disini" Farel hanya menatap mereka datar.
"Hehe... Serem amat lu" lirih Revan yang masih terdengar oleh Farel.
Farel hanya mengangkat satu alisnya membuat Rifky and the geng meringis, melihat tatapan mematikannya itu.
"Ck! Iya oke kita bolos dan lu mau apa sekarang?" tanya Rifky.
sungguh pertanyaan bodoh! Farel masih menatap kelima cowok badung didepannya itu.
"Ke lapangan sekarang"
Singkat padat dan jelas, tapi ntah kenapa mereka menurut. Mereka berlima pun membuntuti Farel menuju lapangan upacara walau mulutnya sibuk menyumpah serapahi Rifky karna terlalu percaya diri meyakinkan bahwa Farel tak akan ada di sekolah.
"Sekarang hormat ke bendera sampe istirahat pertama mulai, dan lu Rifky" Farel memutuskan ucapannya sejenak.
"Selesai istirahat temuin gua lagi di ruang OSIS"
"Lah kok gua doang?!" protesnya tak terima.
Farel mengangkat alisnya. "Kenapa?"
"Yya masa gua doang yang disuruh?! Ga adil lah! Hukuman gua kok dobel" Rifky masih tetap pada ucapannya.
"Karna gua yakin ini semua ide lu, gausah banyak omong lakuin apa yang gua suruh" setelah berbicara Farel pun melegang pergi menuju kelasnya.
Rifky melongo tak percaya. Ia pun menendang tanah yang dipijaknya.
"ARGHHHH! Farel anjing!" umpatnya kesal.
"Sabar sabar Ky" ucap Ilham mengelus pundak Rifky. "Eh tapi gua setuju si ama Farel"
Rifky menatapnya seolah berkata setuju gimana?!
"Yya kan kita dihukum gara gara lu, kalo lu ga ngomong ga bakal ada Farel kita juga ogah si bolos kayak gini, nyari mati" ucap Amar yang disetujui oleh yang lainnya.
"Nahh bener tuhhh, jadi terima aja yya hahaha"
"Bangsat!"
![](https://img.wattpad.com/cover/309671653-288-k654736.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Farifky [[BoyxBoy]]
Teen FictionFarel Angkasa, ketua OSIS di SMA Garuda yang dikenal cuek dan dingin. Ia hanya bicara sedikit atau bahkan hampir tak pernah berbicara. Benci orang yang banyak omong, dan tak suka keributan. Namun siapa sangka, dirinya akan berpacaran dengan Rifky C...