Okay|
Gua tunggu bayarannya|
(20.13)Mata Rifky membulat melihat chat terakhir Farel. Apa artinya Farel menunggu untuk bercipokan dengannya setiap hari?! Memang cowok gila!
Tak ingin membahasnya lagi, Rifky pun menutup ponselnya lalu bergegas keluar kamar saat suara ibunya sudah terdengar.
"Ehhhh mas, udah pulang gimana sekolahnya?" tanya Ibu saat Rifky turun dan mencium tangannya.
"Baik Bu, ada si masalah dikit" jawab Rifky.
"Dihh, lu mah tiap hari bikin masalah mulu bukan mas?" ucap Rachel yang membuat Rifky melotot kepadanya.
"E-engga kok Bun, apaan si lu tukang kompor!" sarkah Rifky.
"Dihhh kok malah jadi berantem si?! Udah yuk makan belum pada makan kan?" tanya ayah.
"Aku udah kok Yah, tadinya masakin buat mas juga eh ga dihargain" sindir Rachel karna Rifky tidak memakan makanan yang dia buat.
"Lahh... Engga gitu anjir, orang gua selesai mandi ibu udah Dateng"
"Nye nye nye... Males gua"
"Dihhhh, pundungan lu najis! Iya iya ntar gua makan makanannya"
"Ntar juga alesannya kenyang eh ngantuk deh, udah gua aja yang makan" ucap Rachel, sembari mengambil mangkuk berisi sup ayam buatannya menuju ruang tamu.
"Dih! Gajelas lu dasar pundungan!" teriak Rifky. "Ah bodoamat lah"
"Shut, mas ga boleh gitu. Minta maaf sama adeknya" suruh Ibu
"Ah males ah Bu, lagian mau dimakan malah dibawa ke ruang tamu" kesal Rifky, emang adek kakak sama aja gaada yang mau ngalah.
"Mas, minta maaf dulu sana. Emang ga kasian adek udah masak ga kamu makan?" kali ayah bersuara.
"Yya tapi kan Yah-"
"Nih tukeran, kamu kasih baksonya buat adek kamu kamu yang makan masakan dia" Ibu menyodorkan mangkuk berisi bakso yang tadi dibeli di luar.
"Ck... Yaudah deh" Rifky berjalan menuju ruang tamu menghampiri Rachel.
Langkah kaki Rifky yang lumayan berisik itu membuat Rachel menoleh. "Ngapain lu? Ga nerima ada yang makan disini"
"Nih tukeran, lu makan bakso punya gua gua makan masakan lu"
Rachel memutar bola matanya. "Gausah, udah mau abis juga makan aja bakso lu"
"Ck..." Rifky menghampiri Rachel. Yang disamperin cuma buang muka acuh.
"Siniin mangkoknya" pinta Rifky.
"Gausah!"
"Sini.." Rifky menarik paksa mangkok dari tangan adeknya hingga membuatnya kaget.
"Makan baksonya!"
Rachel mendecak. "Orang gua gamau, siniin anjing mangkok gua!"
"Bilangin Ibu ngomong kasar Ama masnya"
"Bodoamat...."
"Oh yaudah Ibu!! Rachel ngom-"
"Iya iya gua makan! Berisik lu kayak uke" Rachel yang akhirnya pasrah pun segera mengambil mangkok dari atas nakas.
Rifky tersenyum puas. Tangan kanannya pun mengacak rambut adeknya keras. "Good girl! Baru namanya adek gua haha"
"Rambut gua berantakan bangke!!!!"
Rifky berjalan di koridor kelasnya. Ia sendirian karna ia harus pergi ke toilet meninggalkan teman temannya yang masih berada di kantin.
Ia masuk pada salah 1 bilik toilet, setelah selesai menjawab panggilan alamnya ia pun segera mencuci tangan dan keluar dari sana.
"Hai Rifky.." sapa seseorang sembari menepuk pundaknya membuat ia menoleh.
Adel. lagi.
"Kamu sendirian? Temen temen kamu mana?" tanya Adel berlagak mencari cari keberadaan teman temannya.
Rifky membuang nafas kasarnya. "Gausah basa basi, kenapa nyari gua?"
Adel tersenyum ramah. "Ohhh, ini aku cuma mau ngasih ini aja kok tadi aku sengaja bangun pagi buat masakin bekel buat kamu. Dimakan yya"
Adel menyodorkan sebuah kotak makan biru ke hadapan Rifky yang hanya ditatap datar oleh sang empu.
"Terima yya Ky, makanannya emang ga special si cuma plisssss.." mohon Adel.
Rifky hanya menatap kotak bekal beserta pemiliknya itu. Tak ada niatan untuk menyentuhnya bahkan mengambilnya.
Tak lama Adel pun mengambil tangan Rifky yang ia sengaja masuki ke kantong celananya itu lalu meletakkan kotak diatasnya. "Buat kamu, terima yya aku mohon..." ucap Adel lagi.
Rifky masih menatapnya. Tak lama ia pun mengangguk. "Thanks"
Melihat itu senyuman Adel pun semakin mengembang. Rifky tak bicara apa apa lagi, ia segera melangkahkan kakinya meninggalkan cewek itu sendirian.
'selamat makan Rifky, selamat menikmati sakit perutmu itu'
Rifky berbelok menuju ruang OSIS. Ia sengaja kesana karna ia ingin bertemu dengan Farel.
"Ummm, nyari siapa kak?" tanya Mila yang baru saja keluar ruangan OSIS kepada Rifky. Mila tau Rifky yang suka dibawa Farel ke ruang OSIS karna kena masalah tapi biasanya kan harus digeret dulu masa iya sekarang berserah diri buat dihukum?!
"Eh, gua nyari Farel ada?"
Mila mengangguk. "Ada kok kak didalem mau aku panggilin?"
"Gausah, gua aja yang nyamperin thanks ya" ucap Rifky yang akhirnya masuk ke dalam.
"Rel^" panggil Rifky saat baru saja menutup pintu. Sosok yang merasa terpanggil pun mendangak kearah pintu.
"Eh Ky, ngapain?" tanya Farel sambil menutup beberapa map yang tadi dibacanya.
"Mau ketemu lu doang, gaboleh?"
"Yya ga gitu, kan nanya tumben mau kesini" jawab Farel, tangannya mengusap surai rambut pacarnya itu.
Rifky tersenyum, ia menyodorkan kotak bekal biru pemberian Adel ke hadapan Farel. "Buat lu"
"Buat gua?" kening Farel berkerut. "Dari siapa ini?"
"Yya dari gua lah! Udah buat lu makan, gua tau lu belom makan kan?"
Mata Farel masih menatap cowok dihadapannya. "Tumben banget, ga ada racunnya kan?"
Rifky mendecak. "Gaada anjir!! Udah makan sono, perlu gua suapin?"
"Boleh"
"Yeu maunya lu upil badak!" Rifky menoyor wajah Farel. "Makan Rel, ntar lu sakit gua yang repot"
"Sejak kapan gua ngerepotin lu? By the way thanks yya" ucap Farel sambil tersenyum. Ia mulai membuka kotak bekal tersebut lalu memakannya.
Rifky masih menatap Farel, cowok itu tampak sangat lapar dilihat dari cara makannya. Perlahan bibirnya tertarik untuk tersenyum kecil.
"Gua tau gua ganteng, gausah diliatin seintens itu juga kali" ucapan Farel sukses membuat Rifky tersadar dari lamunannya yang kemudian menarik kembali senyuman itu.
"Apaan si lu, dasar sok ganteng!"
"Ga sok ganteng juga gua udah ganteng kali Ky"
Rifky memasang raut wajah jijik. "Idihhhh gantengan juga gua kemana mana"
"Yakin ganteng? Manis bukan- awh!" ucapan Farel terputus saat Rifky mencubit kencang lengannya.
"Gua cowok Farel bangke!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Farifky [[BoyxBoy]]
Teen FictionFarel Angkasa, ketua OSIS di SMA Garuda yang dikenal cuek dan dingin. Ia hanya bicara sedikit atau bahkan hampir tak pernah berbicara. Benci orang yang banyak omong, dan tak suka keributan. Namun siapa sangka, dirinya akan berpacaran dengan Rifky C...