0.8

7.4K 474 27
                                    

Rifky berjalan lunglai menuju kelasnya. Pikirannya kosong, karena ia masih memikirkan ucapan Farel di gerbang tadi.

"Woy! KY, ngapa lu? Diem diem aja" sapa Ilham ketika Rifky membanting pantatnya di kursi.

"Tau, kenapa? Ditembak burung elang?" tambah Amar menimpali, ia meraba raba jidat Rifky memastikan temannya tidak apa apa.

Rifky mendorong tangan Amar kasar. "Gua gapapa goblok! Lagian gua masih suka manusia ya ngapain gua pacaran ama hewan"

"Gaenak banget si kata kata lu Ky" kritik Fakhri.

"Gaenak? Maksudnya?"

"Masa bahasanya suka sama manusia si, ama cewek kek, perawan kek, gadis kek, manusia tuh banyak KY cewe cowo namanya manusia masa iya lu juga suka cowok?" ucap Fakhri yang membuat Rifky terdiam.

"Yya ga gitu juga konsepnya..." ucap Rifky. "Lagian masa iya harus gua perjelas banget lu juga pasti tau lah ga mungkin gua suka ama cowok gila kali" sinis Rifky.

"Kali aja si Ky.. kali aja gitu lu khilap terus lupa gender trus pacaran deh ama cowo-awh babi!!" ucapan Revan dihadiahi jitakan Ilham.

"Tolol banget si lu! Gila kali si Rifky belok.. lu ga suka Ama cowok kan Ky?" tanyanya memastikan.

Rifky tertawa singkat. "Lucu lu semua! Kenapa pada nanya gitu si? Emang muka muka gua tuh ga keliatan kayak cowok ga waras?!"

"Kalo boleh jujur mah iya, soalnya jiwa uke lu keliatan si Ky"

"Si anjing!!!"

Setelah Rifky mengucapkan itu, Bu Hasti, guru pelajaran Biologi --pelajaran pertama-- datang memasuki kelas dengan suara pantopel khas miliknya.

"Selamat pagi semuanya.." sapa Bu Hasti lembut, beliau memang guru terbaik disekolah ini beliau tidak pernah marah sedikitpun walau terkadang murid muridnya nakal, dan tak memperhatikannya.

"Pagi buuu"

"Ok, dipelajaran pertama ibu ibu ingin menyampaikan amanat dari wali kelas kalian bahwa si pagi hari yang cerah ini kelas kalian akan kedatangan anak baru" jelas Bu Hasti seketika sekelas hening tak ada yang bicara, mengobrol bahkan berbisik bisik. Satu kelas itu pun senyap.

"Lho? Kok diem? Tepuk tangan dong.." ucap Bu Hasti. "Yasudah untuk mempersingkat waktu ibu akan mengijinkan anak baru itu untuk masuk, kamu yang didepan ayo sini masuk" panggil Bu Hasti kepada salah satu gadis berambut sepunggung dengan jaket berwarna merah marun.

Perlahan gadis itu melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas. Sepanjang ia berjalan, pandangan seluruh anak kelas baik perempuan maupun laki laki pun hanya tertuju pada gadis itu.

Parasnya cantik, kulitnya putih, hidung yang tak terlalu mancung serta bibir yang berwarna pink pucat membuat semuanya tak mengedarkan pandang darinya terkecuali Rifky. Cowok itu tampak acuh dengan pemandangan itu, ia memainkan pulpennya asal sambil menunggui gadis itu berbicara.

"Halo semuanya, nama gua Calista Adellia kalian bisa manggil gua Adel, asal gua dari Surabaya. Salam kenal" ucap gadis itu memperkenalkan dirinya. Suara juga cantik secantik wajahnya.

Semua murid pun menjawab sapaan itu dengan senyuman, candaan dan gombalan gombalan termasuk Ilham, Revan, dan Fakhri.

"shhhht! Udah udah, yaudah Adel sekarang kamu duduk disebelah Rifky ya karena cuma disitu bangku yang kosong" suruh Bu Hasti.

Awalnya Rifky ingin protes, ia tak mau duduk dengan siapa pun apalagi dengan gadis. Tapi ketiga temannya menyuruhnya diam, karena bagi mereka itu adalah kesempatan yang tak akan bisa datang dua kali. Yups, duduk di persis di depan dan disebelah gadis cantik.

Adel mengangguk, ia tak bertanya kepada Bu Hasti siapa yang bernama Rifky karena hanya dia sajalah satu satunya murid yang duduk seorang dia.

Adel tersenyum, kakinya melangkah ke arah bangku kosong sebelah Rifky yang terletak dibelakang.

"Hai, lu Rifky kan kenalin gua Adel" ucap Adel ramah sambil mengulurkan tangannya.

Rifky menatap tangan itu. Lalu memutar matanya malas. "Udah tau pas didepan" jawabnya singkat.

Adel tersenyum, saat ia ingin menarik tangannya.

"Yaudah kenalan sama gua aja, kenalin nama gua Ilham Pratama-"

"Gua Revano Rizaldi-"

"Gua Dafva Fakhri-"

"dan gua Amarafif Pangestu"

Keempat teman Rifky berebut uluran tangan itu membuat Adel kewalahan.

"Heh! Itu yang dibelakang ngapain? Jangan kebanyakan modus yya, sudah Adel kamu duduk saja ya" ucap Bu Hasti, Adel tersenyum kemudian mendudukkan pantatnya di bangku sebelah kanan Rifky yakni disebelah jalan.










Kring kring..

Bel istirahat berbunyi, murid murid pun berhamburan menuju kantin untuk jajan ataupun ghibah disana. Namun tidak pada kelas Rifky, ntar apa yang merasuki mereka semua kini mereka tampak asik dengan Adel.

"Del, rumahnya dimana?"

"Punya line ga?"

"Udh punya pacar belom?"

"Jadi pacar gua kuy!"

Kira kira begitulah ocehan dari murid murid kelas Rifky yang tampak menggerubungi meja Adel. Dan itu membuat Rifky emosi sendiri karena jalannya menuju kantin terhalangi.

"MINGGIR! Minggir ga lu semua, gua mau ke kantin!!" teriak Rifky sembari mendorong dorong orang yang menghalangi jalannya.

"Ck.... Apaan si lu Ky" celetuk Dimas menatap kesal Rifky yang tampak rusuh.

Rifky menatap cowok itu. "Heh, ini meja gua juga babi dan gua keberatan dengan adanya lu disini"

"Heh! Udh udh udh.... Ayo Ky, ngantin aja jangan ribut disini" ucap Ilham melerai keduanya. Ia menarik tangan Rifky menjauhi kerumunan itu.

Namun ada tangan lain yang menahannya. "Rifky, kamu mau ke kantin? Aku boleh ikut ga? Aku gatau dimana kantinnya" ucap Adel sembari menahan tangan kiri Rifky.

Rifky menatap tangan kecil itu kemudian melepasnya. "Lo bisa minta orang lain kan? Banyak kok yang mau nganterin lu" tolak Rifky mentah mentah yang kemudian berjalan meninggalkan Adel beserta fans fansnya.

Setelah Rifky pergi murid murid tadi mulai menawarkan untuk menemani Adel, mentraktirnya, dan lain lain. Tapi tentu ditolak oleh Adel. Manik matanya menatap lekat punggung Rifky yang perlahan menghilang di pintu kelas bersama Ilham.

'gua bakal dapetin lu Ky, tunggu aja'



Farifky [[BoyxBoy]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang