Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa/i pun bergembira termasuk kelas Rifky.
"Akhirnya kelar juga anjir sekolahan" ucap Ilham sembari meregangkan otot ototnya.
Revan mengangguk. "Iya woy... Dah suntuk banget gua ama mapel hari ini"
"Mau langsung balik apa gimana?" tanya Rifky.
"Nongkrong dulu kuy lah, dah lama kaga nongkrong bareng diluar sekolah" ajak Amar yang disetujui semuanya kecuali Fakhri.
"Yahhh gua gabisa, nyokap gua ada dirumah nih" ucapnya yang membuat teman temannya meledek.
"Ihhhhhh ada si anak mami gaessss" ledek Ilham.
"Utututututu... Pulang aja gih sana anak mami jangan lupa bobok siang yya haha" tambah Rifky yang membuat Fakhri gondok.
"Anjing lu semua!"
"Heh, anak mami gabole ngomong kasar mau mami sentil mulutnya?" kali ini Amar yang ngomong.
"Arghhh! Kek kon' lu semua, dah lah gua cabut duluan bye!" Fakhri pun bangkit dari duduknya meninggalkan mereka berempat yang masih terus terusan mengoloknya.
Memang dari mereka berlima hanya Fakhri yang jarang atau bahkan ga pernah ngumpul diluar jam sekolah. Karna maminya itu orang yang paling disiplin sama waktu jadi dia harus ngelakuin kegiatannya di waktu yang udh ditentuin.
"Fakhri Fakhri dah kelas sebelas masih aja kek anak TK baru masuk" ucap Amar sambil menatap kepergian Fakhri keluar kelas.
"Iya anjir terlalu strikperent"
"Eh udh yok ah cabut, kita nongki di starbak aja" usul Rifky.
"Bayarin bole lahh"
"Bayarin bayarin ntar gua bayarin kalo gua udh jadi suami Sisca khol" celetuk Rifky yang disambut derai tawa tiga temannya.
Baru saja Rifky ingin bangkit Adel menahan tangannya terlebih dulu.
"Rifky, kalian mau ke Starbucks yang deket halte itu kan? Aku ikut boleh ga, soalnya papa ga jemput" ucapnya yang masih memegang tangan Rifky.
Rifky menarik tangannya gusar. "Urusan gua gitu?"
"Ky... Gapapa kok Del ntar kamu nebeng gua aja" ucap Revan.
Rifky memutar matanya malas. Seketika moodnya pun hancur gara gara cewek itu.
"Dah lah ayo gece, keburu ga mood gua" ketus Rifky. Ia pun segera berjalan duluan meninggalkan yang lain.
Melihat itu mereka pun merasa tidak enak pada Adel. "Aduh Del, maapin yya ga enakan gua nih" ucap Amar.
Adel tersenyum simpul. "Gapapa kok, tapi beneran aku boleh ikut?"
"Wissss... Ya gapapa... Mau ngintilin kita kemana aja pun aku rela!!" ujar Ilham yang disoraki yang lainnya.
"Wuuuuu!! Modus aja lu buaya!"
Adel tersenyum mendengarnya. Tapi kemudian senyuman itu perlahan pudar.
'yakin kamu gamau nerima aku? Aku bakal bikin kamu jatuh ke aku selamanya Rifky'
Mereka berempat eh berlima sama Adel pun sampai di Starbucks yang dimaksud.
"Makasih ya Ham, maaf ngerepotin kamu" ucap Adel lembut yang membuat Ilham klepek klepek.
"Iya, santai aja Del. Apasi yang engga buat kamu ahayyyyy"
"Huuuuu, najisun lu babi!" sorak yang lainnya minus Rifky. Cowok itu masih ga mood sama suasana sekarang.
Adel tersenyum. "Ummm yaudah aku duluan ya semuanya selamat bersenang senang" ucap Adel yang diangguki Ilham, Revan, dan juga Amar.
"Ky..." Rifky melirik sinis. "Aku duluan yya"
Rifky tak menggubris ucapan Adel, ia hanya memutar bola matanya malas saat gadis itu berpamitan padanya.
Mereka berempat pun segera masuk ke dalam cafe itu. Bercanda ria dan mengobrolkan hal hal yang bermacam macam sampai jam menunjukkan pukul 7 malam.
Rifky melirik arloji di tangan kanannya. "Anjir, udh jam segini coy balik yuk ah ntar nyokap ngamuk aja" ucap Rifky.
"Yaelah... Bentar lagi dong" ucap Amar.
"Gada gada gada.. ayo balik balik balik ntar bonyok lu panik anaknya belom balik"
Akhirnya dengan langkah malas mereka berjalan pergi meninggalkan cafe itu.
Rifky menaiki motor ninjanya birunya. Setelah berpamitan singkat dengan Ilham, Revan, dan Amar ia pun mengegas motornya menuju rumah tercintanya.
"Assalamualaikum, excuse me anybody home?" teriak Rifky saat membuka pintu rumahnya.
"Berisik monyet! Lu pikir ini hutan?!" kesal Rachel, adik Rifky sembari berjalan menuju sofa untuk menonton TV.
"Yeu bocil songong lu ama gua! Ibu mana?"
Rachel menekan tombol remote. "Ibu lagi reuni sama temen kuliahnya. Udah sono lu makan, gua dah masak"
"Widihhhhh... Masak lu cil? Enak kaga?"
"Bacot lu yya mas! Udah ah sana ganggu gua nonton" sinis Rachel. Rifky hanya mencibir saat adiknya mengomel karna katanya mengganggunya saat menonton salah sat drama korea.
"Yeu! Plastik aja ditonton, punya mas seganteng gini ga pernah tuh dipuji puji" ucap Rifky yang membuat Rachel menoleh dengan memasang wajah jijik.
"What the hell?! Gantengan juga bias gua kemana mana anjirr udah sana mas!!!!!!" teriak Rachel ngusir. Rifky cuma terkekeh, menjahili Rachel adalah salah satu hobinya yang paling sering dia lakuin.
Rifky berjalan menuju kamarnya di lantai dua bersebrangan dengan kamar Rachel. Ia membuka pintu kamarnya, mengganti seragamnya lalu membersihkan badannya sebelum naik ke atas kasur.
Setelah mandi ia baru merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia membuka handphone nya membuka line.
|Rell_Farel_|
Ky|
Dah balik?|
(14.35)|Ehhh sorry Rel
|Iya udah baru nyampe
(20.07)D
arimana emang?|
(20.09)|Hehe abis nongki ama temen
|Maap yaa
(20.09)Gapapa|
Asal tau waktu|
(20.10)|Pasti lah
|Udh makan?
(20.10)Belom laper|
Kapan mau belajar MTK?|
(20.10)Rifky meringis melihat pesan Farel. Dia sebenarnya mau buru buru belajar cuma bayarannya itu lho yang bikin dia ga mood buat ngelakuin itu.
|Eheeeee😆
|Nanti aja deh
(20.12)Kenapa?|
Keberatan sama bayaran?|
(20.12)|Engga
|Kata siapa Lo? Cuma ga mood aja
|Ntar deh kalo udh mood lagi
(20.13)Okay|
Gua tunggu bayarannya|
(20.13)
KAMU SEDANG MEMBACA
Farifky [[BoyxBoy]]
Teen FictionFarel Angkasa, ketua OSIS di SMA Garuda yang dikenal cuek dan dingin. Ia hanya bicara sedikit atau bahkan hampir tak pernah berbicara. Benci orang yang banyak omong, dan tak suka keributan. Namun siapa sangka, dirinya akan berpacaran dengan Rifky C...