One

137 11 8
                                    

-- Tahun 2012 --

Pagi hari ini rintik hujan sudah turun dari langit. Hawa dingin membuat siapa saja akan merasa malas untuk bisa melakukan aktivitasnya di luar rumah. Namun banyak juga yang tidak terganggu dengan hal itu dan masih bisa berjalan bebas di bawah payung yang membantu untuk menghalangi air hujan tadi.

"Jangan pulang terlambat lagi hari ini. Kita harus bersama-sama memberikan hadiah pada Hayoung nanti" Ucap seorang wanita di hadapan suaminya.

"Semua pekerjaan sudah di atur dan aku tidak bisa pulang lebih awal kalau masih ada yang harus dikerjakan"

"Setidaknya cobalah untuk menyelesaikannya lebih cepat. Kita selalu terlambat merayakan ulang tahunnya seperti ini"

"Dia sudah cukup besar untuk mendapat perayaan ulang tahun"

"Tidak apa. Hadiah kamera darimu beberapa tahun yang lalu masih digunakannya sampai sekarang. Kita harus memberikan apresiasi padanya karena Hayoung kembali mendapat nilai tertinggi di ujian kemarin"

"Benarkah?"

"Iya. Dia memberikan kertas ujiannya semalam padaku"

"Ada dimana dia sekarang? Aku juga ingin melihatnya"

"Hayoung sudah berangkat lebih dulu untuk membantu temannya mengerjakan tugas di sekolah. Bukankah anak kita tumbuh dengan baik? Dia bisa masuk ke universitas favorit kalau tetap mempertahankan prestasinya seperti itu"

"Benar. Aku harap dia tetap seperti itu sampai lulus sekolah nanti"

Pasangan suami-istri itu tampak tidak berhenti membicarakan perkembangan anak mereka satu-satunya. Mereka memiliki harapan yang besar dan selalu memberikan yang terbaik untuk Hayoung sampai saat ini. Namun sepertinya sang anak mempunyai rahasia yang cukup mengejutkan dan belum diketahui kedua orang tuanya sejak lama.

Seorang siswi dengan sudah mengenakan seragam dan tambahan jaket terlihat berlari di tengah rintiknya hujan. Dia sangat terburu-buru sampai bisa mengabaikan kekesalan dari beberapa pejalan kaki kerena sempat terkena cipratan air darinya. Dia sangat hapal jalan sana karena sering dilewatinya beberapa hari terakhir ini.

"Untung saja aku tidak terlambat" Hayoung melepas lelah sambil mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Perempuan itu sedikit berjongkok di sana untuk mempersiapkan kamera miliknya. Dia sesekali melihat ke arah sebuah rumah dari balik tembok yang sudah kedatangan beberapa mobil di depannya.

"Kapan dia akan keluar? Kenapa melakukan pindahan rumah mendadak seperti ini?" Hayoung sudah mengarahkan kameranya ke sana dan mengambil beberapa foto dari jaraknya berdiri.

Karena dirasa terlalu jauh, dia pun mulai keluar dari balik tembok tapi harus segera berhenti melangkah saat ada yang memanggilnya.

"Oh Hayoung..." Seorang siswi lain menyuruhnya untuk mendekatinya dengan isyarat tangan.

Hayoung pun harus segera ke sana karena temannya itu membawa payung yang cukup besar untuk mereka berdua.

"Sejak kapan kau tiba di sini, Jung Yerin?"

"Sejak beberapa menit yang lalu. Aku datang bersama dengan penggemar lainnya tadi. Mereka ada di sana"

Hayoung menoleh ke arah yang dimaksud.
"Kenapa banyak sekali? Apa informasinya sudah tersebar sejak lama?"

"Tidak. Kami baru mendapat informasi kalau dia akan pindah rumah tadi malam. Lalu kami banyak membahasnya di grup obrolan lalu menentukan pertemuan pagi ini"

"Aish. Padahal ku pikir hanya aku saja yang pertama datang ke sini tadi"

"Apa kau akan membolos lagi nanti?"

The Love ExposureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang