Eleven

19 7 0
                                    

-- Malam hari --

Sebuah kamar baru dimasuki lagi oleh sang pemilik setelah ditinggal hampir selama setengah hari ini. Hayoung bisa merebahkan tubuhnya sebentar di atas tempat tidur dan mulai bangkit duduk lagi sekarang. Dia mulai mengecek ponsel dan melihat beberapa foto yang di ambilnya dari rumah artis tadi. 

"Ibunya sangat baik. Aku bahkan bisa menikmati makan siang di sana juga tadi"

Ucapnya sambil menggeser layar ponselnya sendiri. Dia menemukan foto Sehun dan Kai yang saling berdiri berjauhan. 

"Kenapa mereka tidak berbicara sama sekali? Apa mereka sedang bertengkar? Manajer Sehun juga tidak menyinggung hal itu tadi. Aneh sekali...."

Dia menyudahi kegiatan melihat foto dan mengganti pakaiannya. 

"Aku harus bekerja lagi besok..." Ucapnya pelan sebelum masuk ke dalam kamar mandi. 

"Tapi aku akan mendapatkan majalah edisi Kai oppa juga besok" Suasana hatinya langsung membaik saat mengingat hal itu. Dia bahkan bisa sedikit bernyanyi sambil melakukan kegiatan mandi. 

Suara dering ponselnya tidak terdengar sampai sana. Sebuah nomor baru menelepon dan tidak terjawab sama sekali. Saat Hayoung menyelesaikan kegiatan mandinya, dia juga langsung melakukan makan malam bersama kedua orang tuanya. 

"Apa dia memberikan nomor yang salah padaku?" Dari tempat lain, Sehun mulai menurunkan ponselnya dan memeriksa pesan teks dari manajernya lagi. 

"Benar, ini nomornya. Tapi kenapa tidak terjawab sama sekali? Apa dia sudah tertidur?" Sehun mencoba menghubunginya sekali lagi dan hasilnya masih sama saja. 

"Aish. Dia pasti sudah tertidur" Pria itu menurunkan ponsel dan menaruhnya di meja. 

Dia mulai menyalakan televisi dan duduk bersantai di area ruang tamu rumahnya. Suasana sepi kembali dirasakannya sekarang setelah kepulangan Ibunya tadi. Dia juga sudah lama tidak bertemu anjing peliharaannya karena sedang menjalani perawatan di klinik hewan kenalannya. 

"Apa Vivi baik-baik saja? Apa flunya sudah membaik?" Sehun mulai mengkhawatirkan hal itu. Sebelum mengambil ponselnya lagi, siaran di televisi rupanya lebih menarik perhatiannya sekarang. 

Berita singkat mengenai kepopuleran sahabatnya kembali muncul di layar kaca. Entah seberapa banyak penggemar yang pria itu miliki sampai bisa sering diberitakan seperti ini. Bahkan untuk keikutsertaannya menjadi relawan di sebuah tempat saja harus di ikuti oleh kamera dan langsung menjadi pembicaraan selama beberapa hari. 

"Dia memang layak mendapatkan hal itu" Ucap Sehun sambil mencoba untuk tidak merasa cemburu lagi. 

Ponselnya kembali di raihnya dan sibuk mengutak-atik untuk saling berkirim pesan dengan seorang dokter hewan. Selagi menunggu balasan, dia mulai menemukan nomor Hayoung lagi. Tanpa ragu sedikitpun, dia pun menghubungi nomor tersebut dan tanpa diduga langsung terjawab hanya dengan sekali suara dengungan saja. 

"Halo?"

Sehun terdiam karena masih terkejut mendengar suara wanita itu dari ujung telepon. 

"Halo? Siapa ini?"

"Iya, ini aku.."

"Siapa?" Hayoung tidak mengenali suara pria ini. 

"Cobalah untuk menebak. Kau pasti akan dengan mudah menemukan jawabannya" 

"Apa-apaan ini? Apa kau menghubungi orang asing untuk dijadikan bahan candaan?"

"Apa? Tidak. Kita bukan orang asing, Oh Hayoung. Kau pernah bertemu denganku selama beberapa kali"

The Love ExposureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang