Haii! Annyeong Yorobun..
-
-
-
-
Di hari itu perasaan Kookie campur aduk, Ia yang masih lugu nan polos itu dipaksa untuk memendam semua hal mengenai perlakuan hyungdeulnya dihatinya. Ia takut jikalau ia mengatakan semua hal itu kepada sang Eomma maka pasti sang Eomma akan kecewa dengan Tuan Kim.
Maka dari itu, Jungkook memendam masalahnya sendiri dan merahasiakannya kepada semua orang. Waktu yang kini seharusnya adalah sore hari tak terlihat karena tertutup oleh awan yang akan membawa hujan turun. Suasana mulai berubah menjadi dingin seolah tahu perasaan sang Kim Jungkook saat ini.
Tak lama hujan turun disertai hujan air mata dari sepasang netra seorang namja yang kini berhujan-hujanan di pinggir jalan. Hatinya sesak sekali, kepalanya pun kini telah sakit karena mungkin ia telah lama kehujanan, yang ia lakukan hanyalah menunduk dan berjalan gontai sambil berharap akan ada pelangi setelah ini.
Kemudian, pandangan yang tadi nampak jelas pada jalanan mulai memburam dan menggelap seketika itu sang Namja telah luruh di pinggir jalan diselimuti oleh air hujan yang kini berwarna merah. Hidungnya mengeluarkan cairan kental berwarna merah gelap ternyata.
Seseorang yang memang sedang melewati jalanan tersebut terkejut ketika ia mendapati ada seorang anak yang sedang pingsan. Ia lalu membawa anak tersebut ke rumah sakit terdekat di sekitar sana. Orang itu langsung pulang saat sang anak telah ditangani oleh pihak rumah sakit. Karena ia harus pergi untuk berangkat kerja jadi ia tak bisa menemani anak itu.
Tak lama, kedua netra milik namja bermarga Kim itu mulai membuka perlahan, cahaya lampu yang menurutnya sangat terang itu sangat menyakiti matanya yang baru saja siuman. Setelah menyamankan dengan keadaan sekitar, pintunya dibuka oleh seorang yeoja yang cukup berumur.
"Bagaimana keadaanmu, nak? Apakah kepalamu masih sakit?" tanyanya.
"Ah, sedikit, sus. Ngomong-ngomong bagaimana aku bisa sampai sini?" tanya Jungkook penasaran.
"Tadi ada seorang namja yang mengantarmu kesini, dia menemukanmu tergeletak dijalanan dengan hidungmu yang mengeluarkan darah. Tetapi ia langsung pergi setelah membawamu kesini karena ada pekerjaan." Ujar sang suster menjelaskan.
"Nak, apa kau ingin pengecekan detail mengenai sakit kepalamu?" lanjutnya.
"Tidak sus, Aku pikir ini karena aku kehujanan terlalu lama dan aku sedang banyak pikiran saja. Apa aku boleh pulang sekarang sus? Keluargaku pasti akan mencariku karena aku pulang terlambat hari ini." Ucap Jungkook yang berbohong karena tak yakin hyungdeulnya itu akan mencarinya, ia mengatakan itu kepada sang suster untuk meyakinkan saja.
"Tentu saja, kau boleh pulang sekarang, nak. Dokter bilang kau harus menebus obat di apotik untuk sakit kepalamu itu. Baiklah sekarang kau benar-benar bisa pulang, Hati-hati dijalan ne, jangan sampai pingsan lagi." Ucap sang suster diakhiri dengan senyuman hangat miliknya.
"Baiklah suster, terima kasih banyak. Anneyeong sus." Pamit Jungkook kepada sang suster rumah sakit tersebut.
Setelah itu, Jungkook keluar dari rumah sakit dan langsung menuju ke apotik terdekat untuk membeli obatnya dengan taksi yang sebelumnya ia pesan. Tak perlu waktu lama akhirnya Jungkook telah kembali ke mansion Kim itu.
Setelah membuka pintu mansion, ia dapat melihat bahwa para hyungdeulnya sedang bercanda ria di ruang keluarga batinnya menjerit ingin melampiaskan kemarahan tetapi ia menahan itu semua.
(Ngomong-ngomong ini orang tua mereka sedang melakukan bisnis keluar negeri ya, jadi beginilah tabiat para hyungdeul Jeon Jungkook. Baik saya lanjut lagi ya.)
KAMU SEDANG MEMBACA
LATE.. [END]
Teen FictionSayangi seseorang yang berada didekatmu, sebelum mereka meninggalkan dirimu dan pergi untuk selamanya. Kamu membencinya, namun dirimu menyadari sesuatu bahwa tak bisa hidup tanpanya dan kau menyesali itu semua pada sisa-sisa waktu terakhir hidupnya...