Chapter 2

355 16 0
                                    

Haii! Annyeong Yorobun..

-

-

-

-

Ia melanjutkan kata-kata nya "...telah meninggal."

Jungkook yang mendengar kalimat terakhir dari sang suster tidak dapat lagi membendung bulir bening yang daritadi berada di bawah matanya. Bagaimana ia bisa mempercayai ini, baru kemarin ia sekeluarga bersenang-senang bermain di pasar malam, mengapa ini semua bisa terjadi pikirnya. Jungkook yang mulai menyadarkan dirinya sendiri kini mulai tanya dengan sang suster.

"Sus, bolehkah aku menemui Eomma ku?" tanya Jungkook dengan suara paraunya.

"Baiklah ayo, kuantar nak" sang suster lalu memapah Jungkook untuk pergi ke kamar sebelahnya yaitu kamar Eomma-nya.

Sesampainya disana dia langsung memeluk sang Eomma dan menangis sesenggukan sambil memegang tangan Eommanya berharap bahwa beliau segera bangun dari tidur panjangnya dan menatap anak semata wayangnya ini.

Setelah mengeluarkan bulir bening terus-menerus dikamar sang Eomma tercinta, yang mungkin sekarang matanya telah berhenti memproduksi cairan tersebut. Jungkook merasakan pergerakan jari tangan sang Eomma, lalu Jungkook berseru memanggil nama Eommanya agar beliau bisa mendengarnya dan segera bangun.

Cahaya terang yang masuk pertanda matahari sudah melakukan tugasnya untuk menyinari bumi ini terpancar dari jendela kamar salah satu yeoja cantik. Sepasang netra yang mulai membuka, menutup kembali karena adanya silauan dari jendela tersebut.

Dirasa tangannya yang berbeda suhu ia pun menoleh kesamping dan mendapati ada seorang namja kecil yang sedang memegangnya. Netra mereka bertemu, dilihatnya mata kecil seorang namja itu yang mulai berkaca-kaca lagi padahal baru beberapa menit ia menghentikan aksi tangis-menangisnya itu.

"Eomma" panggil Jungkook dengan lirih dan dengan suara khas orang menangis. "Apa Eomma baik-baik saja sekarang? Bagaimana luka Eomma, apa masih sakit?" tanyanya beruntun.

"Eomma baik-baik saja sayang, bagaimana denganmu hm?" jawab sang Eomma dengan sedikit lirih.

"Kookie baik-baik saja Eomma, t-tapi.. Ap-ppa hiks.. hiks" tak melanjutkan kalimatnya Jungkook pun menangis lagi.

"Ada apa Jungkook? Bagaimana dengan keadaan Appa mu? Uljima Jungkook uljima..." Ucap sang Eomma khawatir sambil mengusap pipi Jungkook yang basah dengan air mata.

Pintu kamar yang tadinya tertutup kini terbuka, dilihatnya ada seorang namja yang memakai baju kerja putih khas rumah sakit masuk kedalam dengan sang suster dibelakangnya.

"Bagaimana keadaanmu nyonya Jeon? Apakah ada sesuatu yang tidak enak?" tanya sang dokter kepada yeoja didepannya.

"Gwaenchana dokter, hanya sedikit sakit pada kepala ku saja. Bagaimana dengan keadaan suamiku dokter?" tanyanya dengan nada khawatir kepada seseorang yang menjabat sebagai dokter tersebut.

"Ehm, saya yang telah bertanggung jawab kepada keluarga kecil anda dari malam tadi, saya telah berusaha sebaik-baiknya untuk menolong semua anggota keluarga anda. Tetapi maaf untuk Tuan Jeon, lukanya sangat serius, beliau yang paling parah dalam kecelakaan semalam. Ada beberapa tulang rusuk yang patah dan mengenai jantungnya kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkannya namun Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih sayang kepada Tuan Jeon, nyonya. Makanya Tuhan membawanya." Ujar sang dokter panjang lebar kepada pasien yang ada didepannya itu. Tanpa disadari air mata yang nyonya Jeon tahan daritadi pun kini lepas membasahi pipi nya. Tetapi ia segera menghapusnya dan mulai bertanya pada sang dokter.

"Lalu, dimana jenazah suami saya sekarang dok?" tanya nyonya Jeon dengan sedikit parau karena tadi sempat menangis.

"Beliau ada di ruang jenazah, jika anda ingin melihatnya, biar suster yang mengantar anda kesana." Kata sang dokter yang diangguki pelan oleh nyonya Jeon.

LATE.. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang