Chapter 6

227 12 0
                                    

Haii! Annyeong Yorobun..

-

-

-

-

"Dasar pembawa sial." Tak lain dan tak bukan yang berkata itu adalah hyung tertua keluarga Kim, alias Kim Seokjin.

Hati siapa yang tak merasa sedih jika seseorang mengucapkan hal seperti itu kepadamu? Jungkook yang berada didekat mereka dan mendengar kata hyung nya tadi, mulai terisak sambil menggenggam sebuah lengan yang telah dingin itu. Karena ia membelakangi semua hyungnya, jadi mereka tak tahu bahwa Jungkook menahan air mata yang keluar dari kedua netra tersebut.

Setelah itu mereka membawa pulang kedua jenazah yang katanya besok mereka akan mengadakan upacara pemakaman untuk kedua orang tuanya itu. Tetapi saat Jungkook mendengar mereka akan dikuburkan di pemakaman khusus keluarga besar, Jungkook menolak.

Ia ingin membawa abu sang Eomma untuk dikuburkan di rumahnya dahulu, tepat disebelah makam Appa kandungnya. Tentang rumah itu, Tuan Kim telah membelinya kembali karena sang istri memintanya, untungnya rumah tersebut belum laku terjual.

Karena tuan Kim sangat menyayangi Eomma Jungkook makanya dia membeli kembali walaupun tahu bahwa itu adalah rumah yang dulunya ditinggali bersama Almarhum suaminya, tetapi dia tak cemburu dengan itu.

Para hyungdeul yang kesal dengan perilaku Jungkook hingga menyebut dia adalah pembawa sial di keluarga Kim itu lalu meninggalkan Jungkook sendirian di ruangan itu. Mereka pulang kembali ke mansion keluarga Kim dan melanjutkan aktifitas mereka disana. Sedangkan Jungkook, dia kembali menemui Appa nya atau makam Appa Jeon.

-----

"Annyeonghaseyo, Appa. Kookie kembali menemui Appa disini. Apakah Appa kecewa dengan Kookie karena Kookie bukan anak yang kuat Tapi Appa, bagaimana Kookie bisa kuat disini sementara Appa dan Eomma telah pergi dari sisi Kookie. Kalian pergi tetapi tak mengajak Kookie ikut serta, kalian jahat sekali, padahal Kookie hiks.. ingin ikut hiks.. kalian." Ucap Jungkook yang kini sedang terisak di depan sebuah gundukan tanah.

"Appa, hari ini Kookie hanya ingin mampir ke sini, besok Kookie kesini lagi untuk Eomma. Eomma bilang Kookie harus sabar dengan kelakuan hyungdeul, tetapi mereka bahkan sangat membenci Kookie sekarang. Kookie sekarang harus bagaimana lagi Appa?" ucapnya sambil menunduk, menangkupkan kedua tangannya ke wajah tampan itu.

"Ah, ternyata sudah sesore ini Appa, Kookie harus pulang ke mansion kim dulu ne. Selamat tinggal Appa dan sampai jumpa." Ucap Jungkook sedikit membungkuk dan berlalu pergi.

Jungkook kini tengah berada di dalam perjalanan menuju mansion Kim, sejujurnya dia tak ingin kembali lagi kesana tetapi dia pun tak punya apa-apa sekarang. Bahkan uang saja hanya sedikit yang ia temukan di celana jeans nya. Tak cukup untuk menyewa sebuah hotel, dan ia seharusnya berhemat untuk dirinya sendiri.

Setelah sampai di Mansion Kim, dan masuk ke dalam yang di rasakan Jungkook adalah kehampaan di rumah itu. Perasaan bahagianya telah dibawa pergi oleh sang Eomma yang menyusul Appanya.

Jungkook pun berlalu ke dalam kamarnya, saat akan naik melalui tangga kepala Jungkook terasa sangat berat sekali seakan ingin pingsan. Tetapi Jungkook menahannya hingga sampai ke kamarnya. Ia langsung meminum obatnya dan beristirahat pada malam itu.

-----

Di ufuk timur sana ada sedikit cahaya semburat merah yang lama kelamaan semburatnya berubah menjadi pancaran cahaya kuning yang terang sekali, cahaya terang yang perlahan mulai naik ke atas untuk menyinari dunia ini. Pagi itu, terdengar suara nafas berat dari kamar yang berada di tengah. Seseorang bangun dari tidur manis nya itu, yang tak lain adalah Kim Jungkook.

LATE.. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang