Chapter 8

222 15 0
                                    

Haii! Annyeong Yorobun..

-

-

-

-

Suasana malam yang begitu dingin diiringi dengan suhu yang dikeluarkan oleh benda yang terpampang di dinding kamar itu membuat suhu tubuh seseorang yang terbaring dibawahnya menjadi turun.

Kedua netra seorang namja itu mulai membuka perlahan didampingi dengan suara dari sebuah benda yang sekarang menunjukkan pukul delapan malam. Terlihat bahwa tubuh yang ia gerakan masih kaku serta nyeri didadanya yang ia dapatkan siang tadi.

Ceklek...

"Ah, selamat malam nak. Bagaimana keadaanmu? Jangan terlalu banyak bergerak dulu." Ucap seorang namja berbaju putih itu.

"Ehm.. baik dok, bagaimana saya bisa sampai disini? Bukankah tadi siang saya masih berada di sekolah?" Tanyanya beruntun.

"Tadi siang satpam menemukanmu pingsan didepan toilet belakang tangga, lalu ia memanggil ambulans karena lukamu terlihat sangat serius. Tetapi nak, bolehkah saya menanyakan sesuatu?"

"Ne, apa itu dokter?"

"Apa kau dibuli disekolahmu?"

Jungkook terkejut, "Ah, s-saya tak t-tahu. I-ini pertama kalinya, saya hanya merasa dijauhi saja di sekolah. Tetapi ini pertama kali saya d-dipukuli..." Suara Jungkook yang terbata-bata serta melirih diakhirannya.

"Apakah keluargamu tahu jika kau dibuli teman sekelasmu?"

"Ehm,, Appa dan Eomma ku.. telah meninggal, dan para hyungdeul tiri ku sepertinya tak peduli denganku" ucap Jungkook yang semakin melirih.

"Maafkan saya, saya sangat sedih mendengarnya. Maaf, Tetapi saya juga mempunyai kabar buruk untukmu Apakah di tubuhmu banyak memar dan kau sering mengalami mimisan?" Tanya sang dokter.

"Ne, dok. Sebenarnya hari ini saya akan pergi ke rumah sakit setelah pulang sekolah untuk memeriksakannya, tetapi saya kini berakhir di rumah sakit juga. Hehe" ucap sang namja diakhiri dengan cengiran khasnya.

"Haah, kau masih bisa tertawa ya nak. Saya lega mendengarnya. Ekhem, saya tadi telah melakukan pemeriksaan dilab dengan darahmu, dan ini hasilnya" ucap sang dokter sambil menyodorkan secarik kertas pemeriksaan kepada Jungkook.

Jungkook kini sedang mencermati kata-kata yang berada didepannya itu, tertulis disana bahwa kata yang dicetak tebal ialah Leukimia-Positive.

"Berarti...?" Jungkook mendongak menatap sang dokter yang sedang menatapnya juga dengan sendu. Sang dokter mengangguk mengiyakan, seperti ia tahu apa yang sedang Jungkook tanyakan kepadanya. Tanpa aba-aba sebulir demi bulir air mata Jungkook mulai turun membasahi selimut rumah sakit itu.

Tubuh sang dokter seakan bergerak dengan sendirinya, ia mendekati Jungkook dan memeluknya, memberinya semangat hidup. Dirinya seperti sedang memeluk anaknya yang sayangnya tak bisa dilahirkan di dunia dan ternyata sang istri juga turut serta, sehingga kini ia sebatang kara.

"Tenanglah, nak. Penyakit mu sekarang masih stadium awal. Dengan mengonsumsi obat dengan teratur dan jika Tuhan masih menginginkan kamu hidup didunia ini, penyakitmu bisa sembuh, nak." Ucap sang dokter sambil mengelus punggung seseorang yang didekapnya.

"Hiks.. hiks.. jika Tuhan masih menginginkanku disini lalu bagaimana dengan hyungdeul dan orang-orang disekitarku yang membenciku hiks.. hiks tak ada yang menginginkan aku hidup disini lagi, bahkan Eomma dan Appa ku telah pergi hiiks.." racaunya

"Sabarlah nak, kau masih mempunyaiku. Meskipun kita baru bertemu sekarang, Kamu bisa memanggilku samchon Park. Namaku Park Jaemin, dan kau nak?"

"Emm namaku Jungkook, Kim Jungkook. Anda bisa memanggilku Kookie, samchon"

LATE.. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang