part 21"kuncir rambut"

495 65 6
                                    

"bahagia itu sederhana, dengan hanya melihatmu tersenyum hatiku jadi senang rasanya"
Zahlan

.

.

.


Hari ini seperti biasa Acha dan Zahlan pulang bersama, selama diperjalanan Acha menceritakan kejadian-kejadian unik dikelasnya, bisa dibilang hari ini mode cerwewet Acha lagi aktif. Zahlan sedari tadi hanya mendengarkan gadisnya ini berbicara
Selama diperjalanan pula Zahlan tak berhenti senyum, senyum yang indah yang hanya bisa diterbitkan oleh seorang Qristalina syasya Az-Zahra, senyum yang bisa dibilang sangat langka hanya orang-orang tertentu yang mampu menikmati senyum manis dari seorang Zahlan, dan sepertinya Zahlan terlupa akan rasa cemburunya yang ia rasakan saat mengetahui bahwa Bagas mulai berusaha mengambil kesempatan tuk mendekati Acha. Sepanjang perjalanan pula Acha selalu menghiasi nya dengan gelak tawa, sesekali zahlan juga ikut tertawa bersama, melihat Acha seperti ini membuat hatinya menghangat, jantungnya seakan dibuat maraton seketika.

Sama seperti Acha, hatinya ikut menghangat melihat zahlan tersenyum bahkan tertawa mendengar celotehan nya.

Motor mereka terhenti saat lampu lalu lintas itu berhenti pada warna merah, kini mata Acha tak sengaja melihat anak perempuan yang masih kecil sedang berjualan ditengah-tengah Lampu merah, menawarkan jualannya kepada pengendara mobil bahkan motor, terlihat dia seperti menjual beberapa tissue, beserta ikat rambut berwarna warni yang lucu-lucu. Kini anak itu menghampiri Acha.

"Hai, kakak cantik, mau gak beli tissue nya, atau ikat rambut ini" tawarnya sambil menyodorkan jualannya pada Acha.

Zahlan menoleh, melihat anak itu sambil tersenyum lalu berbisik sedikit pada Acha, "beli apa saja yang kamu mau" ucapnya sambil merogoh kantong dan mengeluarkan kertas berwarna biru itu dam memberikan nya pada anak perempuan tadi.

"Dek, kakak beli ikat rambut ini saja ya" ucap Acha sambil mengambil satu ikat rambut berwarna pink itu.

Anak perempuan tadi tersenyum senang, "makasih kak, maaf tapi ini uangnya besar, apa tidak ada uang pas kak?"

"Ambil saja kembaliannya" kini zahlan yang berbicara.

"Makasih banyak kakak cantik dan ganteng, semoga langgeng ya pacarannya" ucap anak perempuan itu lalu pergi setelahnya.

Acha dan Zahlan sama-sama terkekeh mendengar perkataan anak perempuan tadi, "iya sama-sama".

Kini lampu mulai berwarna kuning lalu hijau, zahlan mulai menancapkan gas motornya. Diperjalanan perkataan gadis kecil tadi terngiang-ngiang dipikiran Acha.

"Semoga langgeng ya pacarannya"

"Lucu juga ya mamas anak kecil tadi" gumam Acha

"Apalagi waktu dia bilang... semoga langgeng ya pacarannya" sambungnya kembali denger kekehan kecil.

"Apa kamu udah pernah pacaran?"

Acha mengerutkan keningnya, "gak tuh, bunda sama ayah selalu larang Acha buat pacaran, apalagi deket sama cowok".

Zahlan tersenyum jahil, "kalo gitu, mau gak jadi pacar mamas, hm?"

Acha diam, kini pipinya merah bak kepiting rebus.

"Tapi kan kita udah nikah?"

"Iya, pacaran setelah nikah"

"Hah? Pacaran setelah nikah?" Polos Acha.

Zahlan mengangguk, "pacaran setelah nikah tidak sama seperti pacaran biasa pada umumnya Acha atau pacaran sebelum menikah, mereka hanya mendapat dosa disetiap kesenangan yang mereka rasa, tapi kita? Pacaran setelah menikah, Bahkan tak hanya berpegangan melakukan hal yang lebih pun diperbolehkan bahkan mendapatkan pahala" jelas Zahlan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zahlan || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang