SAYANG?

9K 625 60
                                    

Jangan lupa bintang kecil dan komentarnya. tengkyuuu

Sebagian part akan di privat, follow sebelum baca!

***

"Turun cepetan!" perintah Zevan.

Zelfa langsung turun dari motor Zevan dengan badan yang bergetar hebat. Tidak, ia tidak menangis. Cuma Zelfa benar-benar shock dengan Zevan yang membawa motor dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tremor udah!

"S-serius deh, Zev. L-lo kalo mau cari mati jangan ajak gue. Dosa gue m-masih banyak," ujar Zelfa.

"Lebay dek," balas Zevan yang kini berjalan lebih dulu dengan kresek yang berada di kedua tangannya.

"Anj!"

Huek!

Zevan langsung menoleh. "Eh, lo kenapa anjir?!" paniknya berjalan mendekati Zelfa

Zelfa langsung mengangkat tangannya, menyuruh Zevan agar tetap di tempatnya. "Jangan kesini! Gue muntah."

Huek!

Zevan langsung menatap Zelfa dengan iba. Bagaimanapun ini juga karena dirinya.

Tapi ...

Enak juga liat Zelfa menderita.

Psikopat!

Setelah selesai, Zelfa menegakkan badannya kembali. Melihat Zevan yang masih berdiri di tempatnya dengan senyum tertahan, membuat Zelfa geram sendiri.

Wajah pucat gadis itu ...

"Lo tuh ya! Bener-bener jadi manusia! Lo manusia apa bukan sih!?" kesalnya lantas meninju perut Zevan.

Zevan terkekeh kecil. "Lagi dong, ga kerasa nih sakitnya."

Zelfa langsung menghentikan aktivitasnya. Sudah cukup!

Jika dilihat, tampilan Zelfa benar-benar kacau sekarang. Rambut yang tadinya rapi kini acak-acakan karena terbawa angin meskipun ia sudah mengikat rambutnya. Lalu wajahnya yang pucat membuatnya seperti mayat sekarang.

"Awas aja lo ajak gue bicara!" Zelfa menatap tajam Zevan, kemudian berlalu darisana meskipun sedikit tertatih-tatih.

"Dih? Ketos lembek lo!"

Zelfa menoleh sekilas. Menaikkan jari tengahnya. "Setan lo!"

"Ga peduli gue!" balas Zevan lagi.

Zevan emang suka cari gara-gara. Wajarin aja kalo Zelfa ga suka sama dia.

Zevan tertawa puas di tempatnya. Ia kemudian berjalan menyusul Zelfa dengan dua kresek yang ada di kedua tangannya.

Karena Zelfa jalan tertatih-tatih, jadi dengan cepat Zevan dapat mengimbangi langkahnya.

"Masa gitu aja sampe kayak gitu jalannya," cibir Zevan.

Zelfa diam.

"Lebay dek," cibirnya lagi.

Zelfa tetap diam.

"Zelf-

"Diem deh lo!" sinis Zelfa. Zevan langsung menutup mulutnya, menuruti ucapan Zelfa.

"Ini ba-

"Lo bicara lagi, gue gunting mulut lo!" ancam Zelfa.

"Ini kreseknya bawa sendiri, nih." Zevan menyodorkan kresek yang sedari ia tenteng ke hadapan Zelfa, membuat gadis itu berhenti berjalan dan berbalik menghadap Zevan.

"Lo tuh-

"Bercanda sayang bercanda," potong Zevan kemudian berjalan terlebih dahulu.

"Jantung gue dari tadi udah jedag jedug, lo kasih jedag jedug lagi," gumam Zelfa.

ZEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang