PERBEDAAN

4.1K 359 8
                                    

Jangan lupa bintang kecil dan komentarnya. tengkyuuu

Sebagian part akan di privat, follow sebelum baca!

update aja udah gua tuh

***


"Zevan!"

Semuanya langsung menoleh ke arah pintu. Gavin langsung menunjukkan ekspresi tak sukanya.

"Males gue, ck."

"Woi! Di sini engga terima sumbangan!"

"Des, kelas lo bukan di sini. Mending lo pergi," usir Galen.

"Lo tuh apaan sih, orang gue mau ketemu sama Zevan," sinis Desy.

"Gue larang!" balas Zelfa.

"Siapa lo?"

"Pertama. Lo ke kelas gue, saat gue lagi piket jaga kelas. Kedua. Lo masuk ke kelas gue tanpa adanya keperluan. Bukannya masuk ke kelas murid lain tanpa ada keperluan, dilarang?"

Desy langsung terdiam. Sekali lagi dirinya dibuat malu. Melirik murid kelas IPA-1, yang menatapnya dengan tatapan mengejek.

"Zevan, nanti kita ketemuan, yaaa??" ujarnya.

"Lo siapa?"

Desy langsung berlari meninggalkan kelas tersebut. Kepalang malu ditertawakan anak IPA-1.

"Mentalnya gede juga," gumam Kenzie.

Zevan mendengus kasar. Baru saja ingin tidur-tiduran kembali. Stevan-siswa yang menjabat sebagai ketua kelas IPA-1-itu masuk ke dalam kelas seraya membawa beberapa lembar kertas di tangannya.

"Perhatian, perhatian!" serunya.

Tak ada yang diam.

"Perhatiannya tolong, perhatian!" teriak Stevan.

Masih sama.

"WOI PERHATIAN WOI!" teriaknya menggelegar sembari memukul papan tulis dengan tangannya.

"Apa?"

"Ini ada LKS IPA, dari Pak Andi. Disuruh buat perkelompok. Dalam kelas ini kan ada 32 murid. Bagi jadi beberapa kelompok-

"Sinta, kita barengan ya!"

"Jangan potong dulu, sat!" seru Stevan.

"Ini gue udah dikasih nama kelompok yang udah diatur langsung dari pak Andi."

"Kelompok satu. Kenzie, Bian , Bethrine, Afsheen, Galen."

"Kelompok dua. Rio, Shaka, Zaliah, Bintang-

"Stev, gak bisa diganti?" Zaliah langsung mengangkat tangannya.

"Engga bisa."

Zaliah menghembuskan nafas kasar. Lalu menoleh ke arah belakang, dimana Afsheen berada. Afsheen tersenyum tipis, membuat Zaliah mendengus kesal.

"Kelompok dua tadi. Rio, Shaka, Zaliah, Bintang, Alka."

"Kelompok tiga. Zelfa, Zevan, Nathan, Gilang, Sinta."

Setelah semua pembagian kelompok selesai, mereka mulai mengatur kursi. Zevan dan Zelfa tak perlu berpindah tempat, karena Nathan, Gilang dan Sinta yang datang ke mejanya.

"Yang nulis Zelfa sama Sinta," ujar Zevan.

"Terus lo ngapain?"

"Gada."

"Gak usah tulis namanya Zevan sama Gilang," timpal Nathan. Cowok itu sibuk melihat kertas LKS yang berada di atas meja.

"Oke."

ZEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang