jangan lupa bintang kecil dan komentarnya. tengkyuuu
sebagian part akan di privat, follow sebelum baca!
***
Aula kelas 12 sudah ramai sekali saat ini. Lebih dari tepatnya ramai karena diisi anak-anak 12 IPA-1 yang sibuk sendiri dengan dekor yang belum sempat selesai.
Sisa dikit doang...
"Nath itu bunga-bunganya naikin lagi dikit." Instruksi Zelfa.
"Gini?" kata Nathan. Zelfa menggeleng. "Kanan dikit. Oke pas!"
"Duh Zaliah, taplak meja mana taplak meja??" Ghita berjalan cepat. "Tolong pasangin dulu Zal. Gue mau cari stopkontak dulu."
"Eh, stopkontak ada di Bintang tadi. Coba minta," sahut Daniel.
"Stev, ini mejanya kayak gini posisinya?" tanyanya pada ketua kelas yang sibuk membantu Zevan memasang lampu di pelaminan.
"Gitu aja dulu."
Pokoknya jangan ditanya segaduh apa aula saat ini. Murid di dalamnya sampe sibuk mondar-mandir keluar masuk aula karena banyak bahan yang masih dibutuhkan.
Hari minggu ini mereka datang ke sekolah untuk menyelesaikan semua dekor yang belum selesai. Tentu sudah janjian lewat grup kelas.
"Heh ini Shaka cuma duduk doang. Tolong kerjasamanya dong." Nesa bertepuk tangan riweh tepat di depan wajah Shaka yang tengah tidur seraya duduk.
"Nes, sana lu ah... gue ngantuk banget sumpah," usir cowok itu mengibaskan tangan dengan mata yang masih tertutup
Tapi Nesa belum beranjak. Ia malah mengambil ponselnya lalu membuka kamera untuk memfoto Shaka.
Cekrek!!
Shaka mengerjap beberapa kali, karena terkena flash camera lalu melihat Nesa yang tampak tertawa melihat foto Shaka. Cowok itu tak peduli, Shaka benar-benar ngantuk.
Harusnya ini hari tidurnya sampai puas. Tapi karena beberapa anak kelas datang untuk menjemputnya jadinya ia harus datang ke sekolah, itupun terlambat satu jam.
"Buset kebo banget lu," kata Nesa terkekeh pelan. Mengirim hasil foto Shaka tadi ke grup kelas yang isinya hanya mereka semua. Tidak ada guru.
Pemuda Pemudi Nolep
Nesa: sent a photoAlfa: anjir komuknya wkwkwk
Zila: AHAHAHAH WOI SHAKA
Nesa kembali menyimpan ponselnya lalu berjalan kearah Afsheen yang memanggilnya.
"Kenapa?"
"Minta tolong pegangin ini," ucap Afsheen.
"Ini mau diikat?" tanya Nesa. Afsheen mengangguk. "Supaya engga lepas."
"Bintang itu kacanya lap dikit. Debunya banyak banget aduhh...," titah Benita. "Minta tolong."
"Ada yang lagi free ngga ini?" tanya Zevan.
"Gue Zev." Galen menyahut.
Zevan berjalan menghampiri Galen. "Ini kayaknya anak-anak belum pada sarapan. Lu tanya Arra, beliin makan siang."
"Duitnya?"
"Minta di Arra lah, dia bendahara juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEVAN
Teen FictionGimana rasanya nikah sama ketua geng motor? Rasanya ah mantap! Zevan dan Zelfa itu ibarat Tom and Jerry. Gak ada hari tanpa berantem. Sayangnya lagi, Zevan adalah musuh terbesarnya dari mereka sekolah menengah pertama! Tapi gimana kalo mereka disa...