Bentar minum dulu, seret njing:)
Seperti hari-hari sebelumnya, Ran selalu bolak-balik antara markas dan rumah besarnya. Melihat keadaan sang putra semata wayangnya yang terus tumbuh seperti kecambah yang ditanam pada media kapas dan gelas plastik akua.
Selalu menyempatkan waktu untuk memeluk dan menemani Takemichi agar anak kecil berparas layaknya anak laki-laki pada umumnya tak kekurangan kasih sayang.
Ran juga menempatkan beberapa pelayan yang memang bukan berasal dari bawahannya. Melainkan ia membuka lowongan kerja seperti orang pada umumnya.
Gaji yang di tawarkan pun sangat menggoda iman. Sebulan saja sudah seperti kerja sebagai admin di sebuah perusahaan ternama.
Bahkan tanpa di gaji pun mereka akan tetap menyanggupi hal itu. Bukan karena 2 Haitani bersaudara ini seorang buron go internasional, tapi karena paras mereka yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Silahkan yang mau daftar bisa hubungi saya.
"Kau mau pulang lagi, Ran? Sebenarnya ada apa dengan rumahmu sampai kau tak mau tinggal di markas yang hampir mirip dengan ruang siksaan ini." Ucap sosok pria berumur dengan rokok yang mengapit di kedua bibirnya.
Ran yang saat ini telah bersiap untuk pulang, dengan kondisi pakaian yang telah berantakan menoleh dan menatap sosok itu.
"Bukan urusanmu tua sialan. Minggir! Kau menghambat waktu ku." Balas Ran sangat tidak ramah.
Sosok yang di panggil 'tua sialan' itu menghela napas kesal. Memang dirinya itu sudah berumur, tapi wajah dan body nya ini masihlah muda.
Tua bangka ni boss, senggol dong.
Ran segera berjalan meninggalkan sosok tua itu dengan tergesa-gesa. Dirinya sudah telat 3 menit hanya untuk meladeni pria berumur itu.
"Ran, mau kemana kau? " Tanya sosok manusia lain, tapi kali ini lebih pendek dan masih terlihat muda. Meskipun wajahnya tidak fresh.
Ran kembali menghentikan jalannya. Menoleh kearah sosok itu dengan sedikit kesal. Keringat sebesar biji salak pun turun dari dahinya.
"....Mikey." Lirihnya.
Sosok yang dipanggil Mikey pun berjalan mendekati Ran. Menatap duda di depan matanya dengan sorot yang sangat tajam.
"Jawab pertanyaanku." Ucap Mikey datar.
Duda kita ini menghela napas kembali, "pulang. Ada pekerjaan yang harus ku selesaikan di rumah."
Mikey mengangguk. Tapi ia sedikit heran dengan Haitani bungsu ini. Selalu pulang setiap harinya, bahkan kakak dari Rindou itu tak pernah tidur di markas. Kecuali, jika ada pekerjaan di luar kota.
"Sudahkan? Kalau begitu aku mau pul-
" Tunggu. Aku mau ikut. Aku selalu penasaran, sebenarnya ada apa dengan rumahmu itu." Ucap Mikey.
Ran meremas jas yang ia pegang dengan erat.
'Sialan! Padahal baru kemarin aku berdoa supaya Mikey tak datang kerumah.' batin Ran.
"Aku juga. Kau lupa memberikan berkas keuangan kemarin padaku." Ujar Manusia bermata ular sawah.
Lagi?
Karena sudah tak sanggup lagi. Akhirnya Ran mengizinkan kedua manusia itu untuk pergi dengannya.
Berdoa saja semoga Takemichi tidak ada dirumah.
Ketiga manusia tadi telah sampai pada tujuan dengan selamat sentosa. Mikey turun terlebih dahulu, lalu di susul Koko dari belakang.
Ran berdiri sebentar di samping mobil dengan perasaan gundah gelisah. Takut jika Mikey si penggila loli jadi-jadian itu membawa Takemichi pergi darinya. Apalagi Koko.
"Ayo." Ajak Ran pasrah.
Dua manusia dengan status berbeda itu mengikuti Ran dari belakang. Menatap kawasan rumah Ran yang terlihat seperti taman bermain. Tapi, yang ini versi kecilnya.
"Sejak kapan kau penyuka anak-anak? Terakhir kali aku kesini tidak ada taman itu? " Tanya Koko yang mulai penasaran.
"Benar, bahkan ada sepasang sepatu kecil di atas atap? Anak siapa yang kau culik? " Mikey yang ikut bertanya.
Yang di tanya hanya diam sambil melanjutkan perjalanan. Tidak kuat jika dirinya harus menjawab pertanyaan seberat beban hidup author.
Kriet.... (Bunyi pintu gimana sih? )
Pintu terbuka dengan pelan. Suara langkah kaki kecil yang tergesa-gesa terdengar di telinga masing-masing.
Dari ruang tengah, terlihat sosok anak laki-laki berparas cantik berlari dan melebar kedua tangannya.
Mikey dan Koko yang melihat anak itu terdiam. Berbeda dengan Ran yang muncul background bunga-bunga di belakangnya.
"Daddy!!" Ucap Takemichi melompat dan hap! Langsung ditangkap oleh Ran.
"Lihat! Michi menggambar ini untuk daddy tadi!!" Ucapnya kembali sambil menyerahkan selembar kertas gambar dengan coretan dirinya dan Ran yang sedang bergandeng tangan.
"Untuk daddy? " Tanya Ran mencium pipi Takemichi.
"Iya!! Michi juga buat untuk Rin chan dan Zu chan! " Ucap Takemichi antusias.
Koko yang sejak tadi terdiam akhirnya membuka mulutnya,
"Kau serisu, Ran!! Anak gang mana yang kau culik, HAH!!" Histeris Koko.
Mikey berjalan mendekati Ran yang sibuk menatap Koko dengan tajam. Membawa Takemichi kedalam pelukannya dan pergi menuju ruang tengah.
"Kau....sangat cantik." Ujarnya.
"Sialan kau Koko." Marah Ran sambil meraba tangannya.
"Eh?! Mana anakku!! DIMANA ANAKKU!!"
Saya sudah full day ada di sekolah ಥ‿ಥ
Bagaimana dengan kalian?
Capek woy😭
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda [ Ran x Takemichi ] ✔
Short StoryEnd. Berusaha menjadi orang tua yang baik dengan sifat yang sedikit tidak normal. . . . . Karakter bukan milik saya!! Terima kasih.