Siang hari yang panas ini telah diisi dengan bodohnya tingkah laku Sanzu. Manusia bercodet yang tampannya lillahita'ala ini terus berlari mengejar Emma yang membawa Takemichi.
Surai roxy yang lembut itu terbang ke mana-mana akibat hempasan angin yang menerpa dirinya ketika berlari sambil berteriak.
Senju yang berusaha menghadang pun terhempas ketika sang kakak mengayunkan katana yang entah ia dapatkan darimana dan hampir menebas perutnya.
Namun, nyawa gadis berkedok pria ini masih utuh dan selamat. Hanya terdapat sedikit goresan diperut yang membuat seragam dan kulitnya robek.
Ran yang telah selesai dengan Koko pun segera mengejar Sanzu yang masih berlari tunggang langgang dengan aura yang sedikit mencekam.
"Dasar sialan!! SANZU!! " Teriak Ran mengambil sebuah vas bunga dan melemparkannya tepat di kepala Sanzu.
"Ahh~ Takemichi~ kemarilah~~" Ujar Sanzu tanpa memperdulikan luka di kepalanya.
Oke, setelah ini mari kita bakar Sanzu.
Emma yang berkeringat dingin mempererat pelukan nya pada Takemichi dan segera berlari menuju kamar yang sudah ada di depan mata.
Namun, bukan Sanzu namanya jika ia tak mendapatkan apa yang dia mau.
Manusia bercodet itu sudah terlebih dahulu menarik ujung dress yang Emma kenakan, sehingga gadis dengan manik kuning sinar mentari pun terjatuh.
"Dapat kau." Ucap Sanzu menyeringai.
Saat Emma terjatuh tadi, tak sengaja Takemichi terlempar ke udara hingga tersangkut pada gantungan pakaian yang memang tersedia di sana.
"Ahh!! Takemichi ku!! " Emma berusaha berdiri namun terhalang oleh Sanzu.
"Mau kemana kau, hah!! Dasar gadis sialan!! Jika kau bukan adik Mikey, sudah ku pukul kepala mu dengan tongkat baseball!." Celoteh Sanzu duduk di samping Emma.
Emma hanya mendesis kesal. Sedangkan Sanzu beranjak berdiri untuk meraih Takemichi yang masih bergelantung di atas.
"Hiks....DADDY!" Takemichi menangis histeris ketika Sanzu mendekat padanya.
Kaki kecil itu menginjak-injak wajah Sanzu yang berada di bawahnya. Air mata terus membasahi pipinya ketika tangan manusia itu memegang kakinya.
"DADDY....ahh hiks...."
"Tenanglah baby~ ini Zu Chan. Lihat, kau mau main denganku kan? " Ucap Sanzu berusaha menenangkan Takemichi.
Tapi, bukannya tenang, Takemichi malah semakin menangis histeris. Membuat seisi rumah seakan roboh saat suara anak kesayangan Ran itu menggema.
Ran yang sudah berada di belakang Sanzu pun segera memukul kepala bersurai merah muda itu dengan tang yang ia dapat dari salah satu penjaga di sana.
"Daddy....hiks....michi takut" Ucap Takemichi.
Ran segera menurunkan Takemichi dari gantungan pakaian, memeluk dan mencium pelipis yang telah basah karena air mata. Punggung kecil itu ia tepuk pelan agar tangisan Takemichi sedikit mereda.
"Tenang, oke. Daddy ada disini." Lembut Ran.
Telapak tangan Takemichi yang kecil meremas pelan kemeja yang Ran kenakan. Sedikit isakan kecil masih terdengar di indra pendengaran miliknya.
"Hai, bocah~" Sapa Koko.
Ran yang terkejut reflek menendang kaki Koko.
"Akhh! Apa yang kau lakukan, Ran!!" Marah Koko sambil memengang kakinya.
Lebih tepatnya betis.
"Maaf, reflek. Itu insting seorang ayah untuk melindungi anaknya dari seekor hama seperti mu." Ucap Ran.
Koko mendelik tak suka ketika disebut sebagai seekor hama. Sekotor itukah dirinya dimata Ran?
"Diam! Aku tak tanya insting ayahmu itu! Aku kesini untuk melihat 'calon anakku' " Ujar Koko sembari mengusak lembut surai hitam pekat milik Takemichi.
Ran yang sudah kesal tak tertolong pun ingin segera melindas kepala si ular dengan gerbong kereta.
Tidak peduli mau mati, sekarat, atau yang lain. Yang penting manusia ini menghilang dari hidup Takemichi.
"Apa maksudmu dengan 'calon anakku'?! Jika kau mau anak, suruh saja Inui atau siapapun itu untuk mengandung." Ucap Ran berjalan menjauh dari sana.
Koko mengikuti dari belakang. Raut wajahnya terlihat kesal ketika nama 'Inui' disebut.
"Apa maksudmu dengan meminta Inui untuk mengandung? Dia itu hanya mantan teman. Tidak lebih dan tidak kurang!!" Bantah Koko.
Halah alesan.
Ran mencibir perkataan Koko yang terdengar seperti kebohongan.
Takemichi yang masih berada di pelukan Ran hanya menatap dan mendengarkan apa yang kedua bapak-bapak ini bicarakan.
"Coco!! " Ujar Takemichi membuat atensi kedua bapak ini menoleh padanya.
Jiwa Koko yang merasa terpanggil pun segera mencubit pipi tembab itu. Mengesek gemas pipi berisi itu dengan pipi tirus nya yang licin.
"Ahh!! Bukan Coco sayang, tapi Koko. k-o-k-o" Jelas Koko.
"Jauhkan kepalamu dari anakku."
Mari kita intip kabar Sanzu.
Pria bersurai merah muda itu masih tergeletak didepan kamar Takemichi dengan wajah yang memerah padam. Matanya nampak terpejam, namun tubuhnya terlihat gelisah.
Tangan nya terus menyentuh 'junior' yang berada di bawah sambil menggumankan nama Takemichi.
"Kau sangat cantik, Takemichi~"
Mari kita potong titit Sanzu sekarang!!
Siang semuanya. Bagaimana kabar anda sekalian?
Masih ada yang ingat dengan cerita 'Reliable Tamer'?
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda [ Ran x Takemichi ] ✔
Short StoryEnd. Berusaha menjadi orang tua yang baik dengan sifat yang sedikit tidak normal. . . . . Karakter bukan milik saya!! Terima kasih.