bagian 5

2.4K 321 54
                                    

Setelah kedatangan Mikey dan Koko, Ran semakin gencar untuk menjaga keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan Takemichi. Anak kesayangan kita semua.

Misalnya saja seperti ini. Ran yang sedikit overprotective pada Takemichi selalu menjaganya 24 jam. Bahkan beberapa orang ia tempatkan di kamar, ruang mainan, serta tempat-tempat yang selalu Takemichi kunjungi.

5 orang pelayan wanita juga dia latih beberapa teknik seni beladiri. Agar sewaktu-waktu jika Koko, atau lebih parahnya Mikey datang untuk merebut Takemichi darinya, ia bisa mengandalkan kelima babu ini.

Siapa 5 orang wanita itu?






Kawasan rumahnya pun memiliki penjagaan yang cukup ketat. Bahkan, tukang cilok yang biasanya menjadi langganan Takemichi pun sedikit kesulitan jika ingin melewati rumah besar milik Haitani.

Setidaknya, tukang cilok ini harus memiliki id card khusus yang Rindou buat untuk para pedagang yang biasanya nangkring di depan komplek.

Jaga-jaga, jika semua penjual itu adalah mata-mata yang Mikey sewa untuk mengintai sang keponakan tercinta.

Anda gila. Lebih baik saya bacok agar gilanya ikut menghilang bersamaan dengan nyawa anda.













Saat ini Takemichi tengah berada di ruang mainan. Bersama dengan Ran, serta salah satu pelayan wanita yang sudah saya sebutkan diatas.

Wanita yang masih berusia sekitar 20 tahunan ini memiliki wajah jantan tetapi tidak dengan jenis kelaminnya. Surai perak bercampur dengan warna merah muda itu semakin membuat pelayan bergender tak jelas ini mempesona.

Aura gentelmen yang keluar dari dirinya sangat terlihat jelas. Sampai-sampai saya selaku author ingin memukul ginjalnya.

"Lihat ini tuan muda. Pesawat datang~ayo buka mulutnya~" Ucap si pelayan wanita menyuapkan sesuap bubur.

"Aaa~" Takemichi pun dengan senang hati membuka mulutnya.

Ran yang sejak tadi asik memotret Takemichi terkena heart attack ketika sang anak tersenyum padanya dengan pipi yang terlihat menggembung.

Duda kita yang sangat amat tampan tapi minus akhlak nya itu berjalan menuju Takemichi, mengangkat tubuh kecil yang awalnya duduk di kursi kecil menuju pangkuannya.

Membuat sang pelayan berdecih tak suka.

Dajjal! Durhaka sama majikan!!


"Anak siapa ini, hmm? Kenapa begitu menggemaskan~" Histeris Ran mencium pipi tirus Takemichi.

"Daddy!! Michi punya daddy!!" Balas Takemichi semakin membuat Ran menjerit histeris.


Ketika susana hangat ayah dan anak ini memenuhi seisi ruangan bermain. Salah satu pelayan nya mengetuk pintu dengan sangat tidak wajar.

Tanpa rasa hormat dan bersalah, pelayan itu langsung membuka pintu sebelum Ran mengizinkannya. Membuat hati dan harga dirinya sebagai seorang Majikan terinjak-injak.

Kenapa juga aku harus memperkerjakan si Sano ini? Batinnya tertekan.



Ketika pintu itu terbuka lebar, muncullah sosok gadis berparas cantik. Yang ini ori perempuan. Dengan surai emas yang sama dengan warna matanya. Senyum nya yang manis ketika melihat sang tuan muda terlihat sangat menawan. Namun, berubah ketika menatap sang majikan rasa babu itu.

"Emma chan!!" Ucap Takemichi.

Takemichi yang masih berada dalam pangkuan Ran mencoba untuk turun. Menyingkirkan lengan besar yang memeluk perut buncitnya, "daddy lepas. Michi mau peluk Emma chan."

Dari lubuk hati Ran yang paling dalam. Sungguh, ia ingin sekali mencabut kepala si bungsu Sano ini. Tapi, Takemichi akan merasa tersakiti jika melihat salah satu pelayan favorit nya ini mati dengan tidak manusiawi.

Dengan perlahan, Ran menurunkan Takemichi. Diambilnya kain yang terikat di leher sang anak. Dan ia lempar tepat pada wajah si pelayan bersurai perak.

Bajingan tengil!! Batinnya.


Setelah Takemichi turun dari pangkuan Ran. Dengan cepat, ia langsung berlari dan menghampiri Emma yang telah membuka tangannya.

"Lihat siapa pangeran tampan ini~" Goda Emma sambil mencium pipi Takemichi.

"Michi!! Itu Michi!! " Ucap Takemichi antusias.

"Kenapa kau kesini dasar pelayan gadungan?! "  Tanya Ran kesal.

Emma mengeryit kesal. Tak terima jika dirinya diejek dengan sebutan 'pelayan gadungan' meskipun itu benar.

"Huh!! Sanzu datang mencarimu. Oh! Jangan lupakan dengan Koko yang datang bersamanya." Jelas Emma.

"Aku tak heran jika Sanzu kesini. Tapi, kenapa Koko juga? Bukankah kau sudah memberi perintah pada bawahan mu agar si ular sawah itu tak bisa datang kemari? " Tanya Senju si pelayan.


Ran menggeleng tak mengerti, "mana kutahu. Mungkin saja para bawahan tak berotak itu lemah dengan uang yang Koko sodorkan."

Saya juga luluh kok kalau dikasih uang.

"Bawa Takemichi kekamar. Kunci pintunya dan jangan biarkan Koko masuk. Sanzu biarkan saja." Ucap Ran serius.

Emma serta Senju mengangguk. Kedua gadis itu segera pergi menuju kamar sang tuan muda yang berada di lantai dua. Diapit oleh kamar Ran dan kamar Rindou.

"Apa Sanzu kesini? Aku mau main dengannya!!" Takemichi menggenggam rambut Emma.

"Nanti saja, Oke?  Sanzu sedang rapat dengan daddy." Ucap Senju.




"Hoi!! T-tunggu SANZU!!  Senju awas, kakakmu datang!! " Teriak Ran dengan Koko yang telah terkapar diatasnya.

Senju yang merasa terpanggil pun menoleh kebelakang. Melihat Sanzu yang berlaru menuju dirinya. Lebih tepatnya Takemichi.

"Sweetie~ aku datang." Ucap Sanzu sambil terus berlari.


Emma yang masih menggendong Takemichi pun segera berlari. Menjauh dari Sanzu yang terlihat seperti seorang predator anak.


Sanzu, gua pukul ginjal lu mampus ya anjeng.

"Senju, lebih baik kau urus kakakmu itu. Melihat wajahnya membuatku ingin memukul jantungnya." Ujar Emma yang telah menjauh dari sana.

Senju menghela napas lelah. Nasib punya kakak tak memiliki otak itu sangat menyusahkan.



"Ahh~ Takemichi~~"



























Saya sedang memasuki fase 'si rajin banget upload'

Ngepet yok, thr saya habis buat uang saku sekolah. Maklum, emak saya kagak ngasih :)

 Maklum, emak saya kagak ngasih :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest.

Duda [ Ran x Takemichi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang