Hari ini, Ran berencana membawa Takemichi pergi menuju markas tempat dimana dirinya mencari nafkah.
Bukan tanpa alasan kenapa Ran mau membawa putranya pergi menuju kadang singa yang haus akan mangsa.
Beberapa hari yang lalu para babu yang biasanya ia suruh untuk menemani serta menjaga Takemichi meminta izin selama 2 hari untuk pergi menuju pelosok desa karena suatu masalah.
Entah masalah apa itu hingga membuat ke lima maid tak tau diri ini pergi dan meninggalkan kewajiban mereka sebagai seorang pelayan.
Yang membuat Ran lebih kesal lagi adalah, ketika kelima perempuan itu pergi dari mansion tanpa beban serta rasa bersalah sedikit pun.
"Selamat tinggal tuan muda~ kami akan segera kembali!" Teriak kelima gadis itu serentak.
Ran menatap kesal atas kepergian para babunya itu. Dirinya sudah memantapkan hati untuk memecat mereka semua setelah para maid itu kembali ke sini.
'Tunggu dan lihat saja nanti.' batinnya.
"Daddy,kita mau kemana?" Tanya Takemichi penasaran.
Ran menoleh dan menatap Takemichi yang duduk di pangkuannya. Jujur saja, jika bukan karena masalah para maid itu, ia tak mau membawa putra tercintanya ini untuk pergi dan bermain di markas yang lebih mirip dengan kebun binatang.
"Kebun binatang." Jawab Ran seadanya.
Mata Takemichi berbinar senang. Kerlip bintang yang berkilau terlihat disekitar matanya. Membuat Ran tak tega karena harus berbohong seperti ini.
"Ayo, sekarang Michi harus tidur." Ucap Ran mengusak lembut surai hitam Takemichi.
Takemichi yang memang sudah mengantuk sejak tadi pun menuruti apa yang Ran katakan. Tubuh kecil itu berbaring pada dada si bapak yang sangat amat datar.
Saya lebih suka dada Toji yang berisi:)
Mulut nya yang kecil menguap karena kantuk yang melanda. Dan, tak lama kemudian manik sejernih lautan itu tertutup rapat.
"Kau akan terkena masalah jika berbohong pada Takemichi." Ujar Rindou berada di setir mobil.
Ran menatap sekilas Rindou yang juga menatapnya malas. Wajah yang hampir mirip itu terlihat menyebalkan ketika secarik senyum jahil terbit di kedua bibirnya.
"Ini demi kebaikan Takemichi. Lagipula hanya sehari kita menitipkan putra kecil ku di sana." Balas Ran santai.
"Bukan itu maksud ku. Kau tau bukan, Takemichi tak akan mau menyentuhmu jika dia tau bahwa ayahnya yang gila ini berbohong." Rindou sambil menatap padatnya jalanan.
Duda muda kita yang satu ini diam termenung. Mengingat bagaimana Takemichi tak mau menyentuhnya selama sebulan hanya karena dia mengatakan akan membawanya bermain ke pantai yang tak jauh dari kediaman Haitani.
Namun, naas saja hal itu tidak terjadi karena Ran harus pergi menjalankan misinya pada tempat yang terbilang jauh.
Ganti bapak aja. Aku siap kok jadi bapakmu.
"Semoga saja kali ini itu tidak akan terjadi." Lirih Ran.
Rindou mendengus ketika mendengar jawaban yang Ran katakan.
'Aku berharap itu akan terjadi.'
Setelah menempub perjalanan yang cukup panjang, akhrinya ketiga manusia ini telah sampai pada sebuah gedung besar yang berada di pelosok desa.
Nuansa kampung yang modern sangat melekat pada bangunan bertingkat 3 itu.
Takemichi yang sudah dijanjikan akan pergi ke kebun binatang ini pun menatap bingung.
Bukankah ayahnya bilang mereka akan pergi ke kebun binatang?
Demi apapun di-phpin bapak itu rasanya nylekit banget.
"Daddy berbohong?" Tanya Takemichi sendu.
Rindou yang sudah menebak jika hal ini akan terjadi memilih untuk masuk terlebih dahulu. Meninggalkan sang kakak yang sudah panas dingin.
"Maafkan daddy, oke?" Ucap Ran memeluk Takemichi.
Yang bisa Ran katakan adalah maaf,maaf, dan maaf. Membuat hati Takemichi sedikit tergores.
Tangan kecil itu meremat jas yang ayahnya kenakan. Mau menangis pun tidak akan merubah apa yang sudah terjadi.
"Ayo masuk. Lain kali daddy akan benar-benar membawa Michi pergi ke kebun binatang." Ucap Ran menggendong Takemichi, tak lupa senyum hangat terbit di kedua sudut bibirnya.
Anggukan kecil Takemichi Ran tangkap sebagai jawaban. Kening lebar itu ia cium untuk menenangkan hati putra kecilnya.
"Mana Ran?" Tanya Takeomi ketika melihat Rindou duduk di sofa.
"Di luar, drama anak dan bapak membuatku pusing." Balas Rindou.
"Anak? Apa mak-
Sebelum Takeomi sempat melanjutkan kalimatnya, Ran tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan Takemichi yang berada di atas pundaknya.
Pria yang sudah berkepala 4 itu terkejut hebat saat melihat pemandangan yang tidak wajar ini.
" S-siapa anak kecil ini?" Tanyanya syok.
"Tentu saja anakku, memang anak siapa lagi?" Ran balik bertanya.
Takeomi meneteskan air mata. Ran yang masih berusia 25 tahun saja sudah memiliki anak sebesar ini.
Lalu kapan dirinya?
Istri saja tak punya, masa mau punya anak.
Kemarin saya sempet ditanya, ' abis lulus sma mau lanjut kemana? Kuliah apa kerja?'
Kira-kira apa tanggapan kalian?
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda [ Ran x Takemichi ] ✔
Short StoryEnd. Berusaha menjadi orang tua yang baik dengan sifat yang sedikit tidak normal. . . . . Karakter bukan milik saya!! Terima kasih.