Ran duduk di sebuah sofa berwarna hitam dengan Takemichi yang senantiasa berada di pangkuannya. Dibelakang terlihat Senju yang berdiri dengan sebuah tongkat baseball ditangannya.
Koko juga duduk disofa yang sama dengan Ran, namun dengan posisi yang sedikit jauh dari kedua pasangan ayah dan anak. Mata tajamnya itu menatap tab berwarna putih itu dengan serius dan teliti.
Sanzu, yang tadi sempat melakukan hal tak wajar di depan kamar Takemichi pun duduk di sebuah kursi plastik dengan raut wajah yang sama seperti tadi.
Memerah dan terlihat sangat mesum.
'Hah~ menatapnya saja sudah membuatku terangsang~' batinnya.
"Daddy, kapan kita main keluar?" Tanya Takemichi sambil menatap kakinya.
Ran yang sejak tadi melamunkan hal tak wajar pun sedikit terlonjak kaget. Tangan yang awalnya memegang sebuah berkas, kini beralih mengelus surai hitam sang anak.
"Lain kali, oke? Daddy belum bisa pergi keluar. Tapi, nanti kita pasti akan pergi ke sana." Ucap Ran tersenyum.
Senju yang berdiri di belakang hanya terdiam sambil mengamati interaksi mereka. Dirinya tau, Takemichi adalah bocah kecil yang sedikit kesepian.
Memang, Ran selalu pulang untuk menemani Takemichi. Tapi itu hanya untuk menemani, bukan mengajak bermain atau semacamnya.
"Bocah ini bisa main dengan Koko." Saran Koko tersenyum.
"Sweetie juga bisa main denganku~" Sanzu juga ikut tersenyum. Tapi, yang ini lebih terkesan sedikit horor.
Takemichi tersenyum cerah. Hanya sebuah senyum kepalsuan untuk menutupi segalanya.
Kenapa ini kesannya kayak anak broken homeಥ‿ಥ
'Tapi, Michi mau main bersama Daddy.'
Ran hanya bisa diam tak bergemimg. Bukannya ia tak mau main dengan Takemichi. Tapi, kondisinya lah yang membuatnya tak bisa pergi berkeliaran dengan bebas.
Polisi dan organisasi pemerintah yang lain selalu mencari celah untuk menangkap nya. Ia tak mau jika Takemichi, putra yang sangat ia cintai sampai terlibat dalam hal kotor seperti ini.
"Maafkan daddy, oke? Daddy janji, lain kali kita akan pergi dan bermain di luar. Sampai Michi puas baru kita pulang." Bujuk Ran memeluk Takemichi hangat.
Takemichi mengangguk senang, ia membalas pelukan hangat yang Ran berikan, "daddy harus berjanji!!"
Ran mengangguk dan mencium kening si bocah kecil. Membuat Senju menangis haru.
Sanzu yang melihat Ran bertingkah layaknua seorang ayah mengeryit jijik.
"Menjijikan! Jangan mengatakan hal yang sulit kau lakukan. Memberi sebuah harapan itu akan menyakitkan jika kau tak menepatinya." Ucao Sanzu bijak.
"Darimana kau dapat kata-kata itu?" Tanya Koko.
Sanzu diam sebentar sebelum menjawab, "gulu-gulu"
Takemichi yang tak mengerti memilih untuk bermain dengan uang yang Koko letakkan diatas meja. Pena berwarna merah, hitam, dan putih ia gunakan untuk membuat mahakarya yang sangat bernilai.
Tentu bernilai, gambarnya saja diatas uang dengan warna merah.
Membuat hati kecil saya bergejolak dan ingin memukul Koko:)
Koko yang sejak tadi berbincang dengan dua manusia titisan alien pun mulai mengalihkan perhatiannya pada Takemichi yang asik menggambar.
Ia sedikit mengintip apa yang bocah kecil ini lukis diatas uang.
Bibir itu sedikit naik dan membentuk kurva ketika tau apa yang bocah manis ini lukis.
"Apa yang kau gambar, bocah?" Tanya Koko berpura-pura.
Takemichi mendongakkan kepalanya dan menatap Koko. Manik berwarna biru laut yang dalam itu menatap binar si calon sugar daddy nya.
Bocah kecil ini mengangkat selembar uang berlukiskan sosok Koko yang tersenyum. Meskipun gambar terlihat berantakan, tersirat rasa kasih sayang dalam mahakarya dari si pangeran kecil.
"Ini Koko!! Michi menggambar Koko!" Ucap Takemichi antusias.
Koko tertawa. Takemichi kecil dibawa untuk duduk di pangkuannya. Selembar uang itu ia ambil untuk dilihat.
"Ini boleh untukku?" Tanya Koko.
Takemichi mengangguk. Memperolehkan Koko untuk menyimpan dan memiliki uang berlukiskan dirinya yang sedang tersenyum. Toh, sejak awal uang itu memang miliknya kan?
"Terima kasih."
"Untukku tidak ada, sweetie?" Tanya Sanzu memelas.
Membuat Ran beserta yang lain jijik dibuatnya. Terkecuali, Takemichi tentunya.
"Zu chan mau?" Tanya Takemichi menepuk surai merah muda Sanzu.
Anggukan antusias Sanzu berikan sebagai jawaban.
"Baiklah! Michi akan buat untuk Zu chan!!" Ucap Takemichi mengecup pipi Sanzu.
Ruangan menjadi hening ketika Takemichi berlari menuju kamar untuk mengambil sebuah pena untuk menggambar. Senju yang sejak tadi diam, memilih untuk pergi karena sudah tau apa yang akan terjadi nanti.
'Lebih baik melarikan diri daripada harus terlibat perkelahian para pedofil ini.' batin Senju.
Ran mengacungkan sebuah senapan kearah kepala Sanzu. Sedangkan, Koko meletakkan mata katana si manusia bersurai merah muda itu tepat pada perut sang empu.
"Enak sekali kau mendapat berkah dari dewa. Padahal, kau kan seorang pendosa." Ucap Koko penuh dendam.
Sanzu mengabaikan itu. Ia terus memegang pipi yang telah dicium Takemichi.
'Hoki seumur hidupku telah terpakai untuk ini~' gumannya dalam hati.
Ran menggelap. Peluru yang berada didalam senapan itu siap meluncur dan melubangi kepala Sanzu.
"Mengampunimu dari Tuhan memang bukan urusanku, tapi.....
....Mengirimkan mu kepada Tuhan adalah urusanku. Lebih baik kau persiapkan amal baikmu mulai dari sekarang."
Capek, pengen makan Sanzu.
Saya up hari ini, karena besok gak bisa. Maklum, ujian kenaikan kelas tinggal beberapa hari lagi.
Ujian nya sudah tertulis, membuat otak kecil saya ini harus tersiksa selama 2 minggu:)
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda [ Ran x Takemichi ] ✔
Short StoryEnd. Berusaha menjadi orang tua yang baik dengan sifat yang sedikit tidak normal. . . . . Karakter bukan milik saya!! Terima kasih.