Sebuah tikar berwarna merah tergelar rapi dihalaman belakang. Beberapa camilan manis dan berbagai macam main tergeletak di sana.
Tumpukan buku serta kertas juga turut mengisi tikar tersebut.
Suara tawa dan keluh kesah dari manusia yang saat ini tengah berpiknik mengisi hampanya udara yang hanya terisi oksigen.
Ngomong apa sih?
Para bapak-bapak lajang ini tengah berkumpul untuk merayakan hari dimana Takemichi lahir ke dunia. Mungkin memang sudah telat, tapi itu tak mengurangi bagaimana bocah mania ini terlihat begitu bahagia.
"Ini dari ku, bocah." Ucap Takeomi menyerah kotak hadiah berwarna merah.
Netra Takemichi membulat lucu, jemarinya yang terikat oleh gelang karet berusaha meraih hadiah yang Takeomi berikan.
"Terima kasih." Balas nya sambil tersenyum.
Takeomi mengangguk. Pria yang hampir menginjak kepala 4 itu sudah menganggap Takemichi sebagai keponakannya.
Ran yang duduk sembari memangku Takemichi juga ikut tersenyum. Dirinya cukup senang ketika melihat Takemichi yang begitu antusias dengan pesta yang ia buat secara kecil-kecilan.
Dan lagi, acaranya pun hanya diisi oleh bapak-bapak yang haus akan belaian para janda diluar sana.
Kecuali dirinya tentunya.
Sanzu yang hampir kehilangan masa depannya pun turut memeriahkan pesta itu. Raut wajahnya akan terlihat pucat ketika menatap Ran. Masih terbayang bagaimana duda satu itu mengacungkan kapaknya tepat di selangkangan nya.
Masih untung 'burung' miliknya hanya tergores, bukan terpotong.
"Sweetie, ini dari ku. Jika kau sudah besar, aku akan memberikan tubuh ini untukmu~" Sanzu menyerahkan sekotak hadiah.
Netra lilac milik Ran mengkilap tajam, berbagai macam kata jahanam keluar dari mulutnya. Tapi, hanya berupa gumanan. Tidak mungkin jika dirinya harus berkata kasar di depan Takemichi.
"Terima kasih, Zu chan." Balas Takemichi tersenyum senang.
Kedua sudut bibir itu di tarik keatas, senyum merekah di wajahnya. Jari tengah ia acungkan pada Ran yang sudah bersiap dengan senapan nya.
"Dasar banci!"
Kini giliran Koko yang memberikan hadiah. Namun, sebelum itu manusia berkedok ular ini harus melakukan ritual terlebih dahulu.
Langkah pertama, mencium telapak tangan Takemichi terlebih dahulu.
Langkah kedua, menyentuh dan meraba paha Takemichi yang terbalut celana pendek berwarna hitam.
Langkah ketiga, baru setelah itu berikan hadiahnya.
Ingat, hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah profesional:)
"Ini dari ku manis, kalau masih kurang, bilang saja pada daddy Koko ini." Ucap Koko memberikan bingkisan besar.
Tak lupa lidah nya akan terjulur seperti ular.
"Kau mau mati, Koko?" Tanya Ran penuh penekanan.
Koko menggeleng dan tersenyum.
"Gak dulu, aku masih mau jadi sugar daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda [ Ran x Takemichi ] ✔
Short StoryEnd. Berusaha menjadi orang tua yang baik dengan sifat yang sedikit tidak normal. . . . . Karakter bukan milik saya!! Terima kasih.