bagian 10

1.6K 252 50
                                    

Datangnya Takemichi ke dalam markas penuh dosa itu merubah banyak hal. Dalam satu hari saja, manusia yang biasanya bringas dan tak kenal ampun ini berubah menjadi lemah lembut hanya karena sebuah kiss bye yang bocah kecil ini berikan.

Istilahnya wajah sangar, hati hello kitty.


Tapi, itu hanya berlaku bila mereka sedang bersama atau bertemu dengan Takemichi. Setelahnya, mereka akan kembali pada tabiat aslinya.



















Masih di hari yang sama. Bocah kecil bersurai hitam itu tengah duduk dengan para bujang tua yang merubunginya.

Menyodorkan berbagai makanan manis dan benda khas anak kecil. Aroma barang baru seperti parfum yang Gak kenakan saat ini.

"Buka mulutmu, Takemichi. Aaa~" Ucap Rindou menyuapkan kue.


Takemichi yang pada dasarnya suka makanan manis pun segera membuka mulut. Dalam sekali lahapan, pipi yang sejak awal sudah tebal karena berisi, makin tebal lagi karena kue yang disuapkan cukup besar.


Apa cuma saya yang kurang suka sama makanan manis?



"Ayo, kau juga harus coba ya-


Rindou berhenti berbicara ketika melihat Takemichi. Matanya yang lebar itu terlihat sangat menggemaskan saat menatap binar kue yang dirinya pegang.

Sisa kue yang tak tertelan dan menempel di pipi bagian kiri pun terlihat seperti meminta untuk di jilat.

Iman Rindou yang hanya sebesar biji jagung pun runtuh seketika.

Kedua sisi pipi itu ia remat pelan agar keponakan manisnya tak merasa sakit. Bibirnya yang seksi dan sungguh menggoda iman itu segera mendekat dan menggigit pipi yang terdapat sedikit sisa kue.

Takemichi tersentak saat gigi Rindou yang tajam menggigit pipi nya. Mata biru yang awalnya berbinar senang, seketika berubah.

Kilauan air mata yang terpancar seakan menjadi pertanda bahwa bencana alam akan segera melanda.

Tangan kecil yang memegang jari Koko terlepas dan menjambak surai panjang pamannya.

"Hiks...HUAA!!" Tangis Takemichi pecah.

Koko yang sibuk memegang berkas meloncat kaget. Ran yang berdiri memandang indahnya wajah author pun segera beralih.

Dan, menemukan putra tercinta tengah menahan jijik dan sakit karena gigitan yang Rindou berikan.

"Rindou, kau?! " Koko berucap.


Takemichi terus menangis, matanya yang telah sembab menatap Ran yang terdiam seperti bingung akan keadaan.

" HUAA...DADDY!!" Tangis Takemichi kembali pecah .


Ran yang hanya diam menatap Takemichi segera tersentak. Kakinya yang lebar segera berlari dan menghampiri Takemichi.

Tak lupa dirinya memukul Rindou yang telah menodai pipi perawan putra tersayangnya.

"Dasar bodoh!" Ucap Ran.


Rindou mengusap kepalanya dan menyengir tanpa dosa. Koko yang juga telah bersiap untuk mencabut gigi nya pun tak jadi melakukannya karena masih terdapat Takemichi yang berada di ruangan itu.

"...hiks.daddy lihat ini." Takemichi menunjuk bekas gigitan.



Tissu basah yang berada di atas meja Ran ambil untuk membersihkan bekas gigitan. Takutnya ada racun rabies di dalam air liur adiknya.

"Sstt, tidak apa-apa. Nanti, kita potong burung Rin chan, oke?" Tawar Ran tersenyum penuh dosa.


Tatapan tajam Rindou berikan sebagai peringatan untuk jangan melakukan hal itu.

Senyum merekah dikedua sudut bibir Takemichi. Tangan kecilnya memegang gunting mainan yang sempat Kakucho berikan untuk melawan Sanzu tadi.

"Hmm. Michi punya gunting." Ujar Takemichi mengangkat tinggi gunting plastik nya.



Nanti kita tahlilan burungnya Rindou:)







Koko tertawa penuh dosa. Pundak lebar Rindou ia tepuk untuk memberi semangat.

"Selamat menjalani hidup tanpa masa depan kawan." Koko menangis bawang.

Pasrah dan malu. Dua hal yang Rindou harus alami hari ini.


























Setelah pembahasan tentang burung Rindou yang tidak tau mau saya apakan nanti.

Ran mengajak Takemichi untuk pergi menuju halaman belakang. Tempat yang sunyi namun damai sangat cocok untuk tumbuh kembang anak.


Terdapat sungai buatan yang menjadi tempat bagi burung flamingo milik Sanzu hidup dan mencari makan di sana.

Satu alasan yang membuat manusia tak punya otak itu memelihara burung dengan leher yang cukup panjang.

"Takemichi bilang, dia teringat denganku saat melihat burung ini. Jadi kubeli saja, toh uangku banyak."


Mau heran, tapi ini Sanzu:)



Takemichi yang sejak tadi berada dalam gendongannya pun, segera menurunkan Takemichi. Membiarkan putra kecilnya berlari dan bermain di sana.



"JANGAN DEKATI BURUNG ITU!!" Teriak seseorang dari kejauhan.

Agak gimana gitu ngetik capslock semua.

Takemichi yang berniat memeluk burung flamingo itu tersentak. Ran pun juga begitu.

Pria yang hampir berkepala 3 itu berlari menghampiri Takemichi.

"Siapa?" Tanya Ran menggema di sana.


Dari balik pintu seberang, terlihat sosok pemuda bersurai pirang bercampur hitam yang tengah berjalan sambil memegang tongkat.

Ran menatap tajam kepada pemuda itu. Tangan kanannya ia gunakan untuk menutup mata Takemichi. Tak membiarkan putranya untuk melihat lelaki durjana.

"Ah, kau la*urnya Sanzu, kan?" Tanya Ran tersenyum remeh.

"Tunggu siapa namamu, Torabika?" Lanjut Ran.

Pemuda tadi bersungut tak senang.

"Sialan! Siapa Torabika? Aku ***"




































Kesel aku. Pengen madang wae.

Udah 10 chapter aja njirಥ‿ಥ

Udah 10 chapter aja njirಥ‿ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pinterest.

Duda [ Ran x Takemichi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang