Musim kemarau telah tiba. Udara panas dan kering sudah menjadi makanan setiap hari. Banyak tanaman yang mengering, dan tanah yang terbelah.
Sudah 2 minggu semenjak Takemichi libur sekolah, namun yang bocah ini lakukan hanyalah tidur, main dan makan.
Tak ada kegiatan yang dapat dirinya lakukan di kondisi yang mirip dengan neraka.
Bedanya ini versi lite, jadi masih bisa ditahan.
Dua botol berisi air dingin tergeletak dibawah pohon, ransel berwarna hitam dengan garis biru tersandar rapi pada tepi dudukan beton.
Satu kotak makan berisi buah segar dan beberapa helai roti tawar telah hilang ditelan lambung. Sisa-sisa remahan roti yang berjatuhan telah menjadi santapan semut yang menunggu di bawah.
"Ugh... Panas~" Keluh Takemichi.
2 jam telah berlalu setelah Ran mengatakan bahwa dirinya akan menjemputnya setelah makan siang.
Namun, jam makan siang telah berlalu, dan ayah tercintanya pun tak kunjung datang dan menyelamatkan nya pada kesengsaraan ini.
"Aku akan memukul daddy nanti" Guman Takemichi mengunyah kacang rebus.
Angin berhembus dengan kencang, daun kering dan debu penuh bakteri ikut terbang terbawa arus angin. Hawa kering dan risih membuat Takemichi ingin memukul seseorang.
Ketika netra biru itu memandang kesana kesini untuk mencari target pelampiasan, terlihat diujung matanya seorang pemuda? Atau apalah itu sedang duduk termenung.
Jarak antara dirinya dan sosok itu tidak begitu jauh, hanya berkisar 200 meter.
Dengan penuh binar, Takemichi segera berlari. Tak lupa 2 botol air dan kotak makan tadi ia bawa dan masukan kedalam ransel.
"Paman!! " Teriaknya.
Melihat teriaknya tak digubris, Takemichi semakin mengeraskan suaranya. Namun, kali ini agar damage yang diberikan lebih berasa, sepatu mahal yang ia kenakan menjadi bahan untuk lemparan telaknya.
Apalah daya sepatu yang menemani masa sekolah saya selama 5 tahun akhirnya jebat kemarinಥ‿ಥ
Dalam posisi siap melemparkan, Takemichi sedikit meramalkan kata-kata yang sering Sanzu ajarkan pada dirinya.
"Jika ini tidak kena, maka kenakan lah, kalau masih tidak kena, kuharap dirimu mati tertusuk tusuk sate"
Dalam hitungan 134,jangan tanya duanya kemana, sepatu itu terlempar jauh menembus awan. Melayang leluasa seperti burung yang siap menerjunkan setetes tai yang sungguh harum.
Sosok yang duduk termenung itu tertohok ketika terkena lemparan sepatu. Gumanan penuh cemoh seperti keluar dari mulutnya.
"Sialan!! Siapa yang melempar ini! "
Takemichi yang melihat bahwa lemparannya berhasil, segera menghampiri sosok itu. Tawa penuh kelicikan keluar dari mulut manisnya.
"Apa itu sakit? " Tanya Takemichi.
Sosok yang menoleh kebelakang sedikit terkejut dengan kehadiran anak bersurai hitam ini.
"Menurutmu?" Tanyanya.
Jemari penuh kuman itu sedikit digigit, kepala dengan surai hitam dimiringkan ke kenan. Seolah sedang membuat pose seimut mungkin.
"Umm, tidak." Balas Takemichi polos tak berdosa.
Sosok tadi sedikit mengeram kesal, mau mengamuk tapi yang diamuk hanyalah anak berusia 7 tahun. Memukulnya saja sudah bisa membuatnya masuk penjara. Apalagi membunuhnya?
"Jadi kau yang melempar ini? Dimana sopan santun mu, bocah? " Tanya sosok itu lagi.
Takemichi terdiam kala sosok itu menatapnya dengan tajam. Netra yang sedikit menyeramkan namun indah dalam bersamaan membuat Takemichi terpikat.
Sudah tau ini siapa?
"Kenapa kau diam?"
Takemichi tersentak, manik biru itu membulat lucu ketika sosok ini mendekat padanya. Mulut kecil itu terlihat gemetar seakan ini mengatakan sesuatu. Pipi serta seluruh wajahnya terlihat merah, entah karena panas atau karena malu.
"I-itu, a-ayo menikah!! "
"Hahh!! "
Satu ruangan berhiaskan bunga mawar putih terlihat sungguh menawan. Suara kicauan umat manusia yang memenuhi ruangan itu terdengar sangat riuh.
Padahal hanya diisi kurang lebih 20 orang, tapi rasanya seperti 1000 orang telah berkumpul di sana.
"Kenapa....
....Kenapa kau yang hampir tak pernah masuk kedalam cerita ini bisa menikah dengan Takemichi,
IZANA!!! "
Hallo, saya kembali. Apa yang saya ketik di pengumuman itu bukan keluar beneran, cuma hiatus bentar.
Bulan ini tu repot banget, yang pertama hari Pramuka pasti banyak lomba, kedua hari Proklamasi nanti banyak eventnya, ketiga saya sudah pulang sore, maklum anak SMA jaman sekarang berasa tua di sekolah.
Dan yang terakhir selama sebulan ini saya harus ikut simulasi asesmen, mampus ga tuh. Udah goblok malah disuruh mikir.
Untuk sequel RanTake publish tanggal 20 nanti. Ditunggu ya~~
Kalau ga up berarti ya berarti gaada sequel.
Pinterest.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda [ Ran x Takemichi ] ✔
Short StoryEnd. Berusaha menjadi orang tua yang baik dengan sifat yang sedikit tidak normal. . . . . Karakter bukan milik saya!! Terima kasih.