bagian 16 || akhir

1.3K 197 41
                                    

Beberapa hadiah pemberian para bapak-bapak serta penghuni mansion itu telah Takemichi buka satu-satu.

Setiap hadiah akan beraneka ragam isinya. Ada yang normal sampai tak masuk akal.

Seperti hadiah dari Sanzu dan Koko. Untuk hadiah dari kelapa muda itu telah Takemichi buka terlebih dahulu.

Sedangkan milik Sanzu langsung di lempar Ran karena isinya yang sangat tidak ramah.


Takemichi sempat protes, kenapa hadiah sebagus dan semahal itu harus di buang. Setidaknya jika bukan untuk nya, itu bisa dimiliki oleh orang lain.

Tapi, yang namanya Ran apapun yang ia lakukan harus di taati dan dihormati. Maklum, orang tua kadang suka begitu.

Tebaklah, kira-kira apa hadiah yang Sanzu berikan pada Takemichi.

Satu set alat sex berkedok mainan, atau yang lain.












Malam semakin larut, kedua pasangan bapak dan anak ini masih asik berbagai canda dan tawa di kamar dengan nuansa laut itu.

Takemichi duduk di pangkuan Ran sambil memegang boneka kecil berbentuk kapal selam.

Ran sendiri tengah menikmati hangatnya tubuh Takemichi saat ini.

"Daddy." Panggil Takemichi.

Ran menunduk untuk menatap wajah manis sang anak. Pipi yang bersemu merah itu ia kecup dengan pelan.

"Ada apa?"

Boneka yang sejak tadi ia pegang diremas dengan pelan. Wajah manis itu terlihat semakin menggemaskan ketika menatap Ran penuh binar.

"Michi cinta daddy!!" Ucap Takemichi memeluk Ran.

Kepala dengan surai hitam yang pekat ia sembunyikan pada ceruk leher sang bapak. Senyum merekah di kedua sudut bibirnya. Terkadang, kekeh kecil akan keluar dari mulutnya.

Netral lilac itu membulat dan berkedip dengan cepat. Tak lama, senyum lembut yang jarang Ran tampilkan ikut terbit di kedua sudut bibirnya.

"Daddy juga mencintai Takemichi." Balas Ran.

Tawa kecil Ran dengar tepat di samping telinganya. Tangan kecil itu menangkup pipi tirus dengan lembut.

"Michi lebih cinta daddy!!"

Ran yang tak mau kalah melakukan hal serupa. Pipi berisi itu juga ia pegang dengan lembut.

"Daddy lebih mencintai Takemichi, lebih dari apapun dan siapapun." Ucapnya sambil memeluk Takemichi.


Tubuh kecil itu ia peluk dengan erat, tak jarang Ran akan memberikan sensasi geli pada anak itu.

Tawa Ran serta Takemichi memenuhi kamar kecil itu.

Yuzuha dan Senju yang kebetulan lewat ikut tersenyum.



"Aku tidak bisa membayangkan jika Takemichi menikah nantinya."



































Suara beberapa orang menjadi alarm di pagi buta hari ini.

Sebuah lahan dengan hamparan bunga matahari terbentang luas tepat di samping mansion Haitani.

Emma beserta Hina tengah sibuk memberi perintah pada babu yang tengah sibuk melakukan pekerjaan nya.

Ran juga ikut dalam kegiatan pagi ini, tapi hanya menonton dari balkon kamar Takemichi.

Duda [ Ran x Takemichi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang