PROLOGUE

509 37 9
                                    

"Luffy..." Suara lembut itu menggema ditelinga seorang laki-laki dengan rambut hitam.

"Siapa kau?" Tanya dia. Namun, gadis di depannya itu terus menatap lembut ke arahnya. Seperti terhipnotis, tangan lelaki itu bergerak untuk memegang kedua pipinya, memajukan bibir yang kian lama makin dekat. Dan sepertinya gadis itu tidak keberatan.

Setelah kurang 2cm lagi untuknya mencium gadis itu.

Kring......

"Huh!" Matanya tiba-tiba terbuka setelah suara dari jam tadi terdengar di telinganya. Dan tersadar, adegan tadi hanyalah sebuah mimpi, "Aku... Memimpikannya lagi..." Gumamnya dalam sunyi di pagi hari.

Namun, akankah hal itu akan terus menjadi sebuah mimpi belaka?

GIRL IN MY DREAM•

.
.

Namanya 'Monkey D. Luffy', pemuda berumur 17 tahun yang masih berstatus pelajar. Anak dari seorang pengusaha sukses yang bernama 'Monkey D. Dragon'.

Banyak gadis yang tertarik padanya di sekolah, walaupun dia agak bodoh. Tapi dia sendiri belum pernah tertarik pada seorang gadis. Namun, akhir-akhir ini luffy selalu di hantui oleh seorang gadis berambut Oranye dalam mimpinya.
Dan untuk pertama kalinya, dia tertarik pada seorang gadis, walau hanya dalam mimpi.

.
.
.

"Huh? Lalu kenapa?" Tanya seorang laki-laki dengan ciri-ciri mirip seperti luffy.

"Kenapa? Apa maksudmu, Ace?" Tanya Luffy

"Maksudku kenapa selalu gadis itu yang berada dalam mimpimu?"

"MANA KUTAHU BODOH!!"

"Tenanglah Luffy, ini masih pagi" Kali ini yang berbicara adalah pemuda berambut pirang yang seumuran dengan Ace, namanya Sabo. Sabo dan Ace adalah kakak angkat Luffy, selisih umur Ace dan Sabo dengan Luffy adalah 3 tahun. Walaupun tidak terikat hubungan darah, keakraban mereka melebihi saudara yang memiliki ikatan darah.

"Habisnya Ace bodoh!" Ucap Luffy.

"LIHAT DIRIMU SENDIRI, AHO!!" Protes Ace dengan memberi sedikit pukulan pada kepala Luffy.

"Huh.. Kalian berdua memang sama bodohnya"

.
.
.

Saat perjalanan ke sekolah, luffy tidak sengaja menabarak seseorang, berambut 'Oranye' hingga belanjaannya jatuh.

"M-maaf aku sedang terburu-buru" Kata Luffy.

Saat ingin membantu mengambil belanjaannya, tangan Luffy tidak sengaja bersentuhan dengan tangan seseorang itu. Yah, jika kalian berharap adegan  ini akan menjadi romantis seperti film-film India, maka kalian salah.

'Mm-memang warna rambutnya sama, t-tapi kenapa?..' batin ngeri Luffy.

"Oh... Hey anak muda, apa kau sedang mencoba merayu nenek-nenek berumur 50 Tahun?" Tanya Nenek yang ditabrak Luffy.

'Kenapa harus Nenek-Nenek!'

Luffy segera berdiri dan dengan tergesa-gesa dia bilang, "M-maaf nek, aku sedang terburu-buru!!" Ucap Luffy yang langsung lari sebelum dia dijadikan santapan oleh, nenek-nenek! Itu.

"Heh, dasar anak muda."

.
.
.

"Huh, huh, huh" Deru nafas Luffy yang terpacu begitu cepat setelah sampai di depan gerbang sekolahnya, "Kupikir mimipi indah akan menghasilkan sesuatu yang indah pula. Ternyata berbanding 180°, huh..." Ucap Luffy setelah mengingat kejadian tadi.

BEBERAPA JAM KEMUDIAN.

Kring.....

Bel berbunyi pertanda waktu istirahat.

Luffy kini sedang melamun, menatap indahnya hari ini dari jendela.

"Oi!" Suara itu membuat Luffy buyar dari lamunannya, membuat sang empu bedecih kesal.

"Zoro, kau mengganggu lamunanku" Protes Luffy pada seorang yang menggangunya itu.

"Huh? Tidak biasanya. Sebenernya apa yang sedang kau pikirkan, Luffy?"

"Yah, tidak biasanya Luffy yang ceria, hari ini terlihat begitu murung" Kali ini yang berbicara adalah Sanji. Zoro dan Sanji adalah teman terdekat Luffy, suasana yang dihadirkan tidak jauh berbeda saat dia sedang bersama kedua kakaknya.

"Kenapa kau ikut-ikutan, alis keriting?" Ucap sinis Zoro pada Sanji, "Hah? Kau mau bertarung? Kuso marimo!" Balas Sanji.

Luffy menatap mereka berdua dengan tatapan malas, pemandangan ini tidak lagi asing baginya, dan menandakan bahwa dunia sedang normal hari ini. Jika Zoro dan Sanji tidak bertengkar sehari saja, bersiaplah untuk datangnya bencana.

"Aku... Jatuh cinta"

Deg

Hening untuk beberapa detik, "Apa? Kau... Bilang apa?" Sanji memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Zoro hanya menatap Luffy dengan pandangan terkejut. Yah, hal yang barusan Luffy ucapkan seperti hal tabu dan mustahil bagi seorang 'Monkey D. Luffy' bisa mengucapkannya.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Luffy bingung.

"Kau benar-benar Luffy kan?" Tanya Sanji, "Apa kau buta? Alis keriting. Jelas-jelas yang di depan kita itu Luffy." Sahut Zoro. "Siapa gadis beruntung yang dapat melelehkan hatimu itu, Luffy?" Lanjut Zoro.

"Entahlah, aku hanya pernah melihatnya dalam mimpi" Jawab Luffy yang membuat Zoro dan Sanji kecewa.

"Ku kira kaptenku sudah mulai waras dengan jatuh cinta pada wanita. Tapi, nyatanya malah makin stres" Ucap Sanji dengan nada kecewa.

"Maaf Luffy, bukan maksudku untuk menghancurkan harapanmu. Tapi... Kalau hanya dalam mimpi kau tidak akan bisa mendapatkannya loh" Ucap Zoro dengan nada berwibawa, "Nande?" Tanya polos Luffy.

"Karena dia tidak nyata, Aho!" Jawab Zoro dan Sanji bersama'an dengan gigi hiu.

"Tidak! Walau hanya pernah bertemu dalam mimpi, aku selalu merasa bahwa dia berada di dekatku" Yakin Luffy.

"Oi! Kuso marimo" Panggil Sanji, "Ah... Kurasa kita harus memasukkan kapten kita ke rumah sakit jiwa" Jawab Zoro.

"AKU TIDAK GILA, DASAR SIALAN!" Protes Luffy. "Huh... Instingku mengatakan kalau aku akan bertemu dengannya tidak lama lagi." Lanjutnya.

Tidak bisa diragukan insting Luffy memang melebihi manusia biasa. Zoro dan Sanji tahu itu.

"Lalu, apa kau akan menunggu sampai saatnya tiba?" Tanya Sanji.

"Aku tahu!" Ucap Luffy semangat, "Tahu apa?" Balas Sanji dan Zoro.

"Aku akan mencarinya!"

"Apa kau memiliki informasi tentangnya? Seperti alamatnya?" Tanya Zoro. "Tidak!" Jawab Luffy.

"AHO KA TEME!" Sahut Zoro dan Sanji.

"Yosh! Zoro! Sanji! Bilang pada Sakazuking-Sensei bahwa aku tiba-tiba sakit!" Ucap Luffy yang lalu pergi membawa tasnya.

"DIA SERIUS!" Kaget keduanya setelah melihat Luffy pergi begitu saja. "Dia akan jadi donat besok" Ucap Zoro. "Yah..." Sahut Sanji.

• TO BE CONTINUED•

Pertama kalinya ngetik nih, gimana? Cringe ya? Hehe ya maap atuh, Next Chapter saya usahain buat lebih baik lagi dalam membuat ceritanya.

Girl In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang