Nami's Dark Past

210 20 37
                                    

•GIRL IN MY DREAM•

10 TAHUN YANG LALU.

Termenung sendiri di sebuah bangku kecil, tangan kecilnya memegang sebuah buku navigasi. Berharap suatu hari nanti ia akan berlayar di lautan.

Terdengar konyol, di saat semuanya kini telah berubah modern. Kapal tak lagi menggunakan layar untuk bisa melaju, dan juga sudah ada radar pada kapal yang pastinya lebih akurat dari navigasi manusia.

Namun, entah kenapa di saat semua orang memuja dan menginginkan modernisasi. Gadis kecil ini sangat ingin hidup di masa lalu. Eranya para bajak laut.

Alasan pertamanya adalah, dia ingin menunjukkan ilmu navigasinya. Yang kedua, mungkin efek pada sebuah dongeng yang pernah ia baca, judulnya, 'One Piece' isi otaknya mungkin telah di cuci oleh dongeng ini.

One Piece, menceritakan seorang pria yang memiliki impian menjadi raja bajak laut. Dan mendapatkan krunya satu persatu di lautan. Kalian berfikir pria itu seperti bajak laut lainnya? Salah. Pria ini membangun sebuah kelompok bajak laut penolong, mungkin lebih mirip tim SAR dari pada bajak laut. Dan jika bisa, gadis ini ingin sekali menjadi salah satu krunya.

"Hm, sudah sudah sore, sebaiknya aku pulang" Gumam gadis itu setelah melihat matahari mulai tenggelam.

Melewati jalan setapak, tiba-tiba ia mendengar sesuatu.

"Tolong!!"

Keringat dingin memenuhi pelipisnya, dia ingin lari, tapi jiwa penolongnya lebih membara.

Kaki kecilnya ia langkahkan ke arah suara itu, "H-halo?! Ada yang minta tolong?!"

"Tolong!"

Kali ini suaranya terdengar lebih jelas lagi, ia segera menemukan asal suara itu, "Hei!" Panggilnya.

"Hei tolong aku! Kakiku tidak bisa bergerak! Ular itu ingin memakan ku!"

Ia melihat kakinya yang tersangkut akar pohon, sementara ular berukuran besar itu semakin mendekat.

Gadis itu segera datang untuk menolongnya, aksi tarik menarik kaki di mulai. Jeritan sakit terdengar dari gadis berambut hitam ini. Hingga akhirnya terlepas dan merekapun segera melarikan diri.

"Huh... Terimakasih. Jika tidak ada dirimu, pasti aku sudah dimakan oleh ular itu."

"Bukan masalah, kebetulan aku sedang lewat lalu mendengar teriakkan mu"

"Ngomong-ngomong namaku Hancock. Bisa kita berteman?"

"T-teman? B-belum pernah ada yang mau berteman denganku sebelumnya"

"Kenapa?" Tanya Hancock

"Aku mempunyai sebuah impian, yang menurut mereka aneh. Dan mereka memanggilku si gadis aneh"

"Memangnya apa impianmu itu?"

"Maaf, aku tidak ingin menceritakannya."

"Um... Tidak apa. Tapi kau mau menjadi temanku kan? Namamu?"

Setelah berfikir cukup lama gadis itupun menganggukkan kepalanya, "Nami. Panggil aku Nami."

"Baiklah Nami, hari ini kita sudah berteman. Tapi maaf, aku harus pulang sekarang, aku takut keluargaku khawatir" Ucap Hancock.

"Tidak apa-apa, aku juga ingin pulang"

Setelah itu Hancock mulai berlari menjauh, "Sampai jumpa besok, Nami!" Teriaknya dengan lambaian tangan.

Nami ikut melambaikan tangannya juga, "Ya!"

Lalu, mulai melangkahkan kaki kecilnya untuk pulang. "Aku, punya teman? Tidak bisa di percaya hihi"

Girl In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang