New School

154 24 44
                                    

•GIRL IN MY DREAM•

Pukul 5 pagi, saatnya membuat sarapan untuk suami dan anak yang akan pergi bekerja dan sekolah. Begitulah tugas istri seharusnya jika sudah berkeluarga.

Walaupun Luffy belum sah menjadi suaminya, kini Nami sedang berdiri di dapur untuk membuatkannya sarapan. Tangan halusnya dengan lihai memotong bahan-bahan itu.

Hingga aroma khas gorengan mpok siti—, eh?maap-maap salah server.

Hingga aroma khas bumbu masakan rumahan itu masuk kedalam hidung Luffy. Dia terbangun, lalu sadar Nami sudah tidak ada di sisinya.

Aroma itu kembali tercium olehnya, ia mengikuti aroma itu yang menuju keluar kamar. Pandangannya langsung tertuju pada Nami yang sedang berdiri di depan kompor menyala, tangan kanannya memegang sebuah spatula.

Luffy tersenyum lalu berjalan mendekatinya. Luffy memeluk Nami dari belakang, kepalanya ia sandarkan pada bahu kiri Nami, yang membuat gadis itu sedikit terkejut.

"Eh?! Luffy... Kau mengagetkan ku" Ucap Nami, ia menggunakan tangan kirinya untuk mengusap kepala Luffy.

Luffy kembali menghirup aroma itu dalam-dalam. "Aromanya sangat enak, kau masak apa hari ini, Nami?"

"Kau bilang suka daging kan? Jadi hari aku masak gulai ayam untukmu" (Ngomong-ngomong, adakah gulai ayam di wanpis?)

"Ayam? Aku suka semua yang ada dagingnya, arigato! Nami!" Ucap Luffy seraya mengeratkan pelukannya dan bibirnya bergerak untuk mencium pipi gadis itu.

Tidak perlu ditanyakan lagi, seberapa blushingnya Nami saat ini. "T-tunggulah di meja makan sampai aku selesai" Ucapnya malu-malu.

"Siap!" Lalu Luffy bergerak untuk duduk di depan meja makan apartemen Nami.

"Huh..." Nami bernafas lega, dan melanjutkan acara memasaknya.

Tidak perlu menunggu lama, kini di meja makan sudah tersedia ayam gulai, nasi, dan beberapa lalapan. (Wkwkwk Indonesia banget).

"Wah!!! Ini terlihat sangat enak! Ittadakimasu!" Dengan cepat Luffy melahap hidangan yang sudah disiapkan oleh Nami.

"Hmm, inwi sawngewat enwak Namwi!!" Ucap Luffy dengan mulut penuh. ("Ini sangat enak Nami!").

Nami tertawa kecil, tentu karena kekasihnya menyukai masakannya. 'Rasanya seperti sudah menjadi keluarga saja' Batin Nami.

"Pelan-pelan Luffy, nanti tersed-"

"UHUK! UHUK! NAMI! UHUK MINUM!!"

"HEH?!? BARU JUGA DI BILANGIN!" Nami segera menyodorkan air putih yang dengan cepat Luffy meminumnya.

"Heh... Hampir saja"

Bletak~

"Kubilang pelan-pelan kalau makan!" Ucap Nami setelah memberikan sedikit pukulan pada Luffy.

"Shishisi, wari wari"

"Dasar kau ini ya..." Nami kembali duduk ke kursinya, "Ngomong-ngomong Luffy, aku sudah dapat surat ijin pindahnya lho"

"Honto ka?! Jadi hari ini kita bisa mulai sekolah bersama?!" Jawab antusias Luffy.

"Um... Belum hari ini sih. Aku bahkan belum mendaftarkan diriku di RedLine High School. Kau tahu? Dari kemarin sepulang sekolah aku selalu bersamamu disini bukan?"

"Kau akan mendaftar hari ini, dan sekolah di sana hari ini juga, tidak ada penolakan!"

"HEH?! T-tapi aku bahkan belum punya baju seragamnya"

Girl In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang