You Are The Girl In My Dream

226 23 15
                                    

•GIRL IN MY DREAM•

Kecanggungan menemani mereka berempat, tidak ada salah satupun dari mereka yang ingin memulai pembicaraan.

"Ace, Sabo. Bisa tinggalkan kami berdua?"

"tidak!" Jawab keduanya.

"NANDE DA YO?!" Protes Luffy

"Belum halal" Ucap Ace dan Sabo lagi.

"Kupikir seorang Atheis seperti kalian tidak mengerti hal-hal seperti itu"

"Memang" Jawab keduanya lagi.

"Hnkh!!!! Dasar menyebalkan!!" Lalu Luffy memegang lengan Nami. "Ayo Nami! Kita ke kamarku saja"

"NANI!?"

"Eh? K-ke kamar?" Lalu Luffy segera berlari dengan Nami dalam tarikannya.

Setelah sesampainya di kamar, Luffy menguncinya. Tentu, agar tidak ada yang menggangu mereka berdua.

Nami sangat gugup, pikirannya sangat liar saat ini. 'Nami! Kau akan di perkosa oleh laki-laki bodoh ini! Eh, tunggu-tunggu. Diakan laki-laki polos. Tapi bukan berarti dia tidak bisa macam-macam padaku!!' Batin Nami.

Luffy melihat wajah Nami saat ini. "Nami wajahmu merah. Apa kau memiliki kemampuan seperti bunglon?" Luffy berkata seperti itu karena secara kebetulan, cat dinding kamar Luffy juga bewarna merah.

"Memang ada orang seperti itu?!" Ucap Nami seraya memberi pukulan cinta pada kepala Luffy.

"Itte!! Ini bahkan setara dengan pukulan jiichan"

"Jika kau berani macam-macam padaku, aku akan membunuhmu!"

"Tenang, sudah kubilang. Aku ini bukan orang bejat, Nami"

"Cius?"

"Suwer" Ucap Luffy dengan menunjukan jari telunjuk dan jari tengahnya.

Nami menghela nafas lega, lalu menganggukkan kepalanya tanda ia percaya pada Luffy.

Luffy tersenyum lega, lalu Luffy menyuruh Nami untuk duduk di kasur, yang di turuti oleh Nami. Sedangkan Luffy sendiri menarik kursi belajarnya, dan duduk di depan Nami dengan posisi kursi yang terbalik.

Lalu Luffy mulai bercerita. "Nami, sebenarnya aku sudah mengenal dirimu sejak lama"

Nami sedikit terkejut dengan ucapan Luffy, "Bagaimana bisa, sedangkan aku sendiri yakin bahwa kita belum pernah bertemu sebelumnya."

"Ya! Mungkin kita belum pernah bertemu di dunia nyata. Tapi kita pernah bertemu di dalam mimpi"

Nami tambah bingung lagi, apa sebenarnya maksud dari laki-laki yang berada di depannya ini. "Aku tidak mengerti" Ucap Nami.

"Kau selalu muncul di dalam mimpiku, Nami!"

"Hah?! Bagaimana bisa, Luffy?"

"Aku sendiri tidak tahu. Dan jika boleh jujur, aku belum pernah tertarik pada perempuan sebelumnya. Bahkan kakak dan sahabat-sahabatku sampai menyebutku seorang homo. Tapi—" Luffy memperhatikan sekejap wajah gadis di depannya ini. Terlihat wajah sangat penasaran darinya.

"Lanjutkan" Ucap Nami.

Luffy tersenyum lalu melanjutkan ceritanya. "Tapi semuanya berubah sejak kehadiranmu dalam mimpiku, Nami. Kehadiranmu merubah pola pikirku pada seorang wanita. Dan saat itulah, aku mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang."

Mata Nami membulat, kata-kata Luffy yang barusan di ucapkan membuat hatinya menghangat. 'Kenapa? Kenapa jantung ini sangat berdebar saat dia mengucapkan hal itu? Apakah aku juga mencintainya? Tidak-tidak, kami bahkan belum saling mengenal selama 24 jam. Mungkin Luffy sudah, tapi aku belum, aku belum tahu sifat aslinya, jadi jangan terbawa perasaan Nami! Kau menerima ajakannya karena suatu alasan. Ya! Suatu alasan!' Batin Nami.

Girl In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang