•GIRL IN MY DREAM•Perjalanan menuju apartemen Nami begitu hening, Luffy melirik ke arah Nami yang berada di sebelahnya. Tatapannya terlihat begitu kosong, raut wajah ceria yang kemarin ia lihat hilang sudah. Hingga tanpa sadar kini keduanya telah sampai, di sebuah apartemen yang bernama 'Dressrosa'.
"Nami" Panggil Luffy dengan suara selembut mungkin. Namun tak ada respon darinya.
Lalu Luffy bergerak untuk sedikit mengguncang tubuhnya, "Hei" Hingga Nami tersadar dari dunianya.
"Eh, e i-iya?" Nami tidak bisa menahan ekspresi gugupnya.
"Kita sudah sampai, kau juga melamun" Ucap Luffy, salah satu tangannya bergerak untuk mengusap lembut pipi gadis itu.
"Benarkah? Maaf..." Ucap Nami. Luffy tersenyum lalu memindahkan tangannya dari pipi ke atas rambut Oranye itu, mengusapnya pelan lalu berkata, "Jangan pernah melamun lagi, atau kau akan ditemani setan"
"Eh? Berarti kamu setannya?"
"Hah?... Benar juga, aku yang dari tadi menemanimu" Ucap Luffy dengan tampang polosnya. Sedangkan Nami tertawa melihatnya.
Senyuman terukir pada wajah Luffy, setidaknya candaan kecil tadi bisa sedikit menghiburnya.
"Em... Mau masuk dulu?" Tanya Nami.
"Tentu"
Hujan yang tadi terlihat sangat lebat, kini sudah mulai reda. Luffy turun dari mobilnya.
Nami melakukan hal yang sama, setelah membuka pintu mobil itu, sebuah tangan menahannya. "Luffy?" Tanya Nami.
"Sedikit becek disini, nanti kaki kamu kotor, aku gendong aja" Ucap Luffy, lalu segera ia menggendong tubuh Nami dengan bridal style.
"T-tunggu Luffy, turunkan aku, ini... Memalukan" Luffy segera menutup pintu mobilnya tanpa menghiraukan protesan Nami. Lalu ia segera bergerak masuk kedalam apartemen itu dengan Nami dalam gendongannya.
Setelah masuk, beberapa pasang mata melihat mereka berdua. "Dasar anak muda" Itulah kata-kata yang keduanya dengar.
Nami menenggelamkan kepalanya pada dada Luffy karena tak kuasa menahan malu, sementara Luffy sendiri? Dia tidak memperdulikannya.
Luffy terus berjalan hingga kini sampai di depan pintu kamar Nami. Ia menurunkan Nami dari gendongannya.
Wajah Nami terlihat begitu imut, kedua pipinya mengembung dengan ada sedikit semu merah di sana.
Luffy heran sendiri, tapi gemas juga, "Ada apa, Nami?"
"T-tadi itu sangat memalukan, jangan pernah melakukan itu lagi"
"Hm? Memangnya kenapa?"
"Pokoknya tidak boleh!" Ucap Nami dengan nada tegas, memutar tubuhnya lalu segera membuka pintu kamar itu.
Luffy tidak mengerti kenapa dia tidak boleh menggendong Nami seperti tadi, tapi... Apa boleh buat? Jika Nami berkata tidak, maka tidak.
Keduanya masuk keruangan itu, "Aku ingin mandi dulu, kau mau mandi juga?" Luffy maupun Nami sama-sama sedikit basah karena efek hujan tadi.
"Kurasa aku akan mandi juga, kau memiliki baju ganti untukku?"
"Um... Kurasa ada beberapa kaos dan celana pendek yang pas untukmu"
Luffy tiba-tiba sedikit jengkel, "Baju siapa itu? Seorang laki-laki"
Nami sendiri menatapnya dengan tatapan jahil, "Cemburu?"
"Ya!"
Nami terkekeh pelan, "Tenang saja, itu bajuku. Tapi cocok juga jika di pakai olehmu. Lalu, kau juga adalah laki-laki pertama yang memasuki ruangan ku" Jelas Nami.
Luffy tiba-tiba tersenyum, rasa jengkel tadi hilang begitu saja. Ia bergerak untuk memeluk tubuh gadisnya. "Maaf karena meragukan mu" Ucapnya seraya menenggelamkan kepalanya pada leher Nami.
Rasa geli begitu terasa, tetapi Nami bergerak membalas pelukan itu sekejap, "Biarkan aku mandi dulu"
"Kenapa nggak barengan aja, Nami?"
"M-mana boleh"
"Memang kenapa?"
Polosnya kebangetan, atau mungkin, pura-pura polos biar dapat kesempatan?.
"Kau mau kuhajar?" Ucap Nami dengan aura intimidasinya.
Bulu kuduk Luffy berdiri, 'Nami terlalu menakutkan saat marah' Batin Luffy.
"A-aku hanya bercanda, m-maaf"
"Sokka, kalau begitu duduk dan jadilah anak baik. Aku akan pergi mandi"
"Hah..." Luffy menghela nafas lega lalu duduk menunggu hingga Nami selesai mandi yang lamanya minta ampun.
👒🍊
Beberapa jam telah berlalu, waktu kini menunjukkan pukul 9 malam. Karena Nami terus mengeluh tak bisa tidur, akhirnya Luffy membacakan sebuah dongeng pengantar tidur untuknya. Kebetulan Nami memiliki bukunya, walaupun Luffy membenci buku, tapi karena Nami yang memintanya dia tidak bisa menolak.
Luffy duduk di tepi ranjang, sementara Nami telah berbaring sembari mendengarkan setiap kata yang Luffy ucapkan.
Judul buku yang Luffy bacakan adalah, 'Hero For Princess'.
Di dalam buku dongeng itu berisikan cerita seorang putri kerajaan yang memiliki masalah pada kehidupannya, lalu diselamatkan oleh orang yang bahkan tidak pernah ia kenali sebelumnya.
Pria itu mengaku sebagai seorang pengembara, yang memiliki cita-cita untuk merubah dunia suatu saat nanti.
"Pria itu memasangkan cincin pada jari manis sang putri setelah mengucapkan janji sakralnya." Nami terus mengamati setiap jengkal wajah Luffy saat membacakan dongeng untuknya.
Sudah lama ia tak merasakan hal hangat seperti ini, hingga sebuah bulir air mata kebahagiaan kini keluar darinya, senyuman bahagianya tak mampu ia sembunyikan.
"Dan akhirnya, cerita ditutup dengan sahnya sang putri menjadi istri sang pria pengembara. Tamat." Luffy menutup buku itu, lalu ia melirik Nami, "Masih belum bisa tidur?"
"Mungkin sekarang sudah bisa" Jawab Nami.
"Berarti aku sudah boleh pulang kan?" Saat Luffy hendak berdiri, tangan Nami bergerak untuk memegang pergelangannya.
Nami menggelengkan kepalanya, "Menginaplah malam ini disini, Luffy. Kumohon..." Ucap Nami dengan wajah dan nada memelas.
Luffy tak berkutik dibuatnya, melihat wajah dan tingkah laku Nami hari ini, Luffy rasa Nami memang sangat membutuhkannya malam ini.
Ia pun mengangguk pasrah, lalu membaringkan diri disisi Nami.
Nami segera memeluk Luffy yang berada di sampingnya, "Terimakasih kasih untuk hari ini Luffy"
Luffy membalas pelukan itu lalu berkata, "Bukan masalah" Yang direspon oleh senyuman lembut dari Nami.
"Nee, Luffy"
"Hm?"
"Apa kau pikir, aku bisa seperti sang putri dalam cerita itu?"
"Maksudmu?"
"Apa kau akan menjadi penyelamatku saat aku mendapatkan masalah besar?"
Luffy mengeratkan pelukannya, "Itu pasti"
Mata Nami mulai tertutup, rasa mengantuk tidak bisa ia tahan lagi, "A...Ri...Ga...Tou..." Lalu mata Nami tertutup sepenuhnya, senyuman masih terukir jelas di bibir manisnya.
Luffy mengecup kening Nami lalu mulai menutup matanya juga, 'Tenang saja Nami, aku akan selalu berada di sisimu, apapun yang terjadi.'
Keduanya telah memasuki dunia mimpinya masing-masing, tanpa melepaskan pelukan hangat itu.
•TO BE CONTINUED•
Kependekan ya? Btw, lebih suka Nami manja atau bar-bar nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl In My Dream
AcciónGadis yang selalu ada di dalam mimpinya, kini berada didepannya. "Luffy... Tasukete", Tertunduk lemah karena tak kuasa menahan sakit, melihat apa yang terjadi dengan keluarganya. " ATARI MAEDA!". Akankah datangnya seorang lelaki ini bisa menyelamatk...