Strawhats Organization

64 8 7
                                    

•GIRL IN MY DREAM•

Dengung mobil terdengar, Luffy dan Nami kini telah berkendara sekitar satu jam, untuk mencapai tempat yang Luffy katakan sebagai tempat 'rahasia'.

"Luffy, apa masih jauh lagi?" Tanya Nami dengan lesu, karena perjalanan yang begitu membosankan.

"Tidak, sebentar lagi kita akan sampai."

Sampailah pada belokan terakhir untuk mencapai tujuannya, sepanjang jalan yang tumbuh akan rerimbunan pohon, sangat berbeda dengan nuansa kota yang biasa Nami rasakan, dan mungkin ini menjadi sedikit... Menakutkan.

"Ee... Kau yakin tidak salah jalan, Luffy?" Untuk memastikan kekasihnya ini tidak buta map.

"Oi oi oi... Kau pikir aku Zoro?"

'Persis' Batin sweatdrop Nami.

Nami tak kuasa untuk tidak menelan ludahnya sepanjang perjalanan, hari masih siang, tetapi suasana dalam hutan ini sudah sangat mencekam. (Kek hati author)

Luffy melirik ke sebelah, dan mendapati Nami yang memaparkan mimik wajah panik.

"Hei, kau kai takut?" Luffy mencoba menggodanya.

"Ha? Ee... T-tidak, siapa yang takut?" Nami memalingkan wajahnya dengan cepat begitu ia tau Luffy menyadari rasa takutnya.

"Hee... Beneran? Kau boleh memelukku sekarang, daripada nanti kau ngompol di mobilku"

Pletak~

Yap, jitakan cinta mendarat tepat di kepalanya, "Siapa juga yang mau ngompol?!" Protes Nami dengan taring hiunya.

"Itte... Padahal aku cuma bercanda" Ringis Luffy dengan nada memelasnya.

"Habisnya Luffy ngeselin. Dan satu lagi, aku juga tidak takut pada apapun, ingat itu"

"Yes, mom"

Nami kembali mengalihkan pandanganya ke luar jendela, dan dia mendapati sesuatu yang mungkin, ekhem... Membenarkan opini Luffy tadi.

"Ll-Ll-Ll-Luffy..." Perlahan Nami mencoba menatap Luffy.

"Hm?"

"Apa itu?"

"Hm?? Apa? Dimana?" Tanya bingung Luffy.

"Yang ada di sebrang sepanjang jalanan ini..."

"Oh, itu... Tengkorak"

Deg~

Nami terdiam sesaat, sebelum dia- "TIDAKK!!!!!! AYO PUTAR BALIK LUFFYYYYY!!!!!" Nami menarik lengan baju Luffy dengan sekuat tenaga.

"Hei, tenanglah Nami, itu cuma mainan.... Mungkin?" Luffy mencoba menenangkan Nami.

"Oh... Mainan... Ya?"

Sungguh kejujuran yang manis, mungkin akan seperti itu jika mimik wajah Luffy tidak seperti ini.

Sungguh kejujuran yang manis, mungkin akan seperti itu jika mimik wajah Luffy tidak seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Tampang kejujuran)

Nami kini mencekik leher Luffy, "KAU MAU MEMBUNUHKU YA?!!!" Nami kembali dengan mode hiunya.

"Oi... Aku sedang menyetir, Nami!!!" Tidak di hiraukannya oleh Nami, yang membuat Luffy harus menghentikan kendaraannya untuk sementara.

"Kenapa malah berhenti? Sudah kuduga kau akan membunuhku disini, sialan!!"

Kini Luffy tidak menghiraukannya, lengannya bergerak memeluk tubuh ramping itu, membisikkan mantra yang membuat kucing ganas menjadi kucing kesayangan mama. "Hei... Tolong percaya saja padaku, ok?"

Setelahnya, Luffy menangkup kedua pipinya, dan menatap matanya dengan lembut, sungguh, siapa yang tidak meleleh untuk momen seperti ini.

Nami menutup matanya karena mungkin ia sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya, 'Apakah ini, benar-benar Luffy?'

Nami mulai mendekatkan wajahnya, namun tiba-tiba, suara mobil kini terdengar kembali, "Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan kita" Ucap Luffy, dengan tampang polosnya.

"Aakk" Nami membeku dengan posisi yang sama, 'Yap, ini benar-benar Luffy'

Bletak~

.
.
.
.

Dan setelah perjalanan yang cukup panjang, dan menegangkan. Kini mulailah terlihat gedung yang mereka tuju.

"Mm.... Luffy, bangunan apa itu?" Nami menunjuk ke arah bangunan yang kian lama makin terlihat jelas.

"Itulah tujuan kita"

"Heee.... Honto ka?"

Sungguh hari yang gila, setelah melewati jalan yang di iringi oleh serakan tengkorak di perjalanan tadi, kini ia harus masuk ke gedung yang kelihatannya cukup seram, sepertinya?.

"Kau masih takut?" Tanya Luffy.

"Hah... Jujur Luffy, jika bukan karenamu, aku tidak akan pernah sudi datang ke tempat semacam ini"

"Hahaha, lelucon yang bagus"

"Lelucon ndiasmu!"

Luffy hanya menanggapinya dengan tawa kecil, dan setelah beberapa saat, sampailah mereka kini tepat di depan gedung itu.

"Kau siap?" Luffy memastikan untuk kesekian kalinya.

Yah, sayang sekali, walaupun Nami menjawab 'tidak', tetap saja, apa yang di dengar oleh telinga Luffy adalah jawaban 'ya'.

"Yosh, ayo masuk."

Keduanya turun dari mobil, dan tidak butuh waktu lama, untuk mereka sampai didepan pintu gedung yang tingginya dua kali lipat dari tubuh mereka.

Luffy mengeluarkan sebuah kartu beearna hitam, di sertai logo topi jerami miliknya, kemudian ia menunjukannya tepat pada sebuah logo mata di samping pintu.

Terlepas dari desainnya yang cukup menyeramkan, sistem yang digunakan pada gedung ini adalah yang tercanggih.

Sementara tatapan Nami fokus tertuju pada kartu akses yang Luffy gunakan.

Setelah pintu terbuka, terdengar suara hentakan kaki dari dalam.

"Ho... Akhirnya datang juga kau.... ".

•TBC•

HEYYO KEMBALI LAGI BERSAMA GUA, HAJI THORIQ, MAU SE ROMANTIS APAPUN LUNA, TETEP KALAH SAMA YANG UMUR 2 BULAN UDAH HAJI.

BTW NI KEJAR ENDING AJA DULU LA, NTAR KALAU DAH TAMAT BARU DI REVISI🗿

Girl In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang