Part 25

553 81 8
                                    

Enjoyy!!
Warning banyak typo dan...
~~~

Pagi hari yang cerah tapi tidak secerah wajah Wendy yang tersenyum saat menatap Irene yang masih tertidur. Wendy yang sudah terbangun sedari tadi, bukannya beranjak dan bersiap untuk berkuliah malah sibuk memandangi wajah istrinya.

Tanpa menyentuh dan mengusik, Wendy hanya memandangi wajah istrinya saja. Sepetinya mulai pagi ini dan seterusnya dia akan melakukan kegiatan ini. Wajah Irene yang tertidur candu baginya.

"Cantik" kata Wendy, kata itu sudah keluar dari mulut Wendy berpuluh-puluh kali.

Sialnya saat Wendy masih belum puas memandangi wajah Irene, ponsel Irene yang berada di atas nakas berbunyi. Wendy hanya bisa menghelaikan nafasnya.

"Eungh..." Irene mengeliat, dia terbangun.

"Selamat pagi Kakak cantik" Sapa Wendy.

"Pa... Pagi" balas Irene dengan terbata-bata.

"Kenapa kak?" Tanya Wendy.

Irene menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa dia mampuh berkata-kata saat Wendy sedekat ini dengannya. Baru saja dia bangun dan membuka matanya, wajah Wendy sangat deket. Jelas saja Irene sedikit gugup.

"Ish" kesal Wendy saat ponsel Irene berbunyi lagi.

Bukannya membiarkan Irene mengambil ponselnya, Wendy kini malah mengunci Irene. Irene semakin di buat gugup saja oleh Wendy.

"Wen..."

"Apa?" Tanya Wendy, saat berbicara nafas Wendy menerpa wajahnya.

"Kakak demam?" Tanya Wendy, "kok merah sih wajahnya?" Tanya lagi.

Irene bersyukur Wendy melepaskan kunciannya dan menarik tubuhnya menjauh darinya. Kini saatnya Irene untuk mendudukan dirinya..

"Ehh?"

Baru saja Irene bisa bernafas lega, Wendy menangkup pipinya. Tatapan Wendy sepeti sedang menyelidiki sesuatu. Setelah menangkup pipi Irene, tangan Wendy juga menegang keningnya.

"Ada apa sih?" Tanya Irene.

Wendy mendekatkan wajahnya lagi, kali ini lebih dekat dari yang tadi. Tatapannya masih menyelidiki sesuatu. Tangan Irene entah kenapa tersangkat dan mendarat di bahu Wendy.

"Ini benar kakak" Kata Wendy lalu menjauhkan lagi wajahnya.

'sial, ku kira dia mau menciumku. Aduh pikiranku ini kenapa sih?'

"Ya ini emang kakak, kenapa?" Tanya Irene menatap bingung Wendy.

"Semalem tuh kata Seulgi cek kakak pas baru bangun tidur. Matanya Seulgi sih ada dongeng kalau seorang isteri berubah setelah malam pertama. Ciri-cirinya pipi merah dan bicaranya terbata-bata" Jelas Wendy.

Irene yang mendengar itu tidak tahu harus tertawa atau kesal. Udah tahu Wendy itu polos tapi kembarannya itu tetap saja menjahilinya. Irene juga bingung sebenernya Wendy ini ada berapa orang? Kadang polos, kadang menyeramkan saat serius.

"Kenapa kak, kok diem? Emang benar ya?" Tanya Wendy.

"Jangan percaya Seulgi, dia itu berbohong" Kata Irene.

"Sebenernya gak percaya sih, tapi karena tadi kakak pipinya merah jadi aku takut kalau beneran."

'ya gimana gak merah kalau kamu tadi sedekat itu' Omel Irene dalam hati.

"Tuh kan, kok diem lagi sih?" Protes Wendy.

Lagi-lagi Wendy mendekatkan Wajahnya, ditangkapnya kembali wajah Irene. Irene pasrah menghelaikan nafasnya, helai nafasnya itu menerpa wajah Wendy.

Evanscent [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang