Part 31

431 68 4
                                    

Enjoyy!!
~~~

Sepasang mata menatap tajam ke arah Yeri dan Wendy. Walaupun ditatap tajam sepetinyan Yeri tidak takut, dia malah semakin memeluk erat tangan Wendy. Dan Wendy yang ketakutan berusaha melepaskan diri dari Yeri.

Melihat Yeri yang semakin saja menempel membuat Irene semakin marah saja.

"Kalian berdua ngapain berduaan disini?"

Wendy menelan ludahnya saat suara Irene yang terdengar sedikit menyeramkan sampai di telinga.

"Kita gak berduaan, ada penjual ice cream dan tadi ada..."

Perkataan Wendy terhenti saat tangan Irene terangkat meminta dirinya untuk berhenti berbicara.

"Yaampun Wen, jangan bercanda" bisik Jennie walaupun percuma karena posisinya jauh dari tempat Wendy berada.

"Jennie!!"

Jennie terlonjak kaget, dia sudah takut dengan Irene tambah takut saat Irene menatapnya.

"Kenapa?" Tanya Jennie berusaha biasa saja padahal dia mengeluarkan keringat dingin karena takut.

Irene tidak menjawab pertanyaan Jennie, dia hanya menatap Jennie kemudian menatap tangan Yeri yang memegang erat tangan Wendy. Seakan mengerti apa yang di maksud oleh Irene, Jennie mengangguk. Dia mendekat Yeri dan memisahkannya dari Wendy.

Wendy sedikit lega saat dirinya terlepas dari Yeri. Tapi tetap saja dia tidak tenang karena Irene masih saja memasang wajah marahnya. Irene memang diam, tapi diamnya ini menyeramkan dimata Wendy dan Jennie.

"Wen sana bujuk istrimu" kata Jennie.

"Iya, tapi kamu siapa?" Tanya Wendy diwaktu yang kurang tepat.

"Aku siapa? Aku juga tidak tahu aku siapa? Udah sana bujuk dulu Irene!" Jennie mendorong Wendy untuk mendekat ke arah Irene.

Dengan langkah yang ragu-ragu Wendy mendekati Irene, dia memegangi pundak Irene kemudian mengusap punggung Irene berharap Irene sedikit tenang.

"Huftt" Irene menghelaikan nafasnya, dia berpikir tak baik harus marah-marah pada Wendy. Dia yakin jika Wendy saja tak kenal Yeri siapa.

"So sorry" Bisik Wendy.

Irene mengangguk, tanpa memperdulikan Jennie dan Yeri dia memeluk Wendy erat. Hatinya sudah tak resah lagi karena Wendy hilang. Walaupun saat menemukan Wendy dia harus terpancing emosi.

Kali ini yang terpancing emosi adalah Yeri. Melihat orang yang sudah lama dia sukai bersama orang lain itu sangat menyebalkan baginya. Yeri yang terbakar api cemburu, nekat menarik Irene menjauh dari Wendy.

"Apa-apaan sih?" Tanya Irene.

"Kamu itu orang baru, tapi kenapa bisa dengan mudah mendapatkan Wendy? Jelas aku gak terima ini, dan ya berani sekali memutuskan kerja sama dengan perusahaan kakakku."

"Walaupun orang baru, kini Wendy milikku!!" Tegas Irene.

Mendengar kata-kata itu jelas membuat Yeri semakin kesal saja. Dia mendorong Irene, untungnya Irene tidak terjatuh.

"Sudah hentikan!!" Bentak Wendy.

Yeri yang masih kesal ingin berbicara terhenti karena bentakan Wendy. Jelas saja Wendy marah karena istrinya didorong.

"Jangan asal main dorong saja, bagaimana jika dia terluka?!" Bentak lagi Wendy pada Yeri.

Yeri tak pernah menduga kalau Wendy akan marah dan membentaknya seperti ini. Yeri mengenal Wendy sebagai sosok lembut tapi kali ini dia mengetahui jika Wendy bisa semarah ini.

Evanscent [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang