Part 37

347 51 2
                                    

Enjoyy!!
~~~

Sore ini semua orang tampak sibuk, terutama Yuri yang masih belum bisa mengeluarkan Yoona dari penjara. Entah ada apa tapi yang jelas kali ini polisi seakan dikendalikan oleh seseorang. Tidak seperti biasanya polisi ada dalam kuasa Yuri. Contohnya Yuri dengan mudah mengeluarkan Seulgi dari tahanan atas sebuah kasus mengemudi sambil mabuk, atau Krystal yang sempat terlibat perkelahian antara sekolah.

Tapi untuk kasus Yoona, seolah-olah disulitkan untuk menanganinya. Bahkan menolak saat Yuri meminta bertemu Yoona dengan pengecara mereka. Padahal Jessica tadi pagi berharap Yuri pulang sore ini membawa anak sulungnya.

Selain Yuri, Wendy dan Krystal juga tampak sibuk dengan misi rahasia mereka berdua. Yuri memang menyuruh mereka tidak ikut campur, tapi mereka tidak bisa hanya diam saja disaat kakak sulung mereka membekam dipenjara. Mereka juga percaya jika Yoona tidak melakukan tabrak lari.

"Ital, telepon Seulgi. Kita hanya berdua seperti ini rasanya kurang lengkap." Kata Wendy merasa kurang tanpa kehadiran Seulgi.

"Jangan deh, malas juga" Kata Krystal yang memang sedang marah pada Seulgi.

Wendy cemberut, dia menganggukkan saja kepalanya lalu melanjutkan mencari informasi dari kasus kakak mereka. Belum sampai 5 menit, Wendy kembali bertanya apakah boleh menelepon Seulgi atau tidak. Melihat muka Wendy yang murung akhirnya Krystal mengangguk saja membuat Wendy kesenengan.

Buru-buru Wendy berdiri dari duduknya untuk membawa ponsel. Setelah ponselnya berada dalam genggamannya, tanpa ragu Wendy langsung menghubungi Seulgi.

"Ha..."

"Haloo, ada apa?"

Wendy terdiam, yang dia dengar bukan suara Seulgi melainkan suara seorang wanita asing.

"Seulginya sedang ke kamar mandi, maaf Saya lancang menerima panggilan teleponnya."

"Maaf, ini dengan siapa ya?" Tanya Wendy, pertanyaan Wendy mengundang mata Krystal langsung menatap ke arahnya.

"Saya Anna... Roseanna Park"

"Okay Anna, bisa Saya bicara dengan Seulgi?" Tanya Wendy.

"Seulginya sedang dikamar mandi, mau ditunggu atau mungkin ada yang mau disampaikan biar nanti Saya yang sampaikan padanya"

"Ditung..."

Perkataan Wendy terhenti saat ekor matanya membaca sebuah pergerakan membuka pintu kamar. Tanpa pikir panjang Wendy mematikan ponselnya, lalu menarik Krystal untuk menyembunyikan apa yang sedang mereka kerjakan.

Ceklek

Terbukalah pintu, tapi untungnya yang masuk adalah Irene. Wendy dan Krystal bernafas lega karena bukan Jessica atau Yuri yang masuk.

"Ada apa?" Tanya Irene bertanya sambil menutup pintu.

Wendy cengengesan sambil menggelengkan kepalanya, Krystal hanya menggelengkan kepalanya dan sibuk kembali dengan pekerjaannya.

"Kamu mau cemilan?" Tanya Irene mendekati Wendy.

"Emmm, mau tapi cemilannya apa?" Tanya Wendy.

"Aku gak ditawari?" Tanya Krystal tapi yang dia dapatkan tatapan sinis dari Irene. Ingat, Irene masih marah pada Krystal.

"Sayang jangan sinis-sinis gitu dong, serem liatnya" Kata Wendy sambil mengusap pipi Irene.

"Habisnya nyebelin sih"

"Tapi kan niatnya baik" timpal Krystal.

"Tapi tetep nyebelin" timpal balik Irene.

"Udah-udah lupakan soal tadi pagi, yang penting Krystal cuma main-main doang" Kata Wendy berusaha menjadi penengah.

Evanscent [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang