Babak Baru.

172 26 13
                                    

Hampir enam bulan setelah Fano masuk asrama untuk sekolah pelayaran, hubungannya dengan Ojin malah terkesan baik baik aja. Bahkan sekarang Fano ikutan perhatian pada kondisi Kyky dan si bayi.

Seperti sekarang, malam saat Ojin pulang kerja dan santai dia memilih untuk melakukan VC dengan Fano. Bertanya kabar dan perkembangan sang buah hati.

"De Bayi sudah bisa nendang Ami-nya lho, Fan. Tadi waktu aku lagi ngobrol sama perut Kyky, dia tiba tiba nendang aku" seru Ojin antusias.

Mata Fano terfokus pada wajah merona Ojin yang bersemangat bercerita. "Sakit gak ditendang dede?"

"Enggaklah, seneng malah. Tahu gak apa yang tadi aku omongin sama dek bayi?" tanya Ojin

"Apa emang nya?"

"Aku tanyain dede, apa dede gak kangen ayahnya. Soalnya Papa lagi kangen ayah-nya. Eh, si dek bayi malah nendang aku. Kayaknya dia juga kangen kamu" Ojin mengulum senyum manis. Membuat wajahnya yang biasa terlihat gentle jadi semanis perawan kampung.

"Masa sih? Jangan jangan si Kyky yang kangen aku?" Fano naik naikin alisnya. Badan Fano lagi rebahan. Satu tanganya di gunakan sebagai bantal. Yang tak langsung menunjukkan ototnya yang terbentuk setelah beberapa bulan menghadapi pelatihan fisik.

Gak gede kaya atlit bina raga sih, cuma ya gitu. Ramping terbentuk sempurna. Bikin Ojin sedetik gak fokus sama obrolan mereka.

"Ihh.. Enggak ya.. Kyky gak bilang kangen tuh. Lagian Kyky sekarang sayang aku, dia udah gak sayang kamu tuh, wleee"

"Kalo kamu sekarang sayang aku apa sayang Kyky?" goda Fano.

"Kok nanya?"

"Lah terus?!" tanya Fano masih dengan nada menggoda.

"Tau ah!!" Ojin ngambek, memalingkan mukanya.

"Mas~" suara Kyky terdengar manja memanggil Ojin dari jauh. "Mas, ada Pak RT di depan. Di cariin tuh kaya e" lalu atensi Kyky masuk pada jangkauan VC Ojin dan Fano.

Ojin yang sedang memalingkan wajah dari layar hape segera mengangguk. Mungkin karena rasa pengen tahu, Kyky jadi mendekat untuk melihat siapa yang sedang berkomunikasi dengan sang suami.

"Fano, Ky" belum sempat Kyky lihat, Mas Ojin sudah lebih dulu memberitahu Kyky. "Kamu buatin kopi dulu ya buat Pak RT. Habis ini aku nyusul"

"Iya mas" Kyky hampir beranjak dari tempatnya tapi di cegah sama Ojin. "Sini dulu, mas mau cium dede" terdengar suara Kyky tertawa halus, lalu Kyky berdiri di hadapan Ojin yang dari tadi duduk di ranjang. Kini kepala Ojin berada tepat di depan perut buncit Kyky yang tertutup daster batik.

Lalu Ojin mengecup singkat perut Kyky beberapa kali. Mengusak hidung mancungnya pada si dedek yang masih dalam perut. "Papa sayang dede" kata Ojin reflek menyuarakan hatinya, kejadian itu masih terlihat oleh Fano dalam layar ponsel.

Ada rasa nyeri mencubit hati mungil Fano. Keraguan mulai muncul di hati Fano pada Ojin. Tanpa sadar sebuah pepatah lama teringat di kepala Fano. "Witing tresno jalaran soko kulino".

"Fan, udah dulu ya aku mau nemuin Pak RT" kata Ojin membuyarkan lamunan singkat Fano.

Sambungan terputus ketika Fano tersenyum dan mengiyakan kepergian Ojin.

Senyum kecut Fano masih tersungging kala layar hapenya berubah dari mode VC ke mode WA chatting. Jempolnya mengscroll layar pada bilah status. Melihat status terbaru dari Mas Ojin yang berisi keseharian Ojin di kantor dan satu foto perut besar Kyky.

Terbersit tanya di hati Fano. Apakah selama ini hati Ojin sudah goyah karena Kyky?!

......

"Halo mas" suara Fano mengalun kecil di selangi suara berisik. Ojin yang memang sedang sibuk sibuknya ngurus orderan Pak Rama, yang memang sudah kembali di tangani oleh Ojin, menyempatkan sedikit waktunya untuk mengangkat telfon Fano dan mengabaikan acara sarapan, makan siang dan sore yang akan di rapel pada jam setengah tiga sore ini.

Moonlight (Taejin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang