Gracia membuka pintu dengan perlahan, namun ia terlambat, ayahnya sudah menunggunya di sofa, wajahnya memerah menahan emosi."Bagus hah!! emang anak sekolahan pulang jam segini hah!!"ucap Hendra meninggikan suaranya
"Tapi gapapa, karna ini hari bahagia saya, saya akan maafkan kamu"ucap Hendra
Gracia terkejut, apa ayahnya akan berubah?
"Besok saya akan menikah dengan calon istri baru saya, dan kamu harus datang, kalau tidak, kamu akan tau akibatnya"ucap Hendra berlalu pergi
Gracia berlari kearah balkon, duduk dengan menatap hujan yang deras, tubuhnya seakan lemas ketika mendengar ayahnya akan menikah lagi.
"Bunda, maafin Cia, Cia ga bisa jaga hati ayah cuma buat bunda, bunda Cia gagal, Cia gagal dengan semua jalan hidup Cia, Cia cape bunda, apa boleh Cia ikut bunda....."
"Bun, rasanya untuk mengeluh saja Cia gabisa, rasanya lelah Bun, Cia lelah dengan Dunia yang jahat ini, Cia juga butuh kebahagiaan kaya orang lain....."
"Sumber kebahagiaan Cia cuma bunda, kalo Cia ikut bunda, otomatis Cia bakal ngerasain rasanya bahagia, Cia butuh pelukan bunda, karna ayah ga pernah ngasih itu Bun...."
Pernafasannya mulai terganggu, asmanya kambuh lagi, hatinya begitu sakit, rasa sakit ini tak bisa Gracia ungkapkan, Gracia terlalu sulit untuk bernafas, ia mengambil inhaler disakunya dan mengirupnya agar nafasnya kembali normal.
Gracia terduduk lemas, hatinya begitu sakit diiringi dengan asma yang selalu ada ketika dia sedang rapuh.
"Seandainya Tuhan bisa kasih Cia kebagiaan hanya dalam 1 jam aja, mungkin Cia bakal memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, tapi kayanya mustahil, Cia ga bakal dapet kebahagiaan itu......"
"Setiap luka yang aku terima, itu pasti bisa terbayarkan dengan kebahagiaan 1 jam itu, aku bakal seneng banget kalo itu sampe terjadi hahahaha....." Ucap Gracia tertawa
Entahlah, mental gadis itu diserang habis-habisan oleh keadaan, sejak umurnya 13 tahun, ia selalu dipaksa dewasa oleh keadaan, keadaan yang tidak menuntut kebahagiaan bagi gadis malang ini.
"Apa Harus aku bertahan sekarang disaat tak ada orang yang perduli akan aku, apa aku harus benar² menyerah disaat keadaan gak berpihak sama aku, aku cape, mental aku dihajar habis-habisan oleh keadaan"ucap Gracia masih dengan isaknya
Ia menghapus air matanya dan bangkit untuk membersihkan tubuhnya, setelah selesai gadis itu menyisir rambutnya dan menatap dirinya dicermin dan ia melihat keadaan dirinya yang sangat berantakan, mata sembab, bibir putih pucat, rasanya Gracia tak punya alasan untuk bangkit.
"Gapapa, ini cuma sementara, Tetap kuat aku, aku yakin aku bisa, aku bakal terus kuatin diri aku buat bangkit meraih kebahagiaan itu, walau aku tahu, semakin digapai semakin jauh kebahagiaan itu hahahah"ucap gracia tertawa
"Aku benci, argghhh"teriak gracia histeris
Gadis itu seperti raga yang tengah berdiri tanpa jiwa, hatinya benar2 hancur, pikirannya kosong sekarang, tubuhnya lemas, rasanya begitu menyakitkan baginya.
"Aku kaya mayat hidup yang dipaksa meraih kebahagiaan itu, setelah kebahagiaan itu aku dapat, maka aku bisa pergi dengan tenang, aku gapunya tujuan lain selain mencari kebahagiaan itu"ucap Gracia mulai menangis
Gracia merebahkan dirinya dikasurnya, Gracia meraih obat tidurnya dan meminumnya, Gracia tak akan bisa tidur ketika ia gak mengonsumsi obat tidurnya.
TBC
Hallo, gimana chapternya?
Jangan lupa follow author, vote, coment, and share.
See u 🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
JUTAAN RASA SAKIT [End]
Teen Fiction"Bun, kenapa bunda ninggalin cia?" Gadis ini harus hidup didunia yang kejam ini dan tidak adil padanya, hidupnya sudah sangat penuh dengan banyaknya jutaan rasa sakit. Mulai dari sang ayah yang selalu menuduhnya sebagai pembunuh sang ibu bahkan deng...