chapter 12

53 9 0
                                    


Pagi hari Gracia tengah bersiap, namun ia mendengar teriakan sang ayah, ia segera turun dan melihat ayahnya yang tengah menahan amarahnya.

"KAMU!! SUDAH BERANI KAMU PULANG LARUT, JANGAN DIPIKIR SAYA TIDAK TAU, DIRUMAH INI ADA CCTV, DAN KAMU SUDAH BERANI PULANG SELARUT ITU HAH!!"bentak Hendra

Hendra meraih tangan Gracia, menghempasnya dengan kasar, membuat Gracia terjatuh dilantai, Hendra mencengkram rahang Gracia

"KAMU UDAH SAYA IZININ BUAT TINGGAL DISINI, PIKIRLAH BUAT TAATI ATURAN RUMAH INI, PANTAS SAJA NILAI KAMU SEKECIL ITU!!"bentak Hendra

Gracia hanya terduduk lemas, lagi dan lagi darah keluar dari hidungnya, ia menatap ayahnya sendu, rasa sakit dan lemas menjalar ditubuhnya.

Plakkk

Satu tamparan mendarat dipipi Gracia, Rika dan Angel hanya menatap Gracia sembari tersenyum.

"Dengar yah, sekali lagi kamu ngulangin itu, saya ga segan² buat usir kamu PAHAM!!"ucap Hendra membentak

Hendra melepaskan cengkeramannya,  ia pergi keluar dan tak memperdulikan Gracia yang terduduk tak berdaya.

Angel mendekat kearah Gracia dan mencengram rahang Gracia.

"Heh kak, Lo pikir gue ga bakal kasih tau papa, yakali ngga, gue kan benci banget sama Lo, toh gue kan cantik, untuk ngedapetin kak Gilang, gue pikir ga bakal se sulit itu!!"ucap Angel dengan smirknya

Angel keluar dari rumahnya untuk pergi kesekolahnya, dengan tangan bergetar Gracia meraih ponselnya dan memesan taksi online, ia tak bisa berkendara sendiri, dikarenakan keadaan yang tengah lemas.

Gracia sudah sampai didepan gerbang sekolahnya, ia berjalan kearah kelasnya, keadaanya sangat memprihatinkan, pipi yang memerah, dagu dan pipi yang lebam.

"Oke Cia, everything will be fine"

Gracia berjalan menyusuri koridor, hingga ia tiba dikelasnya, ia melihat tatapan sinis dari geng Elena, gracia tak menghiraukannya, ia duduk dibangkunya.

•••

Saat jam istirahat Gracia menyusuri koridor untuk sampai dikantin, namun tangannya dicekal seseorang.

"Elena?"ucap gracia

"Apa? Lo kaget, Lo bisa ga sedikit aja nurutin apa keinginan gue, yaitu jauhin Gilang dan kedua temannya, Lo ga pantes buat mereka"ucap Elena

"Sumpah demi tuhan, aku ga pernah deketin mereka Lena"ucap Gracia

"Alah gausah Banyak omong Lo"ucap Elena

Plakkk

Satu tamparan mendarat dipipi mulus Gracia, ia menatap nanar Elena, lagi dan lagi pipinya jadi sasaran kekejaman orang lain, Elena mencengkram kuat rahang Gracia, membisikan sesuatu kearah telinga Gracia, Gracia hanya bisa meringis merasakan sakit yang amat luar biasa.

"Lo denger ya, sekali lagi gue liat Lo Deket sama Gilang, gue bakal lakuin apa yang pernah gue lakuin ke Lo ditoilet, atau bahkan lebih dari itu"ucap Elena menghempaskan cengkeramannya

"Udah yok ke kantin"ucap Elena dan berlalu pergi meninggalkan Gracia yang terduduk lemas dilantai

"Kenapa ya, seakan² tuhan ga izinin aku bahagia"ucap gracia miris pada dirinya

Ia berjalan ke arah kantin, ia melihat ketiga cowok itu, namun gracia tak menghiraukannya, ia tetap duduk dikursi pojok kantin untuk memesan makanan.

"Cia"ucap Gilang yang tiba² Duduk dihadapannya

"Argh, kamu luka Gilang, kamu luka, menjauh dari aku, plis biarin aku damai, sehari aja"ucap Gracia histeris

Ia berlari ketoilet sembari menutup telinganya, tubuhnya bergetar lagi, traumanya muncul lagi, hatinya berdenyut ngilu menahan rasa sakit.

"Argh, luka, luka dan luka, aku ga pernah dapet kebahagiaan, kenapa? Kenapa tuhan?"ucap Gracia terisak

"Arghh, nafas aku, inhaler, aduh mana sih inhalernya"ucap Gracia mencari inhaler disakunya

Sayangnya Gracia lupa membawa inhelernya, ia menatap sekitar yang mulai Buram, ia merasakan cairan yang keluar dari hidungnya, ia sempat menatap kecermin, dirinya begitu pucat.

Brakk

Gracia kehilangan kesadarannya, ia terkapar dilantai.

TBC

Gimana perasaannya setelah baca part ini?


Jangan lupa follow author, vote, coment, share.

See u 🧡🧡

JUTAAN RASA SAKIT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang