chapter 20

79 8 0
                                    


HAPPY READING....

"aku janji bakal bawa medali buat kamu, dan bawa ijazah yang bertuliskan bahwa kita lulus"ucap Gilang

"Aku percaya, kamu have fun ya, kamu gausah kesini pas aku kemo, aku janji aku bakal kemo kok, kamu tenang aja, aku ga bakal bohongin kamu lagi"ucap Gracia

"Aku bakal langsung kesini, aku janji"ucap Gilang

"Aku pergi dulu ya"ucap Gilang

"Iya, bye"ucap Gracia

Gilang melangkahkan kakinya menjauh dari ruang rawat Gracia, Gracia tersenyum tipis menatap pintu ruangan yang kembali tertutup.

"Ayok dok"ucap Gracia

"Baik"ucap sang dokter

Gracia mengjalani kemoterapi tanpa Gilang yang menunggunya, ia merasakan sakit luar biasa, ia hanya bisa menahannya.

•••

Hari semakin gelap, Gilang tengah mengendarai mobilnya untuk segera sampai dirumah sakit.

Tak lama, Gilang sudah sampai diparkiran rumah sakit, ia melangkahkan kakinya berjalan dikoridor untuk sampai diruang rawat Gracia.

"Dok, apa yang terjadi kenapa dia menggunakan bantuan oksigen, pagi tadi dia baik² saja"ucap Gilang

"Maaf Gilang, kanker yang diderita Gracia semakin parah, harapan untuk hidup hanya kecil persennya"ucap sang dokter

"Jadi selama ini kemonya ga pernah mengurangi sakit kankernya?"ucap Gilang

"Saya tidak tau Gilang, tapi kanker yang dieritanya semakin hari semakin parah, bahkan sekarang sudah berdampak ke jantungnya, harapannya sangat kecil untuk sembuh"ucap sang dokter

"Ga dok, saya boleh liat kan"ucap Gilang

"Silahkan, saya permisi dulu"ucap sang dokter

Gilang melangkahkan kakinya, ia mendekati brankar Gracia, Gracia masih memejamkan mata dengan selang oksigen yang berada dihidungnya.

"Cia, bangun, aku yakin kamu pasti sembuh, ayok kita pulang, kamu kuat, pasti!!"ucap Gilang memeluk Gracia erat

"Dek, maaf itu bisa membuat pasien sulit bernafas"ucap sang suster

"Diam!!, Dia kekasih saya, saya berhak atas ini"ucap Gilang

"Cia, bangun aku mohon, liat aku cia, aku gamau kehilangan kamu"ucap Gilang

"Ini, aku udah lulus dan aku bawain juga medali buat kamu, kita punya medali yang sama"ucap gilang menangis sejadi-jadinya

Perlahan Gracia membuka matanya, ia menatap Gilang sembari tersenyum tipis.

"A-aku bangga sama k-kamu, m-makasi u-udah bawain hal b-berharga buat a-aku, a-aku bisa p-pergi dengan tenang"ucap Gracia lemah

"Ngga, ngga Cia, kamu bisa sembuh aku yakin, aku mohon jangan menyerah, aku yakin kamu kuat, Ayok bertahan, kamu janji sama aku suatu hari nanti kita bakalan hidup bahagia bersama saling memberikan kebahagiaan satu sama lain, please jangan ingkari janji kamu"ucap Gilang

"S-sakit, semuanya menyiksa a-aku, a-aku kangen bunda, k-kamu harus i-ikhlas, a-aku bakal selamanya s-sayang Sama kamu, m-makasi medalinya"ucap Gracia

Perlahan matanya tertutup dengan monitor yang berdengung menandakan detak jantung yang hilang, Gilang menjerit.

"CIA, NGGA, BANGUN, NO JANGAN PERGI, BANGUN"teriak Gilang

"DOKTER!!!"teriak Gilang

"Baik saya periksa dulu"ucap sang dokter

Dokter itu menggelengkan kepalanya, ia menutup tubuh Gracia dengan slimut itu.

"NGGA, JANGAN DITUTUP, CIA MASIH HIDUP, KALIAN BODOH!!"teriak Gilang

"Suntikan obat penenang ke Gilang, catat waktu kematian Gracia suster, dan bawa pria itu keruang rawat, sembuhkan dia dulu"ucap sang dokter

"Baik dok"ucap sang suster

"NGGA LEPASIN SAYA, JANGAN BAWA CIA, CIA MILIK SAYA, ARGGHH KALIAN GA BERGUNA"teriak Gilang

Gilang pingsan karena cairan penenang itu.

•••

"Kemana dokumennya, Arghh ini pasti Angel"ucap Hendra

"ANGEL!!!"teriak Hendra

"Iya pa, ada apa?"ucap Angel

"Kemana dokumen papa, kamu pasti mengambilnya Kan? Jawab!!"ucap Hendra

Angel hanya menunduk, ia memang menghilangkan dokumen kerja ayahnya.

"Arghh, gila kamu ya!!"ucap Handra melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya lagi

Hendra mencari dokumennya, ia menemukan secarik surat.

"Hah? Surat apanih?"ucap Hendra

Hendra membuka surat itu, ia membekap mulutnya terkejut.

" Mas, aku mengajak Gracia liburan kebali, maafkan aku ga bilang sama kamu, kamu sih sibuk terus, aku dibali bakal liburan lama dan mungkin hanya beberapa Minggu, aku hanya healing, aku ga tega liat kamu selalu kasar sama Gracia, kamu harus ingat Gracia ga pernah berbuat salah, dia bahkan baik padamu, kamu bisa ambil hadiah darinya dilemari kamarnya, dia menyimpannya Disana"  tertanda Riona Alexander

"Jadi selama ini, Riona meninggal bukan kesalahan Gracia, ya tuhan, aku selama ini jahat padanya, bagaimana bisa aku menyiksa seseorang yang bahkan tak bersalah, ya tuhan ampuni aku"ucap Hendra

Hendra terduduk dilantai, hatinya berdenyut ngilu, ia mengingat bahwa anaknya sekarang tengah berjuang melawan penyakitnya, sedangkan dirinya tak sedikitpun perduli.

"Hadiah, aku harus liat hadiah dari Gracia, setelah ini aku akan ke rumah sakit buat jenguk dia dan minta maaf"ucap Hendra

Hendra berjalan ke arah kamar Gracia dan mengikuti kata² Riona, perlahan ia mengambil kotak yang terletak dilemari Gracia.

Hendra membekap mulutnya, ia terkejut dengan isi kotak itu.

TBC

HOLLA BESTIE

GIMANA CHAPTERNYA?


JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR, VOTE, COMENT, SHARE.

SEE U 🧡🧡

JUTAAN RASA SAKIT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang