Hari ini, tepat hari Gracia akan kembali kerumahnya, Gracia sebenarnya masih sedikit takut pada ayahnya, namun ia mencoba memberanikan diri."Nah udah sampai, aku antar sampai dalam ya"ucap Gilang
"Gausah, aku bisa sendiri, kamu pulang aja, ini udah mau malem, lagian aku udah gapapa kok"ucap Gracia
"Yaudah, kamu jaga kesehatan kamu, kamu belum sepenuhnya sembuh, kanker itu masih ada ditubuh kamu"ucap Gilang
"I know, udah sana pulang"ucap Gracia
Gilang mengangguk, ia menancap gas motornya untuk kembali kerumahnya, setelah motor Gilang menjauh, Gracia perlahan membuka pintu.
"Mba rana"pekik Gracia memeluk mba rana
"Mba kerja lagi disini? Aku kangen banget sama mba"ucap Gracia
"Sama non, mba juga kangen sama non, mba denger non sakit ya, non sakit apa?"ucap mba rana
"Gracia cuma demam kok mba, sekarang udah gapapa"ucap Gracia bohong
"Ya sudah, non istirahat, mba mau lanjut kerja dulu"ucap mba rana
"Iya mba"ucap Gracia
"Oh ya, ayah sama mama mana?"ucap Gracia
"Oh tadi Tuan, nyonya, sama non Angel pergi keluar, katanya mau ke mall"ucap mba rana
"Oh oke, makasi mba"ucap Gracia
Ia berjalan kearah kamarnya, harinya berdenyut ngilu, bagaimana bisa ayahnya lebih menyayangi Angel dibanding dirinya yang notabenya anak kandungnya.
"Sebenci itu ayah sama aku, sampe pergi jalan² ga Sudi ajak aku, padahal ayah tau aku pulang hari ini"ucap Gracia tanpa sadar air matanya menetes
Ia hanyalah gadis lemah yang sangat mudah menangis, bukan lemah, tapi gadis itu lebih cape dengan semua rasa sakitnya, cara dia mengungkapkan rasa sakitnya hanya dengan menangis, ia bahkan tak mampu menjelaskan lukanya selama ini, itu ga mudah baginya.
"Baru aja kemarin aku ngerasain arti dari bahagia, sekarang luka udah langsung menyerang aku, se ga pantas itu aku bahagia?"ucap Gracia
"Non Cia, ini ada makanan, mba baru bikin tadi"ucap mba rana yang memasuki kamar Gracia
Gracia menghapus air matanya, ia menatap mba rana, dan menyuruhnya meletakkannya di nakas.
"Makasi mba, mba lanjutin kerja mba aja, nanti Cia makan"ucap Gracia
•••
Hari semakin larut, Gracia sembari tadi menatap kosong jendela kamarnya, ia tak bisa tidur, pikirannya kosong Sama dengan tatapan kosongnya.
Keadaan gadis itu semakin memprihatinkan, tubuh yang semakin kurus, bibir Yang sangat pucat, bahkan ia baru saja memotong rambutnya pendek, dengan begitu ia bisa melampiaskan rasa sakitnya.
Gracia menelan obat tidurnya, dan mencoba memejamkan matanya.
•••
Pagi hari, gracia sudah siap dengan seragamnya, ia menuruni anak tangga dan melihat Angel yang tengah membangga-banggakan barang² yang telah dibeli bersama ayahnya.
"Kak, lihat deh aku abis beli baju ini, bagus kan? Ini dari papa"ucap Angel
"Bagus kok, yaudah aku pamit ya, takut telat"ucap Gracia dan berlalu pergi
Gracia berjalan kehalaman rumahnya, ternyata disana sudah ada Gilang yang tengah menunggunya, Gracia tersenyum sembari melangkahkan kakinya mendekat kearah Gilang
"Morning cantik, hari ini kesekolahnya bareng aku ya"ucap Gilang
"Iya deh"ucap Gracia
Gilang menancap gas saat Gracia sudah menaiki mobilnya, Angel yang melihat mereka dijendela rumah tengah mengepalkan tangannya.
"Kurang ajar, awas Lo kak"ucap Angel
•••
"You need something?"ucap Gilang
"Nope, aku mau langsung ke kelas aja"ucap Gracia
"Okeh let's go"ucap Gilang menggenggam tangan Gracia
Gilang duduk dibangkunya, ia masih setia menatap Gracia, sebenarnya ia masih gak tega jika Gracia sekolah hari ini, dilihat dari keadaan gadis itu yang masih lemah, tapi apa boleh buat, Gracia memaksa.
•••
"Kamu harus janji sama aku, buat selalu ada disamping aku ya?"ucap Gilang
Mereka tengah berada dialah satu meja dikantin, Gracia yang tengah makan, tiba² gilang menggenggam kedua tangan Gracia.
"Aku Gatau, aku gabisa janji, tapi aku bakal buktiin, tapi kalo aku gagal buktiin aku minta maaf"ucap Gracia tersenyum
"Eh, hidung kamu, sini aku bersihin"ucap gilang setengah panik ketika darah keluar dari hidung Gracia
"Makasi ya, tapi badan aku lemes banget"ucap Gracia memejamkan mata
"Gracia bangun!! Hey bangun!!"ucap Gilang menopang tubuh Gracia
TBC
Sorry gantung
Jangan lupa follow author, vote, coment, share.
See u 🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
JUTAAN RASA SAKIT [End]
Teen Fiction"Bun, kenapa bunda ninggalin cia?" Gadis ini harus hidup didunia yang kejam ini dan tidak adil padanya, hidupnya sudah sangat penuh dengan banyaknya jutaan rasa sakit. Mulai dari sang ayah yang selalu menuduhnya sebagai pembunuh sang ibu bahkan deng...