chapter 21

74 11 0
                                    

HAPPY READING....

Isi dari kotak tersebut adalah sebuah kemeja dengan secarik surat, Hendra membuka surat itu dan membacanya.

"Ayah, maafin Cia kalo Cia banyak salah sama ayah, hadiah ini Cia kasih buat ayah, Cia beli bareng bunda 1 hari sebelum berangkat ke Bali, tapi sayang kecelakaan itu membuat bunda pergi, Cia mutusin buat kasih hadiah ini buat ayah, Cia sayang banget sama ayah, maafin Cia ya, gara² Cia bunda jadi pergi" tertanda dari Gracia

Hendra meneteskan air mata, ia berlari menuju mobilnya menghiraukan panggilan Rika dan Angel.

•••

Hendra berlari dikoridor, ia sampai menabrak beberapa orang.

Ia membuka ruang rawat Gracia, Hendra terduduk lemas didepan pintu, ia meneteskan air mata, ia mendekat kearah brankar Gracia.

"D-dok, i-ini anak saya?"ucap Hendra

"Iya pak, beliau meninggal beberapa menit yang lalu"ucap sang dokter

"Ga, ini ga mungkin, Cia bangun, ini ayah nak, ayah minta maaf ayah selama ini jahat sama kamu, kamu bangun ya, ayah janji bakal peluk Kamu, ajak kamu jalan², ayah janji, kamu bangun dulu nak, ayah mohon"ucap Hendra memeluk tubuh kaku Gracia

"Nak, ayah minta maaf, ayah sayang sama kamu, ayok bangun ayah janji bakal nurutin apapun kemauan kamu, buka mata kamu nak, ayah nyesel, ayah mohon bangun"ucap Hendra menangis

Gilang datang dengan amarah yang memuncak, ia menarik kerah baju Hendra.

"OM TAU, DIA MENINGGAL GARA² OM, SEANDAINYA OM PEDULI SAMA DIA, DIA BAKAL SEMBUH, OM GATAU DIRI, AYAH MACAM APA YANG SEENAK JIDATNYA MUKULIN ANAKNYA SENDIRI"bentak Gilang

"Gilang, pukul saya, saya berhak dapet pukulan dari kamu, saya memang brengsek, saja jahat pada Cia"ucap Hendra

"Saya gada waktu untuk meladeni orang seperti anda, beberapa kali pukulan pun ga akan mengembalikam Gracia hidup, brengsek!!!"ucap Gilang

Gilang mendekati brankar Gracia memeluk erat tubuh kaku itu, ia menangis sembari memeluk tubuh kaku gadis itu.

"Cia, maafin aku, maafin aku yang selama ini egois buat kamu tetap disini, aku bakal berusaha ikhlas, pasti kamu disana udah ketemu bunda ya, bahagia selalu cantik, semoga kita bisa ketemu dikehidupan selanjutnya, see u cantik"ucap Gilang

Air mata turun dengan derasnya, lidahnya kelu, ia tak bisa berkata² lagi, tenggorokan seperti tercekat, dadanya begitu terasa sempit,menghirup udara pun rasanya sulit, bagaimana tidak? Ia kehilangan orang yang dicintainya.

"Cia, maafin ayah nak, selama ini ayah ga pernah perduli sama kamu, ayah udah salah sama kamu, ayah janji ayah akan selalu sayang sama kamu selamanya, bahagia selalu putri ayah, ayah akan merindukanmu"ucap Hendra

Hendra terduduk dilantai, ia merasakan sakit yang begitu dalam, sakit yang luar biasa yang baru ia rasakan, ia begitu tak sanggup harus ditinggalkan oleh satu²nya harta berharga yang ditinggalkan oleh mendiang istrinya.

"Arghhh, Cia, bangun!! aku sakit Cia, sakit. Bangun sayang, kamu udah janji sama aku kita hidup bersama dan bahagia sama² lagi, bangun!! aku mohon"ucap Gilang

•••

Gilang masih setia memeluk batu nisan Gracia seakan² tak mau melepaskannya.

"Gilang, pulanglah, kemungkinan orang tua kamu mencari kamu"ucap Hendra

"Ga, saya bakal tetap disini, anda ga berhak melarang saya, lebih baik anda yang pergi dari sini"ucap Gilang

Hendra berjalan kearah mobilnya, ia juga tak sanggup berlama-lama melihat makam anak dan mendiang istrinya, ia jelas tak sanggup menahan rasa sakitnya lagi.

"Dari jutaan rasa sakit, aku ga pernah ngerasain sakit yang benar² sesakit ini, apa kamu emang udah bener2 pergi? aku harap ini mimpi, kamu bangunin aku, ini pasti cuma mimpi"ucap Gilang masih menangis

"Permisi"ucap Winda-- dokter yang mengobati Gracia

"Ada apa dok?"ucap gilang mendongak

"Saya cuma mau ngasih surat yang dia titipkan" ucap Winda

Gilang menerima surat dari Winda, ia menatap kosong wanita didepannya.

"Kalo gitu, saya permisi dulu"ucap Winda

Gilang mengangguk, ia membuka surat itu dan membaca kata demi kata yang tertulis disurat itu.

"Baik, aku akan turutin mau kamu cantik, ini medalinya, aku bawa buat kamu, kita sama² lulus"ucap Gilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baik, aku akan turutin mau kamu cantik, ini medalinya, aku bawa buat kamu, kita sama² lulus"ucap Gilang

"Aku pernah minta sama tuhan buat kasih aku wanita yang baik, dan tuhan kabulin itu dengan mendatangkan kamu disamping aku, tapi sayang, itu ga bertahan lama, semuanya tuhan ambil lagi, aku bener² sayang sama kamu"ucap Gilang masing menangis

"Gimana? Udah ketemu sama bunda ya? Pasti cantiknya aku udah bahagia disana ya? Udah ga sakit lagi? Always happy sayang, apapun yang buat kamu bahagia, aku juga ikut bahagia, tapi kenapa? Kenapa harus dengan kematian"ucap Gilang

Suaranya serak, dadanya sesak, ini benar2 menyiksa batin Gilang, Gilang membaringkan kepalanya ketundukan tanah.

Hari semakin gelap, bahkan rintik gerimis sudah turun, Gilang masih setia memeluk erat batu nisan Gracia, seakan ia berharap bahwa ini cuma mimpi.

"Pulanglah, dengan Lo kaya gini ga bakal balikin semuanya"ucap seseorang membawa payung

Gilang mendongak, ia menatap Gavin dengan payung hitamnya, ia masih menatap kosong Gavin dihadapannya, seakan hanya raga Gilang yang disana, seakan jiwanya direbut paksa bersamaan dengan kepergian kekasihnya.

TBC

HOLLA BESTIE

BAU² MAU END KAN?


JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR, VOTE, COMENT, SHARE.

SEE U 🧡🧡

JUTAAN RASA SAKIT [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang