Chapter 4

1.1K 191 90
                                    

Minho pandang datar layar ponselnya yang tampilkan postingan twitter milik Changbin, lalu dia matikan, dan letak asal di sebelah kakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho pandang datar layar ponselnya yang tampilkan postingan twitter milik Changbin, lalu dia matikan, dan letak asal di sebelah kakinya.

Pandangan mata pemuda manis berambut hitam itu kosong ke depan. Dia rasa sudah cukup dia bersabar selama ini. Inginnya dia lampiaskan semua amarahnya dan protes pada Changbin, tapi tidak bisa.

"Ya terus kenapa? Lo mau putus?"

Karena pasti kalimat itu yang jadi balasannya. Dia tidak ingin dengar itu lagi. Perlahan kakinya ditarik hingga pahanya menyentuh dada. Tangannya ditumpu di atas lutut dan wajahnya disembunyikan pada lipatan tangannya.

"Hiks..."

Dalam gelapnya kamar kosan hanya tangis yang bisa jadi pelampiasan.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Minho jalan dengan kepala menunduk esok paginya di lorong fakultas. Dia tahu, sangat tahu malah, kalau postingan Changbin tadi malam akan jadi perbincangan hangat hari ini.

"Kayaknya mereka bakal balikan nggak sih?"

Dia terus langkahkan kakinya, tidak peduli dengan berbagai omongan yang didengar sepanjang jalan menuju jurusannya. Namun satu kalimat menghentikan langkahnya.

"Tapi susah, 'kan masih ada pelakor."

Jika saja orang itu bicara tanpa milirik dirinya mungkin dia akan berpikir mereka membicarakan orang lain, tapi tidak, orang itu jelas-jelas melempar tuduhan padanya.

Minho tarik napasnya dan siap-siap semprot orang itu dengan cacian. Namun rangkulan seseorang dibahunya menghentikan langkahnya.

"Percuma sekolah tinggi mulut masih kayak ember bocor ya nggak, Min?" Tanya Jisung dengan senyum lebar.

Minho terkekeh sarkas, "ban bocor nggak sih?"

"Nggaklah, knalpot rongsok kayaknya."

Lalu dia ditarik pergi oleh Jisung sambil menertawakan orang yang menyindirnya di lorong.

Minho gigit bibir bawahnya kuat-kuat, lalu tarik napas, dan dihembuskan kasar. Dia tersenyum paksa.

Jisung tidak berkomentar, itulah cara Minho menetralkan perasaannya agar tidak jatuh dalam tangis.

PATH OF SACRIFICE | MINBIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang