Menurut Minho, Hyunjin terlalu berani. Dia tidak tahu apa tujuan pemuda itu melakukan ini, tapi tetap dia terlalu berani, dan Minho mengaguminya. Karena pemuda itu, si pemilik rambut pirang yang gondrong dengan santai melempar ajakan padanya. Tepat di depan pacarnya. Changbin seolah tidak terlihat dan tidak ada.
"Besok atau mungkin lusa gue mau lihat pameran anak seni rupa di gedung pancasila. Lo mau ikut nggak?"
Minho bisa lihat Changbin menarik napas dengan mata terpejam. Dia jelas sedang kesal. Chris yang sejak tadi ikut memerhatikan juga ikut terhibur. Meski agak kesal lihat Hyunjin, tapi dia dukung tingkah anak itu. Ternyata lucu lihat Changbin cemburu. Pemuda bermarga Bang itu tersenyum semakin lebar.
"Lo ini- ck," Changbin tidak tahu harus bilang apa lagi. "Dia cowok gue loh. Bisa-bisanya lo ngajak pergi cowok orang di depan cowoknya sendiri."
Hyunjin pura-pura tidak tahu. "Loh, bukannya lo pacar Felix, ya?" Wajahnya polos sepolos kanvas dalam tasnya.
"Udah putus!" Jawab Changbin ketus.
"Tapi kemarin-kemarin gue liat kalian jalan berdua."
Minho menahan senyumnya. Diam-diam dia senggol sepatu Hyunjin dengan ujung sepatunya. Mengisyaratkan agar pemuda itu diam, tapi tentu tidak dituruti. Hyunjin biar terlihat kalem, tapi jiwa julidnya cukup tinggi.
"Jalan bareng bukan berarti pacaran ya, sat. Lo jangan buat gue emosi."
Changbin memang mudah emosi. Minho jelas tahu itu, jadi wajar dia semarah ini pada Hyunjin. Untungnya masih sadar kalau mereka di lingkungan kampus. Tapi tetap saja seram lihat tangan pemuda itu terkepal erat-erat.
"Lo juga kenapa diem aja sih? Seneng digodain kayak gitu, hah?"
Kali ini pemuda bermarga Seo itu justru marah pada Minho. Dia sama sekali tidak niat balas. Manik beningnya hanya menatap Changbin tanpa berkedip. Buat pemuda itu mendengus sebal.
Karena takut Changbin akan semakin marah, Minho akhirnya angkat bicara. "Hyunjin cuma ajak aku liat pameran bukan kencan. Dan nggak ngegoda juga."
"Sama aja."
Ketiga pemuda lainnya berpaling dari Minho. Dua diantaranya jelas menyembunyikan tawa, sementara satu lainnya menunjukkan kekesalan. Tersisalah Minho yang kebingungan tidak paham.
"Kan cuma liat pameran," gumam Minho masih dengan raut tidak paham diwajahnya. Bibir tipis merah muda itu sedikit naik cemberut. Ada yang salahkah dari ucapannya?
"Udahlah, mending lo balik bareng gue. Lama-lama di sini malah jadi santapan buaya."
Pergelangan tangan Minho digenggam dan dia ditarik menjauhi tempat itu. Hyunjin mendengus sambil memerhatikan kepergian keduanya. "Ngomongin diri sendiri apa gimana itu orang," gerutunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PATH OF SACRIFICE | MINBIN [✓]
FanfictionHubungan yang dipertahankan hanya dari satu pihak sudah pasti sulit bertahan, tapi Minho pikir tidak apa untuk mencoba. ... "wajar sih, gue kalo jadi cowok lo juga pasti berantem tiap hari. Dan kalo gue cowok lo, kayaknya udah putus dari hari pertam...