Daniel merebahkan badannya ke kasur, ia lelah sekali setelah seharian menemani Nadhira ke theme park. Saat melihat langit-langit kamarnya ia mengingat pembicaraan tadi bersama papahnya. Daniel segera memgambil ponsel di sakunya dan mulai mengetik percakapan.
Setelah chat dengan Nadhira, Daniel segera bangun dari tempat tidur dan mengambil handuk untuk segera mandi.
Setelah 15 menit, Daniel merasakan ia segar kembali. Di lihat ponsel chat terakhir yang ia kirimkan hanya di read saja oleh Nadhira.
"Dasar." Daniel segera menutup dan melemparkan ponselnya ke atas kasur, ia berjalan menuju meja belajarnya. "Saatnya kerja."
Punggungnya saat sudah tidak nyeri kembali, ia tidak perlu konsultasi kepada Dr. Andre. Daniel kembali bergulat dengan proyek besarnya sampai tengah malam, ia menyusun rancangan terakhir bangunan dan juga memperhatikan faktor karya yang ia buat dengan lingkungan hidup, kenyamanan serta keselamatan manusia.
"Huh, selesai juga. Waktunya tidur."
***
Tepat pukul 19.00 mobil Daniel sudah bertengger di depan rumah Nadhira dengan pakaian T- shirt putih dan ditimpal dengan blazer biru tua, ia juga memakai sepatu sneakers formal.
Sementara Nadhira yang sedang siap-siap dengan pakaian dress selutut berwana biru tua dengan sepatu wedges berwarna hitam, rambut sebahunya pun di biarkan terurai serta ia memoles wajahnya dengan makeup yang ia tonton di youtube menambah elegant-nya wanita yang sedang berkaca di cermin kamarnya.
Sura ketukan pintu terdengar dari luar dan kenop pintu pun bergerak membuka pintu kamar Nadhira. "Dhira, Daniel sudah menunggu. Cepat."
"Iya, Nek sebentar," sahut Nadhira, ia segera mengambil tas hita selempangnya dan berjalan keliar kamar berbarengan denga neneknya yang menuju ruang tamu.
Daniel yang sedang mengambil minuman teh manis panas, yang sudah disediakan oleh Rima. Saat ia sedang ingin meminum di depan sudah ada Nadhira berjalan menuju kearahnya sangat anggun sekali sampai Daniel langsung meminum teh sambil melihat Nadhira tanpa ditiup terlebih dahulu akhirnya bibirnya kepanasan.
"Aduh."
"Eh, lu gapapa?" Nadhira yang melihat Daniel mengiris segeraNadhira duduk di sampingnya.
"Gapapa-gapapa," ucap Daniel, yang sebenarnya ia masih merasakan panas di bibirnya. "Yaudah ayo." Nadhira mengangguk
"Nek, Dhira berangkat dulu," teriak Nadhira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Dating
RomanceBagaimana jadinya jika 2 manusia tidak saling mencintai, tetapi, mereka harus pacaran demi menghindari sebuah perjodohan. "Perjanjian hanya sampai gua ke Berlin, setelah itu kita selesai dan bisa lanjutin kehidupan kita masing-masing." Daniel mengul...