Sapa Calon Mertua

21 3 0
                                    

"Kenapa Dhira nggak cerita ya soal nggak mau dirayakan ulang tahunnya," gumam Daniel.

"Buat sekarang mending kita nggak usah kasih kejutan, dari pada bermasalah kan?" tawar Hanna.

Daniel mencoba untuk mengerti, ia tahu bahwa trauma yang Nadhira alami pasti lebih berat darinya. Daniel akan menerima itu dan berbicara kepada Nadhira.

"Yaudah ya, Niel. Udah malem juga, kalo gua besok aja paling kasih kado dan ucapan selamat." Hanna berdiri dan mulai mengambil tasnya, ia mengajak Gio untuk pulang bersamanya. "Lu yang bayar kan? Kan lu yang ngajakin ke sini."

Daniel mengela napas, memang Daniel yang mengajak Hanna dan Gio yang sebenarnya untuk membuat kejutan kepada Nadhira tetapi semuanya dibatalkan.

"Iya, gua yang bayarin."

"Oke, mantap. Duluan bro," ucap Gio sambil menepuk pundak Daniel.

Hanna dan Gio langsung pergi meninggalkan Daniel yang sedang berpikir gimana caranya agar, ia bisa menciptakan kebahagian di hari ulang tahun Nadhira agar pacad kesayangnnya bersedih dihari ulang tahunnya. 

***

Keesokan harinya, tepat hari ulang tahun Nadhira. Kebetulan bertepatan dengan hari minggu, takdir baik  untuk Daniel, ia bisa berlama-lama dengan Nadhira dan ia juga ingin menyembuhkan luka masa lalunya saat hari ulang tahunnya.

"Hari ini adalah hari yang special untuk Nadhira," seru Daniel saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Nggak ada yang special, Niel," ungkap Nadhira.

"Kamu mau kemana? Aku akan temenin," ucap Daniel.

"Kan kamu yang ngajak aku keluar, Niel. Harusnya aku yang nanya."

Benar juga, Daniel yang mengajak Nadhira keluar tetapi ia ingin mengajak ke tempat Nadhira suka. "Kamu beneran mau temenin aku kemana yang aku suka?"

Daniel mengangguk antusias." Kemanapun yang kamu mau, aku ikut."

"Biasanya kamu ngerjain Poyek mulu, lagi sepi proyeknya?"

"Hari ini hanya untuk Nadhira saja, nggak ada proyek-proyek," jawab Daniel.

Mata Nadhira menyipit. "Yakin? Biasanya ambis banget kalau masalah pendidikan atau pekerjaan."

"Emang aku se-ambis itu ya?" Nadhira mengangguk.

"Buktinya kamu masih mentingin pekerjaan pas aku bilang minta jemput, padahal itu aku lagi buru-buru banget, Niel," jelas Nadhira kesal.

"Maaf deh, ya mau gimana ya tujuan utama aku kan itu," ucap Daniel.

"Oke, fine."

"Udah sekarang bukan itu utamanya, kamu mau kemana? Aku temenin."

Daniel hari ini hanya ingin membuat Nadhira bahagia saja, tanpa harus memikirkan pekerjaan dan persiapan S2 nya di Berlin.

"Oke, nanti aku kasih tau tempatnya."

Mereka segera berangkat menuju tempat yang ingin Nadhira tuju. Nadhira langsung memasang google maps yang beda di ponsel Daniel. Daniel mulai menyalakan mesinnya dan berjalan mengikuti arahan google maps.

***

Setelah sampai, Daniel baru memperhatikan di sekelilingnya terdapat makamq-makam atau Nadhira mengajaknya ke makam Papa dan mama nya?

"Sudah sampai."

"Ini nggak salah kan, Ra?" tanya Daniel bingung, kirain Daniel, Nadhira mengajak ke suatu tempat yang indah. Tak di sangka-sangka Nadhira mengajaknya ke makam.

Fake DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang