"Kenapa Bang?"
"Nggak tahu, temuin dulu aja," sahut Bang Yogi, berjalan menuju mejanya.
Nadhira sudah tahu, pasti akan dibahas. Dengan rasa kesedihannya ia berjalan menuju ruang HRD.
Sampai di depan ruangan Nadhira merasa tegang, ia akan membuat kekecewaan pada profesornya. Tapi bagaimanapun Nadhira harus menanggung konsekuensi dari kejadian yang ia alami.
Nadhira menarik napas dan menghembuskannya, perlahan mengetuk pintu dan membukanya.
"Masuk, Ra," ucap pak Dion yang sedang melihat-lihat berkas yang berada diatas mejanya.
"Ada apa pak panggil saya?" tanya Nadhira.
"Duduk, Ra," ajak Pak Dion.
Nadhira menurut langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Dion membenarkan posisi duduknya ke arah Nadhira dengan kedua tangan di atas meja, telapk tangan menyatu membentuk segitiga serta perlahan menghela napas.
"Jadi Nadhira saya panggil kamu kesini untuk membicarakan kelangsungan kerja kamu di perusahaan ini," jelas Pak Dion.
Nadhira yang mendengarkan cukup khawatir, pasti Pak Dion akan membahas tentang kedisiplinannya.
"Nadhira, hari ini kamu telat lagi dan sudah SP 2 saya berikan. Untuk hari ini masih saya tolerin dan untuk kedepannya mohon dijaga kedisiplinannya. Dan saya akui selama kamu bekerja disini etika dan cara kerja kamu bagus jadi masih saya pertahankan," jelas Pa Dion. "Dan mungkin Liana akan masuk kembali setelah cuti. Kamu akan saya pindahkan ke bagian lain atau masa kerja kamu habis."
"Baik pak, mohon maaf atas ketidakdisiplinan saya," tutur Nadhira menunduk.
"Oke. Kamu bisa lanjutkan pekerjaanmu lagi," ucap Pak Dion.
"Baik, Pak." Nadhira langsung berdiri dari kurisnya dan berbalik menuju pintu keluar.
Pagi ini cukup membuat bad mood Nadhira, akhirnya sampai jam pulang kantor Nadhira hanya diam dan melakukan pekerjaan nya.
****
Selama di bus, perjalanan menuju rumah Nadhira terus berpikir, apa dia ajukan resign saja? Ia tidak ingin membuat kecewa dosen. Lagipula Nadhira sudah tidak bisa bekerja disana, sudah terlalu cape dan ujung-ujungnya akan membuat pekerjaannya menjadi berantakan.
Lagipula Ibu Liana sudah mulai masuk kembali, otomatis Nadhira akan di pindahkan tidak sesuai dengan keahliannya. Karena untuk digital marketing sudah tidak d tepat lagi untuk karyawan baru, apalagi status Nadhira sebgai karyawan pengganti.
Sesampainya di rumah, Nadhira segera melepakan sepatunya. Terlihat pintu rumah nya terbuka, terlihat mobil di samping halamannya. Siapa yang datang?
Nadhira segera melangkahkan kakinya memuju pintu masuk. Betapa terkejutnya ia melihat sepasang suami istri yang sedang duduk bersama neneknya.
Nadhira diam seribu bahasa, pikirannya kembali kemasa lalu saat ia tepuruk sedalam-dalamnya. Suami istri yang sedang berad di rumahnya adalah oranv tua dari laki-laki yang sudah membuat Nadhira jatuh cinta sekaligus membuat Nadhira terluka sedalam-dalamnya.
"Dhira duduk dulu, sayang," ajak Rima, menepuk-nepuk pelan kursi si sebelahnya. "Dengerin penjelasannya ya, katanya Nadhira mau tahu kejadiannya seperti apa. Duduk sini dulu ya, nenek mohon," mohon Rima, ia ingin Nadhira tidak salah paham.
Nadhira masih terpaku, ia sudahengepal keras kedua tangannya. Matanyapun sudah memerah dan menggenang air mata dengan wajah merah padam. Bagaimanapun ia ingin sekali mengetahui sejelas-jelasnya kejadian yang menimpa Ayahnya, akhirnya Nadhira menuruti kemauan Rima untuk duduk dan mendengarkan penjelasan dari Dani, Ayah Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Dating
RomanceBagaimana jadinya jika 2 manusia tidak saling mencintai, tetapi, mereka harus pacaran demi menghindari sebuah perjodohan. "Perjanjian hanya sampai gua ke Berlin, setelah itu kita selesai dan bisa lanjutin kehidupan kita masing-masing." Daniel mengul...