Rencana

23 6 0
                                    

"Mustahil Nadhira mau menerima Daniel kembali," ucap Daniel dengan wajah tertunduk, ia sudah pasrah jika Nadhira tak memafkannya kembali, walau hatinya perih hatinya takkan bisa terobati sampai kapanpun.

Karina tidak tega melihat anak semata wayang kesayangannya merasa sedih dan harapannya musnah. "Daniel... Jangan menyerah ya, Sayang. Mama yakin Nadhira pasti mau memaafkanmu kembali."

Karina memeluk kembali tubuh anaknya dengan erat serta memberikan kekuatan untuknya agar bisa bertahan dalam situasi seperti ini, Karina tifak ingin Daniel mengambil jalan yang salah dan akan menyesal di kemudian hari.

Ini memang tidak mudah buat kamu, Daniel. Tapi mama yakin kamu bisa melewati ini semua. Batin Karina

Daniel mengeratkan pelukan sang Ibu, ia merasa lega setelah cerita dengan wanita yang sangat ia cintai ini. Daniel harus berjuang kembali mendapatkan cintanya Nadhira walau sampai di sisa umur hidupnya.

***

Hari berlalu, Daniel setiap hari kerumah Nadhira hanya untuk memberikan makanan, sarapan, cemilan atau hanya melihatnya dari kejauhan. Nadhira masih tidak ingin bertemu dengan Daniel sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tetapi Daniel tetap saja ingin melihat Nadhira,mengamatinya, melindunginya walau dari jauh.

Nadhira pun kini sudah mulai bisa kembali bekerja setelah ia libur beberapa hari karena alasan sakit-nya. Sebenarnya itu hanya alasan untuk menyembuh luka di hatinya, ia tidak ingin jika karyawan di tempat kerjanya mengetahui keadaan Nadhira yang sedang hancur. Nadhira tipe orang yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya, jika ia merasa sedih dan senang akan berimbas kepada orang-orang di sekelilingnya.

"Ini dari Daniel, Dhira," ucap Rima seraya memberikan bingkisan kue cokelat.

Nadhira yang baru saja sampai rumah, setelah bekerja moodnya turun seketika. "Buat nenek aja, atau buang sekalian," ketus Nadhira.

Nadhira saat ini belum bisa memaafkan Daniel, jika ia memaafkan Daniel sama saja ia mengikolaskan ayahnya meninggal seperti itu.

Nadhira yang tak menghiraukan Rima, ia langsung beranjak ke kamar mandi untuk memebersihkan diri. Rima merasa sedih, kenapa Nadhira sekarang seperti ini, apa sudah terlalu perih untuk menerima apa yang sudah terjadi dan butuh waktu yang lebih lama kembali? Atau memang sudah tidak ada harapan kembali untuk hubungan mereka?

"Yaudah, Nenek keluar ya." Teriak Rima, saat Nadhira sudah masuk kedalam kamar mandi, tetapi tak ada hiaraun dari Nadhira.

***

"Lu yakin cara ini berhasil?" tanya Daniel ragu-ragu.

"Yakin, ya walaupun ide klasik tapi gua yakin kok ini berhasil," ucap Hanna dengan keyakinan penuh.

Malam ini, 2 hari sebelum Daniel pergi ke Berlin. Gio dan Hanna menyiapkan cara agar Daniel dan Nadhira bisa bertemu berdua secara langsung. Daniel berharap pertemuan ini bisa meluluhkan hati Nadhira agar ia bisa memaafkan dan menerima Daniel kembali.

Hanna berencana mempertemukan Daniel dan Nadhira di taman saat mereka bermain kembang api bersama. Disanalah tempat mereka pertama kali mengobrol panjang dan tertawa. Semoga dengan adanya memori itu Nadhira mau memaafkan Daniel.

"Gua jemput Nadhira, kalian langsung kesana ya," perintah Hanna, Daniel dan Gio mengangguk setuju.

Hanna langsung bergegas menjemput Nadhira di rumah memakai mobilnya. Hanna cukup kaya karena keluarganya mempunyai perusahaan di bidang kuliner dan cabang pun dimana-mana. Tetapi ia sosok yang mandiri dengan merintih usahanya sendiri.

Setelah Hanna menjemput Nadhira dengan alasan menemaninya mencari buku, Nadhirapun mau mengikuti Hanna.

"Sebenernya kita mau ke toko buku yamg mana? Toko buku yang biasanya bukan lewat sini deh," tanya Nadhira.

Fake DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang