Keluarga Nadhira

14 4 0
                                    

Daniel langsung memeluk Nadhira dengan erat, ia cinta sekali dengan wanita yang berada di sampingnya. "Aku janji akan segera menyelesaikannya dan langsung kembali. Aku mencintaimu, Ra." 

"Aku tahu." 

Daniel melepskan pelukannya. "Maaf, trauma aku pasti buat kamu kesulitan, Niel."

Daniel memgang pipi Nadhira dan menatapnya dengan lekat. "Nadhira, kamu tuh nggak ngerepotin. Aku jadi pengin ngelindungin dan buat kamu bahagia terus, Ra."

Nadhira menjadi merasa bersalah, ia tahu bahwa Daniel juga mengalami trauma yang cukup serius tetapi ia bisa menutupinya dengan rapi. "Kamu juga, Niel. Jangan ragu buat cerita sama aku ya."

Daniel mengangguk tersenyum, ia semakin tidak rela harus meninggalkan Nadhira. "Pokoknya selama aku di sana, email harus selalu aktif ya, Ra."

Nadhira mengangguk. "Iya Daniel."

Setelah larut malam Daniel dan Nadhira kembali ke rumah mereka. Karena besok Nadhira harus kembali bekerja dan Daniel juga menyipkan proyek baru dan persiapan studi S2 nya di Berlin.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 saatnya karyawan kantor pulang ke rumah masing-masing. Daniel seperti biasa jemput Nadhira.

"Dhira nunggu jemputan ya?" tanya Dilla saat ia sampai di gerbang kantor melihat Nadhira sedang berdiri disana.

"Iya, Ka Dilla juga?" Dilla mengangguk.

"Seperti biasa menunggu abang ojek online datang," sahut Dilla.

Tidak lama mobil hitam yang Nadhira tahu pasti itu Daniel. Kenapa pakai mobil? Tidak biasanya. Walaupun Daniel bukan kali ini jemput Nadhira di kantor pakai mobil tapi cewek itu tidak enak jika dilihat pegawai lain.

Mobil Daniel persis berhenti di depan Nadhira, dan membuka kaca mobilnya.

"Ayo, Ra."

Dilla yang melihatnya terpana,udah ganteng kayanya si kaya, sebelumnya bawa motor kini bawa mobil. Sepertinya ini mobil model terbaru tahun kemarin.

Daniel tidak lupa mengangguk tersenyum kepada Dilla, sebagai rasa sopannya.

"Ka, mau aku tungguin?" tanya Nadhira sebelum masuk ke mobil.

"Gausah, Ra. Dikit lagi juga sampe kok."

"Oke kak, aku duluan ya." Dilla mengangguk

Nadhira langsung berjalan ke sisi kiri mobil Daniel dan masuk ke dalam. Daniel menyalakan mesin mobilnya dan perlahan menjauh dari kantor Nadhira.

Dari sisi dalam kantor terlihat seseorang yang sedang jala keluar gerbang mengendarai motornya.

"Duluan, La," pamit Aidan saat sampai di depan gerbang kantor dengan wajah jutek kebetulan ia tidak memakai full helm jadi terlihat jelas ekspresinya.

"Eh, iya bang."

Aidan pun menjauh perlahan menjauh dari kantornya.

"Jangan-jangan dia liat Nadhira di jemput sama abng ganteng lagi, " tebak Dilla saat melihat ekspresi Aidan.

***

"Tumben pake mobil?" tanya disela-sela waktu perjalanannya.

"Lagi pengen aja, biar keliatan cool," jawab Daniel santai.

Cool apaan? Dikira sombong? Iya. Daniel-Daniel sikap semaunya sendiri tapa pikir efek panjang, masih saja di pelihara.

"Nanti ke rumah dulu mau kan, Ra?" tanya Daniel.

Fake DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang