Ulang Tahun Nadhira

24 2 0
                                    

"Aku... Suka kamu."

Nadhira yang sedang memegang bucket bunga dan menciumnya langsung terdiam saat mendengar pernyataan dari Daniel.

Seirang Daniel, anak kaya raya, pintar dan
Prestasi segudang suka sama Nadhira?

"Nggak salah dengar kan?" tanya Nadhira memastikan.

"Nggak kok, aku beneran suka kamu. Aku mau kamu jadi pacar sungguhan, bukan hanya sebagai pacar pura-pura," jelas Daniel, membuat Nadhira kaget sekaligus senang.

Tuggu? Sebentar? Tadi Daniel ngomong apa? Aku? Kamu? Sejak kapan? Sejak nyatain perasaannya? Duh, denger Daniel ngomong aku kamu kok agak aneh ya?

Tapi Nadhira senang, ia juga suka dengan Daniel, tmia tidak tahu persis menyukai kapan tetapi saat ini ia menyukai Daniel apa adanya.

"Gimana?"

"Gimana apanya?"

Sementara Hanna dan Gio yang mengumpet di samping hordeng yang berada di samping ruangan itu. Mereka gemas dengan Nadhira yang sedari tadi tidak.peka dengan ucapan Daniel.

Nadhira tidak tahu bahwa Hanna dan Gio juga ikut merencanakan hal ini.

"Pengen banget aku kesana," ucap Hanna gemas.

Gio yang melihat Hanna ingin keluar dari tempat persembunyiannya langsung ia tahan. "Jangan, nanti kita ketahuan."

"Lagian aku gemes banget sama si Dhira, tinggal bilang 'iya' susah banget," gerutu Hanna.

"Kita lihat dulu aja drama ini," seru Gio sambil cengengesan.

Mereka berdua kembali memperhatikan Daniel dan Nadhira. Yangs edang menegang karena perkataan Daniel yang membuatnya diam.

"Mau nggak jadi pacar beneran?"

Nadhira sempat berpikir lama, Daniel yang menunggu keputusannya merasa khawatir jika Nadhira menolaknya.

Kalau menerima Daniel apa akan jadi masalah? Atau ini awal kebahagiaan Nadhira. Ia harus pilih apa?

Nadhira mengangguk. "Iya, Niel."

Nadhira memilih menerima Daniel, ia akan mencoba untuk menjalin kisah yang lebih lama dengannya bukan hanya sebagai pasangan bohongan, tetapi sebagai pasangan sesungguhnya. Toh, jika Nadhira menerima Daniel selama ini untuk menjadi pacar pura-pura, baik-baik saja tidak ada masalah apapun yang terjadi.

Daniel tersenyum, ia bahagia bahwa Nadhira mau menerimanya. "Hai pacar."

Nadhira heran, Daniel hanya senyum-senyum sendiri. "Hai, boleh gua makan kan?"

"Boleh dong, makan-makan. Makan yang banyak ya pacar," seru Daniel.

Ia menepuk pelan tangannya, alunan music mulai terdengar menghiasi ruangan itu.

Gio dan Hanna senang akhirnya Nadhira mau menerima Daniel sebagai pacar sungguhannya. Mereka sebenarnya lapar juga, tapi kalau keluar pasti akan merusak suasana.

Akhirnya mereka mengendap-endap keluar dari ruangan itu tanpa di ketahui Daniel ataupun Nadhira, agar acara dinner romantis mereka tidak terhalang oleh Gio dan Hanna.

Setelah mereka keluar dari ruangan itu, rasa lega menyelimuti mereka.

"Ayo kita makan juga yuk," ajak Gio. "Aku yang bayar semuanya," tambahnya.

"Makanannya mahal-mahal loh, Ji. Yakin mau disini?" tanya Hanna ragu-ragu.

Hanna sebenarnya bisa si ia makan disini, tapi sayang uangnya karena Hanna saat ini sedang merintis usaha membuat brand cosmetic sendiri. Dan uangnya pun harus ia hemat-hemat.

Fake DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang