Bagian 14

860 95 6
                                    


"K-kau?"

Yahiko mundur. Keasadarannya perlahan kembali, dengan cemas menatap raut wajah shok Sakura. Kedua tangannya terangkat, mencoba menyentuh pipi Sakura, tapi secara refleks gadis itu menjauh.

"Maaf..."

"Bisa keluar? Aku ingin sendiri."

Lelaki itu mengerti, dia perlahan berbalik, melangkah keluar dari kamar Sakura. Walau kalau semisal ada Konan di rumah, sudah dipastikan keduanya akan terkena sidang dadakan.

....

Malam hari, Sakura turun setelah membersihkan diri. Di ruang makan sudah ada Nagato yang menunggu, sedangkan Konan tengah mengambil makanan dari dapur.

Dia mendekat, ikut mengatur meja makan. Dalam hati bertanya dimana sosok yang selalu dengan Nagato itu, tapi dengan wajah datar dia mencoba mengabaikannya.

"Apa Yahiko sangat sibuk? Makan itu penting, dia bisa mati." Konan datang dengan semangkok sup, meletakkannya di tengah meja.

"Kalau memang lapar kan dia juga datang. Duduklah hime, jangan banyak bergerak." Balas Nagato lembut.

Sakura mengangguk, walau meringis karena baru muncul untuk membantu. "Konan-Nee bisa istirahat nanti, biar aku saja yang memberesi ini."

"Tak apa, Ak—"

"Aku tidak menerima penolakan." Sakura memotong, tersenyum pada Konan.

"Baiklah.."

"itadakimasu..."

Sepuluh menit berlalu, Konan dengan berat hati berlalu ke kamar dengan Nagato. Sakura senang Konan mau menuruti, bagaimanapun dia sedang mengandung dan usia kandungannya masih muda, akan sangat berbahaya kalau Gadis surai ungu itu terlalu banyak bergerak.

Sakura memasukkan botol air dingin yang baru dia isi ulang ke dalam kulkas. Pandangannya langsung jatuh pada potongan daging katsu yang belum dimasak. Seharusnya itu jatah Yahiko, tapi pemuda itu tidak datang makan siang dan sepertinya malam ini juga begitu.

"Kenapa seolah aku yang salah..." Gumanan Sakura mengudara, menutup pintu kulkas lalu dia melanjutkan membereskan yang lain.

Selang beberapa menit, pekerjaan Sakura selesai. Ruang makan dan dapur sudah bersih dan kembali seperti semula. Dia mencuci tangan, lalu setelah itu melangkah menuju pintu. Lampu akan dia matikan, kemudian suara pintu utama dibuka menghentikan kegiatannya.

Siapa?

Anggota akatsuki?

Tapi siapa pula yang benari masuk tanpa mengetuk pintu? Yang ada akan dilempar oleh Konan.

Tap



"Belum tidur?"

Sakura berdiri kaku. Tiba-tiba merasa tubuhnya mati kutu begitu mengetahui siapa yang datang. Yahiko berdiri lima langkah dari tempatnya, dengan pakaian kusut dan rambut acak acakan. Penampilan Lelaki itu sangat berbeda dari tadi siang.

"Em, ini akan tidur."

Lalu dengan pelan Sakura kembali melangkah, tidak jadi mematikan lampu. Sampai ketika dia melewati Yahiko, bau menyengat sampai pada indra penciuamnnya. Lagi-lagi dia berhenti.

"Kau... mabuk?"

Tidak ada jawaban. Lelaki itu hanya diam. Tanpa menoleh melangkah memasuki dapur tanpa menjawab pertanyaan dari Sakura.

Gadis itu menelan ludahnya kasar. Tanpa sadar tubuhnya malah mengikuti langkah Yahiko. Melihat bagaimana Lelaki itu mengambil botol air di dapur lalu meminumnya tanpa menuangkan terlebih dahulu ke gelas. Cara minumnya rakus. Tapi dari situ Sakura tahu kalau Yahiko belum mabuk, dia mungkin hanya minum sake dengan jumlah banyak.

"Mau makan?" Sakura mendekat, berdiri dua langkah di belakang Lekaki itu. "Kau tidak datang tadi siang." Lanjutnya pelan.

"Tidak. Pergilalah, laku tidur. Tidak baik tidur terlalu larut."

"Tapi ini masih jam sembilan. Larut bagiku adalah saat tertidur tak tak lagi memikirkan apapun."

Sakura juga tidak tahu kenapa dia mengatakan itu. Dia melengkah lebih dekat, sedikit ragu tapi kemudian memutar tubuh Yahiko hingga mereka berhadapan.

"Aku salah, kan? Maaf..." Sakura bercuap tulus. "A-aku tidak tahu kenapa tadi siang kau begitu kasar, tapi pasti karena kesalahanku juga. Tapi karena aku benar-benar tidak tahu kesalahanku apa dan dimana, maka boleh aku menuntut penjelasan? Setidaknya biar aku tahu dan tidak akan melakukannya lagi." Mungkin ini adalah kalimat paling panjang yang pernah dia berikan pada Yahiko.

Sementara Lelaki itu hanya diam. Jujur saja, dia tidak marah pada Sakura, justru pada dirinya sendiri. Dia sadar dirinya cemburu melihat interaksi Sakura dengan Laki-laki lain selain dirinya, tapi dia juga sadar siapa dia dan bagaimana hubungan mereka. Semestinya dari awal dia tahu, Sakura bukan kekasihnya dan akan sangat tidak etis kalau dia bertindak sejauh itu. Yahiko merasa bodoh seketika.

"Kau tidak perlu minta maaf. Tadi kesalahanku."

"Tapi—"

"Sudahlah. Sekarang kau bisa tidur. Aku sudah makan tadi dengan Itachi. Tenang saja."

Mereka bertatapan sejenak. Kemudian Sakura memutuskan lebih dulu, dia pamit berlalu dari sana. Melangkah menaiki tangga, menuju kamarnya di lantai dua.

Aneh.

Kenapa dia mesti khawatir?

Mereka saja tidak punya hubungan spesial.

Memikirkan itu kantuknya malah semakin menjadi.

Dan sepertinya tidur memang jalan terbaik.


Tbc

VOTE  AND COMENT!!

I'm Yours | Sakura × Yahiko Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang