Bagian 40 [END]

837 52 9
                                    


Hujan turun dengan deras, membasahi hampir seluruh sudut Desa Konoha. Suasana begitu sunyi. Banyak aktivitas yang jadi terkendala dan tidak bisa berjalan seperti biasanya.

Seorang wanita dengan surai merah muda tampak jongkok, dengan payung yang melindungi seluruh badannya dari derasnya hujan, memandang lurus ke arah batu nisan dengan tulisan 'Uchiha Sasuke'.

Matanya memandang lurus. Namun, bagaimana dengan hatinya?

Sakura mulai kembali mengenang masa di mana sosok yang namanya tertulis di batu nisan itu masih ada di sisinya. Ketika mereka masih sering bercerita dan duduk bersama di atas patung wajah para Hokage, walau terkadang tidak ada obrolan kala itu.

Sakura terkekeh geli. Apa dia merindukan laki-laki itu sekarang?

Jawabannya adalah selalu.

Bohong kalau Sakura bisa dengan tenang menjalani hari-harinya selama ini.

Dunianya abu-abu.

Setiap kali matanya tertutup, bayangan akan wajah Sasuke selalu muncul di otakknya.

Pria itu ... selalu akan jadi sosok yang tidak bisa Ia lupakan.

Setidaknya, itu beberapa saat lalu.

Ketika ternyata, sosok mantan Ketua kriminal Akatsuki malah mengambil alih atensinya.

Laki-laki yang ternyata membuat duanianya kembali jungkir balik untuk kedua kalinya.

Ketika pada akhirnya Ia kembali bisa merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya lagi.

Laki-laki itu adalah Yahiko Pain.

Sakura ... sudahkah kau benar-benar jatuh pada Ketua Akatsuki itu?


"Sasuke-kun," Tangannya naik, mengelus batu nisan itu perlahan. "Kupikir, sudah saatnya Aku melepasmu untuk berbahagia di sana, Sasuke-kun."

"Aku tidak akan mengadu rasa sakit lagi padamu. Aku tidak akan bercerita hari-hariku yang suram lagi padamu. Aku tidak akan menangis lagi ketika datang padamu. Maaf, pasti selama ini aku selalu jadi gadis yang cengeng dan selalu mengeluh ya?"

Sakura tidak tahan, Ia pada akhirnya duduk di sebelah makam itu. Air matanya perlahan juga ikut turun, mengalir bersama derasnya hujan.

"Aku, aku ... besok menikah, Sasuke-kun."

"Yahiko melamarku di malam pesta pernikahan Obito-Nii. Aku tidak tahu, tapi aku senang. Apakah kau juga senang Sasuke-kun?"

"Katamu, begitu kau pergi Aku harus tetap bahagia. Aku harus tetap bisa tersenyum dan tertawa seperti yang kau suka. Apakah setelah ini aku bisa lagi Sasuke-kun? Kau pasti bahagia juga kan?"

"Ak-akuu, hikss, ak-ku t-tidak mengkhianatmu kan, Sasuke-kun, hiks..."

Tangisnya runtuh. Ia menunduk, menangis kencang, sampai payung yang semula Ia genggam itu lepas dan tubuhnya perlahan basah oleh air hujan.


"Apa aku boleh bicara padanya?"

Deg

Sakura mendongkak cepat, menatap kaget sosok yang tidak Ia sadari kedatangannya, kini jongkok dan menatap kearahnya lembut. Tangan sosok itu naik, mengelus pipinya lembut.

"Bisa aku izin untukmu padanya?"

"Ya-yahiko?"

"Aku ingin meminta izin padanya, bisakah Aku yang membahagiakanmu mulai sekarang?"

Sakura menatap manik rinnegan itu lama, hingga seperkian detik Ia menangis lagi sambil berhambur ke pelukan Yahiko. Perasaannya semakin tidak karuan.

"Aku tidak ingin kau tersiksa saat bersamaku, jadi ... bisakah Aku tahu apakah kita bisa melanjutkan ini?"

I'm Yours | Sakura × Yahiko Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang