Bagian 34

548 47 7
                                    

⚠️Adult content, tolong menjauh untuk yanh dibawah umur⚠️


Sakura tidak pernah memikirkan perasaannya setiap kali bersama Yahiko. Alurnya berjalan begitu saja. Maksudnya, Ia senang bersama laki-laki itu, perasaannya selalu damai dan tentram. Ibarat obat, Yahiko bisa Ia katakan adalah obat paling ampuh untuk menenangkannya saat ini.

Tidak ada dalam bayangannya, bagaimana hubungan mereka setelah perpisahan yang cukup ironis waktu itu. Ia pikir, Ia dan Yahiko akan benar-benar kembali seperti sedia kala sebelum keduanya bertemu.

Intinya Ia tidak menyangka kalau Yahiko juga merasakan sakit yang sama seperti yang Ia rasakan saat keduanya berpisah.

Sakura tahu, terkadang Ia masih tidak bisa membuang segala macam bentuk pikiran dan perasaannya untuk Sasuke. Bahkan saat bersama Yahiko pun, ada terbesit di pikirannya apakah kalau Laki-laki uchiha itu masih hidup, mereka bisa seperti saat Ia bersama Yahiko ini.

Sakura tahu Ia jahat, tapi Ia tidak bisa menapik perkataan Sai akhirnya. Kalau dulu, Ia sempat menjadikan Yahiko pelariannya. Tapi, apa sekarang juga demikian?

Bahkan ketika tangan Laki-laki itu bukan lagi hanya sekedar menekan pinggangnya, naik ke atas mengusap pinggangnya sensul.

Sejauh ini, tidak pernah sekalipun Sakura duduk di pangkuan seorang laki-laki, berciuman mesra, tidak kecuali dengan Yahiko seorang.

"Aku tahu aku bajingan. Tapi, bisakah aku mendapatkamu?" Yahiko menatap dalam.

Sakura membuka matanya, menatap manik rinnegan itu sayu. Jujur saja Sakura juga menginginkan lebih dari ini.

Ia tidak menjawab–lebih tepatnya memilih mengalungkan langannya pada leher laki-laki itu. Ia mendekat lagi, memagut bibir Yahiko lebih dulu. Ia rasa itu cukup sebagai jawaban.

Yahiko juga menangkap itu. Jadi, tanpa berlama-lama lagi Ia menggunakan rinnegannya bertelefortasi. Kemana? Tentu saja kamar laki-laki itu. Ia bisa dibunuh di tempat kalau membawa Sakura ke penginapan gadis itu.

Yahiko merebahkan tubuh Sakura di kasurnya, tanpa melepas ciuman mereka, Ia beralih menindih tubuh gadis itu. Menekan halus setiap lekuk tubuh Sakura yang Ia jamah.

Meraba setiap bagian yang Ia bisa.

"Nghh.." Sakura menggeram lirih. Menahan agar tidak sampai membuat desahan. Tidak sampai Yahiko yang memintanya.

Kegiatan itu berlangsung cukup lama sampai titik di mana keduanya sudah tidak lagi menggunakan apapun. Polos dengan keringat yang bercucuran.

Yahiko menggeram tertahan, tidak bisa tidak mengatakan kenikmatan yang Ia rasa. Saat bagian bawahnya begitu ketat diremas oleh otot kewanitaan Sakura.

"Mendesahlah.." Pinta Yahiko pelan. Tahu kalau Sakura mencoba menahan suaranya. Kemudian Ia mendengar desahan wanita itu, tidak kuat tapi cukup membuatnya semakin terbakar gairah.

Tubuh Sakura semakin terangkat, Ia akan datang sebentar lagi dan sepertinya Yahiko juga merasakan itu. Laki-laki itu mempercepat gerakannya hingga tubuh Sakura menegang, tanda wanita itu orgasme.

Tapi Yahiko belum. Walau begitu, Sakura tidak membiarkan Yahiko terlalu lama menanti. Ia mengangkat pinggangnya, semakin membuat Yahiko masuk lebih dalam.

"Aku..." Yahiko datang. Ia memeluk tubuh Sakura erat, membenamkan wajahnya pada perpotongan leher wanita itu.

Nafas keduanya masih tidak terkendali. Saling menangkan diri dalam pekukan itu.

Sakura menggeliat, membenarkan posisi mereka jadi berhadapa. Memeluk Yahiko dari samping. Laki-laki itu tidak berusara, memilih membalas pelukan wanitanya. Wanitanya, eh?

"Aku yakin setelah ini, baik Ino atau Tenten akan menyiramku dengan banyak pertanyaan." Kata Sakura buka suara.

"Kenapa?"

"Tadi aku hanya ijin sebentar membaca buku. Lalu kami ada janji ke toko oleh-oleh di dekat Rumah Sakit." Jawabnya tenang. Masih memejamkan matanya.

Yahiko membuka mata, menatap Sakura dari bawah. Ia sedikit bergeser hingga wajah mereka sejajar. Tangannya naik, mengelus lagi kedua pipi wanita itu lembut. Mungkin sekarang, itu akan menjadi kesukaannya saat bersama Sakura. Kulit pipi wanita itu lembut, Ia menyukainya.

"Kau bisa katakan sedang bersamaku."

"Dan membuat mereka semakin penasaran?" Sakura membuka mata, memandang manik rinnegan Yahiko dalam.

"Kenapa? Kau takut?"

Sakura menghela nafas pelan. Menggeleng kecil. Ia memilih menatap bibir Yahiko, mengingat seberapa hebat gumpalan daging itu membuatnya terbang kenikmatan tadi.

"Aku harap," Tangan Yahiko menuntun Sakura agar kembali menatap matanya. "Kau tidak menyesal, karena aku jelas tidak menyesal sama sekali." Katanya serius.

Tatapan mereka terkunci untuk sesaat. Hingga lagi-lagi Sakuralah yang memutuskan lebih dulu. Wanita itu bergerak maju, masuk dalam pelukan Yahiko. Membenamkan wajahnya pada dada bidang laki-laki itu.

Ia bingung. Ia takut. Ia juga cemas. Bagaimanapun, melakukan hubungan seks tanpa pernikahan cukup berbahaya. Bagaimana kalau Ia hamil? Apa laki-laki itu siap menikahinya?

"Jangan pikirkan apapun. Aku akan menikahimu setelah ini."

Tubuh Sakura menegang, membeku seketika. Tidak ia bayangkan kata-kata itu akan kuluar, setidaknya tidak secepat itu.

"Jadi, Sakura..."

Yahiko merendah, menempatkan bibirnya di atas telinga wanita itu.

"Maukah kau menikah denganku?"



Tbc.

A/N:

Apaa🙈 Author sudah ingatkan ya, untuk yang masih di bawah umur, ingat posisi aja🙏

And dengan segala proses panjang dan cerita yang panjang ini, Author juga mau bilang, kemungkinan kisah Yahiko-Sakura di cerita ini akan segera berakhir....

Tidak ada konflik berarti, jadi jangan katakan: loh gini ajaa??? Ya emang begini saja.

Jangan berharap konflik berat di cerita romansa yang Author sajikan, karena author gamau sedih-sedih di saat lagi kasmaran😅

Jadiiiii, sampai jumpa di beberapa chapter lagi🙏

I'm Yours | Sakura × Yahiko Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang